Faktor-faktor Pembentuk Nilai Hidup Klarifikasi Nilai

Nilai tertinggi yang harus dicapai adalah kesatuan. Kesatuan berarti adanya keselarasan semua unsur kehidupan, antara kehendak manusia dengan perintah Tuhan, antara ucapan dan tindakan, atau antara itiqad dengan perbuatan. Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa enam orientasi nilai yang menjadi rujukan manusia dalam kehidupannya terdiri dari nilai yang menentukan identitas sesuatu, berupa utilitas atau kegunaan, mencerminkan keberagaman, kasih sayang antar manusia, kekuasaan, dan bersumber dari kebenaran tertinggi yang datangnya dari Tuhan.

3. Faktor-faktor Pembentuk Nilai Hidup

Surakhmad 1980 mengemukakan ada 5 faktor pembentuk nilai hidup, yaitu kemantapan dan keterpolaan perubahan, karakteristik individu, lingkungan sosial, pengaruh pembina, dan emosi. Dari kelima faktor yang telah dikemukakan oleh Surakhmad, peneliti mengambil 2 faktor yang relevan, yaitu: a. Karakteristik Individu Sifat-sifat pribadi sangat besar pengaruhnya di dalam menentukan tingkat kepekaan seseorang terhadap pendekatan- pendekatan interaksi tertentu. Mereka yang memiliki kemampuan bernalar yang tinggi akan lebih menghargai pendekatan yang tidak hanya mementingkan bentuk-bentuk sikap atau tingkah laku tertentu tetapi juga yang mengutamakan alasan-alasan ilmiah atau motivasi-motivasi objektif yang menjadi dasar dari sikap dan tingkah laku tersebut. b. Lingkungan Sosial Suatu lingkungan yang memperlihatkan bahwa nilai-nilai hidup tertentu banyak diterapkan masyarakat akan mempunyai pengaruh membentuk yang jauh lebih kuat. Sangat penting menciptakan iklim lingkungan yang serasi dengan nilai-nilai hidup yang sedang diperjuangkan, karena tanpa dukungan lingkungan yang kondusif terhadap terjadinya tingkah laku tertentu, maka pendekatan yang dilakukan hanya akan mempunyai pengaruh yang terbatas. Lingkungan yang lebih banyak bersifat mengajak, mengundang, atau memberi kesempatan akan lebih efektif daripada lingkungan yang ditandai dengan larangan dan peraturan yang serba membatasi. Dapat disimpulkan bahwa faktor pembentuk nilai hidup berasal dari karakteristik individu yang memaknai setiap tingkah lakunya dan lingkungan sosial yang memengaruhi individu.

4. Klarifikasi Nilai

Nilai yang sesungguhnya mengandung tujuh aspek yang dikelompokkan ke dalam tiga kategori Sinurat dalam Agnes, 1999. Ketujuh aspek ini merupakan proses pembentukan nilai. Jika ketujuh aspek ini belum terpenuhi, maka hal tersebut masih berupa indikator nilai. Indikator nilai dapat berkembang menjadi nilai sesungguhnya bila sudah memenuhi ketujuh aspek nilai. Dapat terjadi indikator nilai sudah memenuhi lima atau enam aspek, namun belum dilakukan berulang dan belum menjadi pola hidupnya. Banyak orang merasa telah memiliki nilai yang sesungguhnya, padahal yang dimiliki baru indikator nilai. Ketujuh aspek nilai yaitu: a. Memilih kognitif, mencakup aspek: 1 Memilih dengan bebas choosing freely Tidak ada suatu tekanan atau paksaan dari pihak lain. Nilai yang dipilih secara bebas akan diinternalisasikan, dihargai, dan menjadi pedoman hidup. Dalam kenyataan hidup sehari-hari, lingkungan dapat memaksakan suatu nilai yang sesungguhnya tidak disukai orang lain. 2 Memilih dari berbagai alternatif choosing from alternatives Harus ada pilihan alternatif ketika ingin memilih nilai secara bebas. Jika tidak ada alternatif maka tidak ada pilihan bebas. 3 Memilih setelah mempertimbangkan konsekuensi masing- masing choosing after thoughtful consideration of each alternatives Memilih berarti menentukan nilai sesudah mempertimbangkan konsekuensi dari semua alternatif yang ada. Dengan mengetahui akibat-akibat dari berbagai alternatif yang ada dapat dibuat pilihan yang tepat. Jika seseorang tidak mengetahui akibat dari suatu alternatif, maka ia tidak bebas menerima akibatnya. Seseorang bisa saja memilih nilai secara bebas namun ia tidak memiliki pengetahuan akan akibatnya. Bila kemudian hari ia menyadari akibat dari pilihannya, maka ia harus mempertimbangkan kembali pilihannya. b. Menghargai afektif, mencakup aspek: 4 Menghargai dan merasa senang dengan pilihannya prizing, cherishing, being happy with the choice Nilai adalah suatu yang dipandang positif, dihargai, dipelihara, dan membuat seseorang merasa bahagia setelah menemukan pilihannya. Jika seseorang merasa murung dan sedih setelah menentukan pilihannya, diduga orang tersebut tidak menemukan nilai bagi dirinya dan keliru dalam menentukan pilihannya. 5 Mengakui dan menegaskan pilihannya di hadapan orang lain willing to affirm choice publicity Jika nilai dijunjung tinggi, dihargai, dan membuat seseorang bahagia, maka orang tersebut tidak akan malu untuk mengakui dan menyatakannya di hadapan orang lain. c. Bertindak psikomotorik, mencakup aspek: 6 Bertindak sesuai dengan pilihannya doing something with the choice Suatu nilai harus nampak dalam tingkah laku, oleh sebab itu perilaku seseorang harus sesuai dengan nilai yang telah dipilihnya. Jika seseorang bertindak sesuai dengan pilihannya, nilai tersebut dapat dijadikan arah dalam hidupnya. Bila seseorang masih bertanya- tanya apakah saya sudah bertindak sesuai dan berdasarkan nilai yang kupilih, ataukah masih merupakan sesuatu yang kupertimbangkan? , berarti ia belum bertindak sesuai dengan pilihannya. 7 Telah berulang-ulang dan menjadi pola hidupnya repeatedly in some pattern of life Agar sesuatu sungguh-sungguh menjadi nilai bagi seseorang, maka tindakannya dalam berbagai situasi harus sesuai dengan nilai itu dan berulang-ulang dilakukan hingga menjadi pola hidupnya.

B. Kelompok Punk