Belajar membuat esai Langkah pembuatan esai

Esai 271

D. Menulis

Tujuan Pembelajaran: Anda diharapkan dapat mengetahui prinsip-prinsip penulisan kritik dan esai.

1. Belajar membuat esai

Anda mengenal HB. Jassin? Beliaulah yang mempopulerkan istilah esai melalui Kesusastraan Indonesia dalam Kritik dan Esai yang terbit berjilid-jilid. Sekalipun begitu, menurut Agus R. Sarjono dalam Ismail ed. 2004 konsep esai “tidak cenderung menjadi jelas.” Esai bukan karya sastra, bukan karya ilmiah. Pada karya sastra objek diabaikan, pada karya ilmiah subjek diabaikan, tetapi pada esai subjek dan objek harus ditampilkan dan tidak boleh diabaikan. “Karya ilmiah ditulis berdasar kaidah ilmiah, karya sastra ditulis berdasar kaidah penulisan sastra, sementara esai ditulis tanpa kaidah apa-apa,” demikian keterangan yang ditambahkannya. Esai tidak hanya membahas masalah sastra. Politik, hukum, ekonomi, olahraga, dan lain-lain bidang pun dapat dijadikan objek penulisan esai.

2. Langkah pembuatan esai

a. Menentukan materi esai dari segi daya tarik, selera masyarakat, dan tujuan. b. Menentukan topik dengan pertimbangan 1 bermanfaat atau tidak, 2 layak atau tidak, 3 menarik atau tidak, 4 dikuasai penulis atau tidak 4 bahannya memadai atau tidak, 5 masalahnya mungkin dibahas atau tidak, dan 6 sudah diketahui dan dikembangkan. c. Membatasi topik. d. Mencari bahan tulisan. e. Menyusun kerangka esai f. Mengembangkan kerangka menjadi esai. g. Melakukan revisi dan penyempurnaan. 1. Carilah guntingan esai dari koran Kemudian, jelaskan siapa penulisnya, apa dan bagaimana isi objek tulisannya, serta bagaimana pendapat penulis esai mengenai objek yang dibahasnya 2. Susunlah sebuah esai singkat dengan topik yang menarik perhatian Anda. Sastra puisi, prosa, drama, seni tertentu seni rupa, seni lukis, atau seni lain, politik, ekonomi, sosial, budaya, atau topik lain boleh Anda angkat. Uji Kompetensi 22.4 Di unduh dari : Bukupaket.com Kompeten Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMAMA Kelas XII Bahasa 272 Rangkuman Tujuan Pembelajaran: Anda diharapkan dapat mementaskan drama karya sendiri dengan tema tertentu pendidikan lingkungan dan sebagainya Mementaskan drama karya sendiri Untuk mementaskan drama ada beberapa syarat utama yang harus dipenuhi. Anda masih ingat? 1. Bentuklah tiga empat grup drama teater di kelas Anda masing-masing Berilah nama yang bagus grup drama Anda 2. Tugas setiap grup adalah mementaskan naskah dengan prosedur sebagai berikut a. Tentukan salah seorang dari anggota grup Anda menjadi sutradara b. Pilihlah salah satu dari sekian naskah drama yang telah Anda susun pada pelajaran yang lalu, tentu ada satu yang menurut pertimbangan Anda pantas dipentaskan menjadi lakon yang menarik c. Tentukan pelaku dan kru pementasan d. Lakukan latihan untuk mementaskannya e. Jika latihan dirasa cukup, pentaskanlah drama tersebut di depan kelas Aturlah agar ruang yang berada di depan kelas Anda sebagai panggung lengkap dengan dekorasi yang diperlukan. Anda yang tidak menjadi anggota grup bertugas mengamati pementasannya, mencatat kelebihannya, kekurangannya, menyiapkan saran-saran, dan menyiapkan bahan-bahan diskusi bagi pementasan berikutnya. 3. Bicarakan pementasan tersebut dalam diskusi kelas 1. Sebuah peristiwa betapa pun kecilnya, kadang meninggalkan kesan kuat dalam diri penyair. Ini karena faktor penghayatan. Kepekaan jiwa penyair bisa jadi tergugah oleh peristiwa sepele yang luput dari perhatian kebanyakan orang. 2. Memberikan komentar berarti menyampaikan sikap setuju atau tidak setuju. Jika setuju, ia boleh memperkuat apa yang disetujui dengan menyampaikan bukti atau keterangan baru. Apabila tidak setuju, ia bisa menyatakan ketidaksetujuannya dengan arif agar tidak menyinggung perasaan. Ada Apa dalam Sastra Kita? Uji Kompetensi 22.5 Di unduh dari : Bukupaket.com Esai 273 3. Tontonan drama selalu mempertunjukkan lakon dalam bentuk dialog. 4. Esai lahir karena penulisnya ingin ”ngobrol”. Dalam obrolan penulis bertukar cerita, berbagi lelucon, atau anekdot. Jadinya, esai bukan karya sastra, bukan karya ilmiah, juga bukan kritik. 5. Untuk mementaskan drama harus ada naskah, pemain, sutradara, tempat untuk mementaskan, dan ada penonton. 