Definisi Punk Sejarah Punk

c. Bertindak psikomotorik, mencakup aspek: 6 Bertindak sesuai dengan pilihannya doing something with the choice Suatu nilai harus nampak dalam tingkah laku, oleh sebab itu perilaku seseorang harus sesuai dengan nilai yang telah dipilihnya. Jika seseorang bertindak sesuai dengan pilihannya, nilai tersebut dapat dijadikan arah dalam hidupnya. Bila seseorang masih bertanya- tanya apakah saya sudah bertindak sesuai dan berdasarkan nilai yang kupilih, ataukah masih merupakan sesuatu yang kupertimbangkan? , berarti ia belum bertindak sesuai dengan pilihannya. 7 Telah berulang-ulang dan menjadi pola hidupnya repeatedly in some pattern of life Agar sesuatu sungguh-sungguh menjadi nilai bagi seseorang, maka tindakannya dalam berbagai situasi harus sesuai dengan nilai itu dan berulang-ulang dilakukan hingga menjadi pola hidupnya.

B. Kelompok Punk

1. Definisi Punk

Punk adalah sub-budaya yang berasal dari London, Inggris Ronaldo dalam Sunarto, 2014. Punk merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang memiliki keyakinan we can do it ourself O ara dalam Sunarto, 4 . Punk lahir dari sifat memberontak, tidak puas hati, marah, dan benci. Rasa tidak puas dan marah terhadap penindasan ditunjukkan melalui musik dan pakaian. Punk identik dengan potongan rambut mohawk atau feathercut yang berwarna cerah dan mencolok, menggunakan jaket kulit dan celana jeans yang ketat, memakai sepatu boots dan aksesoris yang berlebih.

2. Sejarah Punk

Pada awalnya kelompok Punk bertentangan dengan kelompok skinhead, namun pada tahun 1980-an, Punk dan skinhead menyatu karena memiliki semangat yang sama. Penganut kedua aliran tersebut meyakini satu hal, bahwa hebohnya penampilan harus disertai dengan hebohnya pemikiran. Gerakan anak muda yang diawali anak-anak pekerja ini merambah Amerika yang saat itu sedang mengalami masalah ekonomi dan keuangan yang dipicu oleh kemerosotan moral para tokoh politik sehingga memicu tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Punk berusaha menyindir para penguasa melalui lagu dengan lirik yang sederhana namun terkadang kasar, beat yang cepat dan menghentak Sunarto, 2014. Punk selanjutnya berkembang sebagai kekecewaan musisi rock kelas bawah terhadap industri musik yang saat itu didominasi musisi rock mapan, seperti The Beatles O ara dalam Sunarto, 4 . Lagu- lagu Punk meneriakkan protes terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu- lagu Punk menceritakan rasa frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat. Punk dicap sebagai aliran music rock and roll sebelah kiri. Perusahaan rekaman enggan mengorbitkan Punk dan mereka tidak mendapat kesempatan untuk tampil di televisi. Setelah kegagalan reagamonic dan kekalahan Amerika Serikat dalam perang Vietnam, membuat band-band Punk gelombang dua tahun 1980-1984 mengubah Punk menjadi pemendam jiwa pemberontak daripada sekedar pemuja rock and roll. Ideologi anarkisme yang pernah diusung oleh band-band Punk gelombang pertama tahun 1972-1978 dipandang sebagai satu-satunya pilihan bagi mereka yang sudah kehilangan kepercayaan terhadap otoritas negara, masyarakat maupun industri musik. Di Indonesia, musik Punk dikenal sekitar tahun 70-an sampai 80-an dan berkembang pesat pada 90-an di Jakarta. Kelompok Punk disebut juga Young Of Forder Y.O yang merupakan gambaran sekelompok orang muda yang suka bertindak kriminalitas untuk bertahan hidup di perkotaan dan didirikan oleh orang muda dari kelas ekonomi menengah ke atas yang bersekolah atau kuliah di tempat- tempat elit di Jakarta. Mereka saling bertemu dan bertukar pikiran dengan berpenampilan Punk. Punk merupakan bagian rakyat yang tertindas. Mereka mengekspresikan pergolakannya melalui musik yang sering bertemakan sosial, seks bebas, kecanduan obat, kekerasan dan rasa putus asa. Bermusik merupakan kegiatan komersil dengan prinsip anti kapitalisme, menyuarakan kebebasan, bebas berbicara, bebas berekspresi, dan bebas bertingkah. Sikap yang ingin ditunjukkan anak Punk adalah anti kemapanan. Sugiyanti, 2014

C. Hakikat Kelompok