Upaya Mendidik Anak Punk

dalam anggota kelompok akan memotivasi dalam mencapai tujuan bersama common goals yang diinginkan. Interpendensi sosial terjadi apabila individu berbagi tujuan bersama dan hasil masing-masing individu dipengaruhi oleh tindakan anggota lain. Ada tiga kemungkinan perbuatan orang lain dari tindakan seseorang, yaitu perbuatan seseorang dapat meningkatkan hasil yang bermanfaat pada pihak lain, dapat menghambat pihak lain, dan tanpa efek menghambat atau meningkatkan hasil pihak lain. Dapat disimpulkan bahwa interpendensi sosial terjadi apabila setiap anggota dalam kelompok saling memengaruhi satu dengan yang lain.

D. Upaya Mendidik Anak Punk

Perilaku anak Punk yang kurang berkenan di masyarakat muncul karena ia meyakini nilai hidup tanpa aturan. Kurangnya perhatian dan bimbingan terhadap anak Punk menjadikan perilaku anak Punk kurang terarah. Perlu dilakukan upaya-upaya mendidik anak Punk agar ia menyadari aturan-aturannorma yang ada di lingkungan atau masyarakat dan mampu memperbaiki perilakunya. Surakhmad 1980 mengemukakan ada 13 prinsip pembentukan tingkah laku terpola, yaitu prinsip pembinaan diri sendiri, pembinaan berkesinambungan, tugas masa depan, tingkat kesiapan, internalisasi dan individuasi, sosialisasi, konsistensi dan koherensi, sebab akibat, integrasi, lingkungan yang kondusif, komprehensif, objektivitas, dan intervensi. Dari ketigabelas prinsip yang dikemukakan oleh Surakhmad, peneliti mengambil 9 prinsip yang sesuai untuk diterapkan kepada anak Punk. Prinsip-prinsip tersebut yaitu: 1. Prinsip pembinaan berkesinambungan, yaitu proses pendidikan anak Punk harus terjadi secara terus menerus sebagai proses yang panjang. Jika hanya diberi pembinaan beberapa kali, anak Punk belum tentu merasakan dampaknya. Anak Punk perlu dibina terus-menerus agar ia lebih terarah menuju hal baik dan dapat mengurangi perilaku negatifnya. 2. Prinsip tugas masa depan, yaitu proses tidak sekedar untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan, tetapi juga perkembangan setiap orang menyongsong hari depan masing-masing. Anak Punk perlu diberi tugas agar ia dapat memikirkan apa yang seharusnya ia lakukan untuk menyelesaikan tugas tersebut. Tugas diberikan dengan tujuan mengarahkan anak Punk dan menanamkan nilai-nilai positif. 3. Prinsip tingkat internalisasi dan individuasi, yaitu nilai-nilai hidup yang dipelajari memerlukan satu kesempatan untuk diterima dan diresapkan sebelum menjadi bagian dari tingkah laku anak Punk. 4. Prinsip sosialisasi, yaitu nilai-nilai hidup yang dipelajari barulah benar- benar berkembang apabila telah dapat dikaitkan dalam konteks kehidupan bersama. 5. Prinsip konsistensi dan koherensi, yaitu tingkah laku yang menjadi ungkapan nilai-nilai hidup lebih mudah terpola apabila dipelajari secara konsisten dan koheren. 6. Prinsip integrasi, yaitu nilai-nilai hidup itu tidak cukup dipelajari sebagai ilmu semata-mata, tetapi harus diintegrasikan dengan seluruh problem kehidupan. 7. Prinsip komprehensif, yaitu untuk menumbuhkan satu tingkah laku terpola yang berkembang dalam konteks nasional, diperlukan pendekatan pembinaan yang bersifat menyeluruh. 8. Prinsip objektivitas, yaitu untuk dapat dihayati dalam arti kata sebenarnya, nilai-nilai hidup harus dipupuk dengan pemahaman objektif agar tingkah laku terpola yang diingini senantiasa memiliki daya suai yang sehat. 9. Prinsip intervensi, yaitu setiap tingkah laku yang berkaitan dengan nilai-nilai hidup mempunyai konsekuensi, untuk mencegah atau meniadakan konsekuensi-konsekuensi negatif, tingkah laku tersebut dapat dipengaruhi perkembangannya melalui intervensi langsung. 31

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini memaparkan jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, subjek penelitian, teknik dan instrumen penelitian, keabsahan data, dan teknik analisis data. A. Jenis Penelitian Berdasarkan sifat, tujuan, dan metodenya, penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Sedangkan berdasarkan sifat masalahnya penelitian ini berjenis penelitian studi kasus. Penelitian kualitatif digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, di mana peneliti adalah sebagai instrument kunci, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi Sugiyono, 2013. Studi kasus adalah suatu penyelidikan intensif tentang individu secara mendalam, relatif lama, terus menerus, dan bisa menggunakan subjek tunggal yang artinya kasus dialami satu orang Furchan, 1982. Studi kasus menguraikan sebuah permasalahan yang terjadi. Penelitian ini menguraikan tentang nilai-nilai hidup yang dianut oleh anak Punk.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini akan dilakukan di sekitar wilayah Yogyakarta. Waktu pelaksaan penelitian yaitu selama bulan September 2016 sampai Mei 2017.