Pola contoh Pola klasifikasi Pola sebab-akibat Pola perbandingan dan pertentangan

Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMAMA Kelas XII Program Bahasa 26

C. Membaca B. Berbicara

Tujuan Pembelajaran: Anda diharapkan dapat mendeskripsikan hal-hal yang menarik dan mengagumkan yang terdapat dalam buku biografi. Berbicara tentang biografi Riwayat hidup seorang tokoh bisa disebut biografi. Ada biografi yang ditulis sendiri oleh yang bersangkutan. Namanya autobiografi. Biografi yang ditulis oleh orang lain cukup disebut biografi. Baik ditulis sendiri maupun ditulis orang lain, biografi biasanya menceritakan nama yang bersangkutan, tempat dan tanggal lahirnya, pendidikannya, kariernya, karya-karyanya, jabatan yang pernah didudukinya, pengalaman-pengalamannya, keinginan atau cita-citanya, keluarganya, orang tua serta sanak saudaranya, sepak terjangnya dalam dunia sosial, politik, budaya, ekonomi, atau dalam bidang kehidupan yang digelutinya selama hidup. Biografi umumnya mengisahkan kebaikan-kebaikannya, jasa-jasanya, keberhasilannya, kelebihannya, keteladanannya, dan lain-lain. Hal-hal yang buruk, negatif, atau menyudutkan yang bersangkutan biasanya tidak dituliskan. Setiap orang pasti memiliki kelebihan dan kelemahan. Begitu pula Bung Karno panggilan akrab Presiden Soekarno dan Pak Harto panggilan akrab Presiden Soeharto. 1. Jelaskan pula secara rinci apa yang menarik atau yang tidak menarik dari kedua tokoh tersebut 2. Jelaskan secara rinci kelebihan dan kelemahan masing-masing Tujuan Pembelajaran: Anda diharapkan dapat mengidentifikasi pola pengembangan paragraf dengan kegiatan membaca intensif. Mengidentifikasi pola pengembangan paragraf Berdasarkan isinya, paragraf dapat dikembangkan dengan 1 pola contoh, 2 definisi, 3 analogi, 4 klasifikasi, 5 sebab-akibat, dan 6 pola perbandingan-pertentangan.

1. Pola contoh

Sebuah objek adakalanya diperjelas dengan contoh-contoh konkret, baik dengan penanda contoh maupun tidak, misalnya Uji Kompetensi 3.2 Di unduh dari : Bukupaket.com Demo, Demokrasi, Demokratisasi 27 Patut dicatat dan dibanggakan bahwa pemilu pertama, Pemilu 1955, diselenggarakan dengan aman, lancar, jujur, dan adil serta demoktratis. Tingkat kesadaran berkompetisi cukup sehat. Misalnya, meski yang menjadi calon anggota DPR adalah pejabat negara, perdana menteri, atau menteri yang masih berkuasa, mereka tidak menggunakan fasilitas negara dan otoritasnya untuk menggiring bawahannya untuk menjadi pemilih yang menguntungkan partainya.

2. Pola definisi

Definisi selalu terdiri atas dua bagian. Bagian pertama yang didefinikasikan atau yang dibatasi difeniendum dan bagian kedua yang mendefinisikan atau bagian yang memberi batasan definiens. Menurut sifat dan strukturnya, definisi dibedakan menjadi 1 definisi nominal; 2 definisi logis atau definisi formal, dan 3 definisi luas Keraf, 1982. a. Definisi nominal umumnya digunakan dalam kamus. Dalam definisi nominal, suatu kata dibatasi dengan menunjukkan sinonimnya, padanannya, terjemahannya, atau asal usulnya, misalnya 1 Etika adalah sopan santun dalam pergaulan. 2 Cocos nucifera linn populer dengan nama kelapa 3 Folklor berasal dari kata folk dan lore. Folk berarti sekelompok orang memiliki ciri fisik, sosial, dan budaya yang membedakannya dengan kelompok lain. Kata lore berarti sebagian budaya yang diwariskan turun temurun secara lisan atau melalui contoh. b. Definisi formal merupakan pernyataan yang definiendum dan definiensnya sama bobotnya, sama nilainya. Pada definiensnya terdapat atasan hipernim dan pembeda dengan bawahan lain. Kedua ruas pada definisi formal seperti di atas pada dasarnya dapat dipertukarkan tempatnya tanpa menimbulkan perubahan pengertian, misalnya Manusia adalah makhluk hidup yang berakal berbudi. hipernim manusia pembeda dengan makhluk hidup lain definiendum definiens