1. Apa yang diungkapkan penyair W. H. Auden yang diterjemahkan oleh Chairil Anwar berikut? Misalkan, kota ini punya penduduk sepuluh juta Ada yang tinggal dalam gedung, ada yang tinggal dalam gua Tapi tidak ada tempat buat kita, sayangku, tapi tidak ada tempat buat kita Pernah kita punya negri, dan terkenang rayu Lihat dalam peta, akan ketemu di situ Sekarang kita tidak bisa ke situ, sayangku, sekarang kita tidak bisa ke situ Dari HB Jassin, Chairil Anwar Pelopor Angkatan 45 2. Bagaimana komentar Anda mengenai tokoh dan wataknya dalam penggalan berikut? Waseng : Nah ... jangan pura-pura bingung, setelah susah payah meronda setiap malam dan bajingan itu sekarang berada di depan kita mengapa kita tidak segera bertindak. Sekarang saatnya untuk bertindak langsung pada orangnya. Tukang Becak : Ya, tapi siapa wakil kita. Jangan-jangan kita dianggap main hakim sendiri. Tembie : Semua Karena kita tahu perbuatannya, kita semua saksi. Kepada Juragan Bungkik. Hee, kau Jadi selama ini kamu menjadi kutu busuk, ya. Pura-pura ikut ronda ternyata menidurkan peronda untuk beraksi sendiri. Juragan Bungkik : Tapi aku tak pernah merampok di desa ini? Tembie : Di desa ini atau bukan yang jelas kamu perampok. Juragan Bungkik : Aku merampok bukan memuja pencurian dan kekerasan. Dari “Ronggeng-ronggeng” dalam Taufiq Ismail ed., Horison Sastra Indonesia 4 Kitab Nukilan Drama 3. Jelaskan tema dan plot dalam penggalan drama berikut Francoise : Ya, anakku, ibu hanya hidup untuk kalian. Ibu tidak punya kepentingan lain. Kemewahan, pakaian-pakaian indah, pertemuan, teater tidak ada artinya buatku, buatku hanya kalian. Apa kau kira ada kepentingan ibu untuk yang lain? E v a l u a s i Di unduh dari : Bukupaket.com Kompeten Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMAMA Kelas XII Bahasa 274 Refleksi Benoit : kepada Maurice Maurice, kau dengar apa yang barusan dikatakan ibu? Francoise : Biarkan dia begitu, anakku. Kau kira ibu masih mengharapkan terima kasih darinya untuk segalanya itu? Tidak, aku tidak mengharapkan apa-apa darinya. Ibu menyadari bahwa dia masih beranggapan bahwa ibu belum berbuat sebagaimana mestinya seorang ibu. Benoit : kepada Maurice Anak yang tak tahu diuntung. Dari “Dua Orang Algojo” dalam Dari Budaja Djaja No. 32 Th. IV. Januari 1971 4. Masalah apa yang dibahas dalam esai berikut? Agaknya nasiblah bagi bangsa Indonesia menjadi bangsa beringas, suka mengamuk dan suka mengeroyok. Dalam sejarah politik, Belanda menamakannya amouk partij. Misalnya, tahun 1918 dimulai dari Solo lalu meruyak ke seluruh Jawa terjadi pengamukan pribumi atas Cina. Peristiwa semacam terus berulang sampai tahun-tahun kemarin. Dalam ukuran yang lebih kecil ialah pengamukan penduduk asli terhadap perantau. Atau golongan profesi terhadap golongan profesi lainnya. Di Sumatra, pengamukan dan pengeroyokan juga terjadi dalam sejarah. Pada tahun 1946, saat-saat permulaan revolusi, orang bersenjata mengeroyok kaum bangsawan Sumatra Timur. Puluhan keluarga terbunuh. Termasuk “raja penyair” Amir Hamzah. Peristiwa pengamukan itu tercatat dengan rasa bangga dalam buku sejarah sebagai “revolusi sosial”. 5. Unsur mana sajakah yang harus disiapkan untuk menyelenggarakan pentas drama? Tanyakan kepada guru Anda masing-masing, berapa skor yang Anda peroleh dari jawaban Anda atas soal evaluasi di atas Cocokkan dengan tabel berikut untuk mengetahui tingkat keberhasilan Anda dalam mempelajari materi pada pelajaran ini. Tabel Penguasaan Materi Skor Tingkat Penguasaan Materi 85 – 100 Baik sekali 70 – 84 Baik 60 – 69 Cukup 60 Kurang Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai skor 70 ke atas, Anda tergolong siswa yang berhasil. Akan tetapi, kalau skor yang Anda peroleh di bawah 70, Anda harus mengulangi pelajaran ini, terutama bagian materi yang belum Anda kuasai. Di unduh dari : Bukupaket.com Pelajaran 23 Warna Lokal dalam Drama Apakah kemarin atau malam tadi Anda nonton TV? Apakah film, ketoprak, wayang, lawak, atau sinetron yang Anda tonton? Nah, seadanya nonton, berarti Anda telah menikmati lakon sebuah ‘drama.” Walapun zaman sekarang dinilai sebagai zaman modern, tidak berarti cerita klasik ditingglkan begitu saja. Cerita silat dari film Cina, umumnya bertumpu pada cerita klasik. Wayang dan ketoprak pun bersumber dari cerita klasik. Bahkan, sebagian film Barat juga bersumber dari cerita klasik. Tidak terkecuali sebagian dari drama kita. Banyak drama modern yang diwarnai adat budaya setempat, atau diangkat dari kisah lama. Tidak berarti seluruh pelajaran ini hanya membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan drama tradisional atau terjemahan, tetapi juga masih belajar menyusun esai. Kemampuan Bersastra Sumber: Indonesia Indah Sari Teater Tradisional Indonesia Di unduh dari : Bukupaket.com Kompeten Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMAMA Kelas XII Bahasa 276

A. Mendengarkan