c. Definisi luas disusun secara fleksibel dan informal. Pola ini umumnya digunakan untuk

menjelaskan konsep rumit yang tidak bisa dijelaskan dengan sebuah kalimat. Oleh karena itu, panjang pendeknya definisi luas beragam, bisa satu paragraf, satu bab, bahkan mungkin satu karangan utuh, misalnya Flamboyan termasuk keluarga polong-polongan. Bunganya seperti kupu-kupu, berwarna merah menyala, jingga, atau putih. Pohonnya tinggi, bercabang banyak dan lebar. Ranting-rantingnya penuh daun berkarang yang rimbun. Pada musim berbunga, semua daunnya rontok, yang tinggal hanyalah bunga yang indah. Umumnya flamboyan ditanam di tepi jalan sebagai peneduh dan penghias lingkungan. d. Di samping ketiga definisi di atas, terdapat 1 definisi operasional, 2 definisi sinonim antonim, 3 definisi negatif, 4 definisi etimologis, 5 definisi terjemahan, dan lain- lain. Di unduh dari : Bukupaket.com Piawai Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMAMA Kelas XII Program Bahasa 28 3. Pola analogi Pola analogi umumnya digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang belum dikenal dengan membandingkannya dengan sesuatu yang sudah dikenal, misalnya Hidup manusia bagai mengarungi lautan. Kapal tidak dapat berlayar lancar kalau ada topan, badai, dan batu karang. Dalam kehidupan demikian juga. Onak dalam duri bisa jadi kendala. Kepiawaian jurumudi sangat diperlukan jika ingin sampai di tepian. Begitu pula dengan kehidupan.

4. Pola klasifikasi

Dalam mengembangkan gagasan, kadangkala penulis mengelompokkan hal-hal yang memiliki persamaan. Pengelompokan ini biasanya dirinci lebih lanjut ke dalam kelompok yang lebih kecil, misalnya Indonesia mempunyai banyak sumber energi. Ada sumber energi yang dapat habis dan ada yang tidak akan habis. Termasuk sumber energi yang dapat habis adalah minyak bumi, batu bara, dan uranium. Adapun sumber energi yang tidak akan habis adalah panas bumi, tenaga surya, tenaga angin, dan tenaga biomassa yang pada saat ini sedang dieksploitasi. Sumber energi yang tidak akan ada habis-habisnya ini sering disebut sumber energi alternatif.

5. Pola sebab-akibat

Ada pendapat bahwa sesuatu ada karena ada sebabnya. Hubungan isi kalimat satu dan kalimat lain dalam sebuah paragraf pun adakalanya menunjukkan pola sebab-akibat. Sebab dapat dijadikan gagasan utama dan akibat-akibatnya dijadikan gagasan penjelas. Akan tetapi, dapat pula kebalikannya, misalnya Kata petrolleum diturunkan dari kata petra yang berarti batu karang dan oleum yang berarti minyak. Oleh karena itu, petroleum berarti minyak dari batu-batuan.

6. Pola perbandingan dan pertentangan

Dengan perbandingan, penulis menjelaskan dua tiga objek dengan cara menunjukkan persamaan dan perbedaannya. Perbandingan dan pertentangan dapat dilakukan dengan pola utuh A + B, dapat pula dengan pola bergantian AB + AB. Dengan pola utuh objek pertama dideskripsikan secara tuntas. Selanjutnya disajikan deskripsi objek kedua, juga secara tuntas. Dengan pola bergantian, objek pertama dan kedua dideskripsikan secara bergantian, baik dengan penanda perbandingan seperti, ibarat, bagaikan, laksana maupun tidak. Contoh: Perbandingan dan pertentangan dengan pola utuh A+B. Dewasa ini banyak jenis alat yang digunakan manusia. Di antaranya bernama pompa. Ada pompa tangan, pompa listrik, dan kincir angin. Sesuai dengan namanya, pompa tangan digerakkan secara manual oleh tangan manusia. Berbeda halnya dengan pompa listrik. Pompa ini menggunakan tenaga listrik, baik dari jaringan listrik PLN maupun dari listrik tenaga diesel, sebagai tenaga penggeraknya. Tanpa listrik, pompa ini tidak dapat berfungsi. Kincir angin lain lagi. Kincir angin digerakkan oleh tenaga angin. Sumber tenaga dan bentuknya berbeda, namun gunanya sama: memindahkan air dari tempat yang rendah ke tempat yang lebih tinggi. Di unduh dari : Bukupaket.com Demo, Demokrasi, Demokratisasi 29

D. Menulis

Contoh: Perbandingan dan pertentangan dengan pola bergantian AB + AB. Walaupun sama-sama puisi lama yang terjadi atas empat larik setiap bait, pantun berbeda dengan syair. Pantun merupakan bentuk puisi asli Indonesia, syair dari sastra Arab. Pada pantun terdapat sampiran, pada syair tidak. Isi pantun terletak pada kedua larik terakhir, isi syair pada keempat lariknya. Perbedaan lain terdapat pada pola persajakannya. Sajak akhir pantun berpola a b a b, sedangkan syair a a a a. Bacalah secara intensif paragraf-paragraf berikut, kemudian tentukan pola pengembangannya berikut ditinjau dari isinya 1. Mahasiswa adalah pelajar di perguruan tinggi. 2. Sebagian penduduk Sidoarjo mengalami penderitaan yang tidak kunjung sudah. Bagaimana tidak, sudah lebih dari satu tahun sejak Mei 2006 rumah dan tanah mereka terendam lumpur panas. 3. Pola migrasi di negara yang sudah berkembang biasanya rumit sekaligus merefleksikan keseimbangan sumber daya manusia dari suatu wilayah ke wilayah lain. Sebaliknya, di negara yang sedang berkembang, migrasi menunjukkan suatu polarisasi arus migrasi ke wilayah tertentu saja. 4. Pada Pemilu 1955 pejabat negara, termasuk perdana menteri yang berasal dari partai, bisa ikut menjadi calon partai secara formal. Tetapi, pada Pemilu 1971 para pejabat negara termasuk pegawai negeri diwajibkan menyalurkan aspirasinya pada Golkar, salah satu kontestan dalam pemilu. 5. Kepemimpinan bapak dalam rumah tangga bak nakhoda mengemudikan kapal. Bapak menjadi kepala keluarga yang bertanggung jawab terhadap istri dan keluarganya. Sama seperti nakhoda yang mampu memimpin dan melaksanakan tanggung jawabnya. Bila kepemimpinan kepala keluarga baik, akan baiklah keluarganya, sama halnya dengan kapal yang dikemudikan nakhoda. Tujuan Pembelajaran: Anda diharapkan dapat menyusun laporan seminar. Menyusun laporan seminar Seminar merupakan salah satu bentuk diskusi kelompok. Di perguruan tinggi seminar diartikan sebagai pertemuan berkala yang dilakukan oleh mahasiswa yang sedang melakukan penelitian dalam rangka memberikan laporan atau mendiskusikan hasil penelitiannya. Semi- nar biasanya dibimbing oleh pengajar yang memiliki keahlian dalam bidang yang diseminarkan. Dalam seminar terjadi tukar pikiran di antara peserta mengenai materi yang diseminarkan. Uji Kompetensi 3.3 Di unduh dari : Bukupaket.com