Identifikasi Sampel Hasil Pembuatan Selulosa Mikrokristal Pelepah Pinang SMPP Hasil Analisis Gugus Fungsi SMPP

37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Sampel

Identifikasi sampel dilakukan oleh bagian Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI-Bogor terhadap tumbuhan pinang adalah jenis Areca catechu L. suku arecaceae dan tumbuhan sikkam adalah Bischofia javanica Blume suku euphorbiaceae. Hasil identifikasi sampel dapat dilihat pada Lampiran 1, halaman 55-56.

4.2 Hasil Pembuatan Selulosa Mikrokristal Pelepah Pinang SMPP

Alfa selulosa yang diperoleh dari pengolahan pelepah pinang 100 g adalah 28,91 gram atau 28,91, setelah dilanjutkan pada pembuatan selulosa mikrokristal diperoleh hasil sebesar 23,48 gram atau 81,21. Dengan demikian hasil SMPP dari bahan awal adalah 23,48. Hasil ini diperoleh setelah terjadi penghilangan beberapa zat seperti lignin, hemiselulosa dan lainnya yang terdapat dalam pelepah pinang pada saat pemurnian α-selulosa dan penghilangan sebagian bentuk amorf dari struktur selulosa setelah hidrolisis α-selulosa Ohwoavworrhua dan Adelakun, 2005 b . 4.3 Hasil Karakterisasi SMPP 4.3.1 Sifat-sifat fisikokimia SMPP Hasil sifat-sifat fisikokimia dari SMPP dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini: Tabel 4.1 menunjukkan bahwa hasil organoleptik dari SMPP dan Avicel PH 102 yang dihasilkan yaitu keduanya berwarna putih, tidak berbau dan tidak Universitas Sumatera Utara 38 berasa. Nilai-nilai yang diperoleh dari pengujian SMPP dan Avicel PH 102 diantaranya pH 6,0 dan 6,3; susut pengeringan 5,7 dan 4,75; zat larut air 0,03 dan 0,08; kadar abu total yaitu 0,47 dan 0,01. Nilai pH, susut pengeringan dan zat larut air keduanya telah memenuhi persyaratan USP yaitu 5,0-7,5, 7 dan 0,25. Sedangkan nilai kadar abu total SMPP berada di atas kadar abu total yang disyaratkan USP yaitu lebih besar dari 0,1 Rowe, dkk., 2009. Tabel 4.1 Sifat-sifat fisikokimia SMPP Parameter SMPP Avicel PH 102 Organoleptik Berwarna putih, tidak berbau dan tidak berasa Berwarna putih, tidak berbau dan tidak berasa pH 6,0 6,3 Susut pengeringan 5,07 4,75 Kadar abu total 0,47 0,01 Kelarutan zat dalam air 0,03 0,08

4.3.2 Sifat serbuk SMPP

Sifat serbuk yang diuji antara lain berat jenis nyata, berat jenis mampat, berat jenis benar, indeks hausner, indeks kompresibilitas, dan porositas. Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan Avicel PH 102. Hasil uji sifat serbuk SMPP dan Avicel PH 102 dapat dilihat pada Tabel 4.2 di bawah ini: Tabel 4.2 Karasteristik serbuk SMPP dan Avicel PH 102 Parameter SMPP Avicel PH 102 Bobot jenis: - Bobot jenis nyata gcm 3 - Bobot jenis mampat gcm 3 - Bobot jenis benar gcm 3 0,46 0,56 1,43 0,41 0,48 1,46 Indeks Hausner 1,21 1,17 Indeks kompresibilitas 17,37 14,58 Porositas 67,64 71,92 Sifat alir dari serbuk diperlukan dalam penentuan kesesuaian serbuk sebagai bahan tambahan untuk cetak langsung. Indeks hausner dan indeks Universitas Sumatera Utara 39 kompresibilitas merupakan pengukuran secara tidak langsung dari kemampuan serbuk untuk mengalir Ohwoavworrhua dan Adelakun, 2005 b . Indeks hausner merupakan rasio antara berat jenis mampat dan berat jenis nyata dari sampel. Hasil dari indeks hausner SMPP sebesar 1,21 dan Avicel PH 102 sebesar 1,17. Kedua bahan ini memiliki nilai indeks Hausner lebih kecil dari 1,25 artinya keduanya mempunyai sifat alir yang baik Lachman, dkk., 1994. Indeks hausner menggambarkan gesekan antarpartikel dimana semakin tinggi nilai indeks hausner maka semakin buruk sifat aliran Ejikeme, 2007; Apeji, dkk., 2010. Indeks kompresibilitas SMPP yang diperoleh sebesar 17,37 dan Avicel PH 102 sebesar 14,58. Nilai ini menunjukkan bahwa SMPP mempunyai sifat alir cukup baik dan Avicel PH 102 mempunyai sifat alir yang baik Bhimte dan Tayade, 2007. Untuk meningkatkan sifat aliran SMPP dapat digunakan glindan dalam proses pembuatan tablet Apeji, dkk., 2010. Hasil porositas SMPP adalah 67,64 dan Avicel PH 102 71,92. Porositas menggambarkan celah suatu serbuk atau granul yang berpori. Porositas berguna untuk memperbaiki laju disolusi tablet dengan cara memberikan kemudahan pada pelarut untuk berpenetrasi ke dalam pori-pori tablet Siregar dan Wikarsa, 2010; Achor, dkk., 2014. Sehingga dapat diketahui Avicel PH 102 mempunyai pori-pori yang lebih besar daripada SMPP.

4.4 Hasil Analisis Gugus Fungsi SMPP

Spektrofotometer IR dapat digunakan untuk mengidentifikasi gugus dari suatu senyawa. Parameter kualitatif pada spektrofotometer IR adalah bilangan gelombang, dimana muncul akibat adanya serapan oleh gugus fungsi yang khas Universitas Sumatera Utara 40 dari suatu senyawa. Spektrum inframerah dari SMPP dibandingkan dengan Avicel PH 102 dapat dilihat pada Gambar 4.1. Gambar 4.1 Grafik spektrum IR selulosa mikrokristal pelepah pinang dan Avicel PH 102 Spektrum inframerah dari SMPP menunjukkan adanya serapan utama pada bilangan gelombang yang dapat dilihat pada Tabel 4.3. 3 4 3 7 .5 3 4 6 .2 9

1094. 18

Universitas Sumatera Utara 41 Tabel 4.3 Bilangan gelombang FT-IR SMPP Bilangan Gelombang cm 1 Gugus 3437,50 OH 2893,22 C-H alkana 1631,78 O-H dari absorpsi air 1094,18 C-O-C ikatan glikosidik Spektrum inframerah dari Avicel PH 102 menunjukkan adanya serapan utama pada bilangan gelombang yang dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Bilangan gelombang Avicel PH 102 Bilangan Gelombang cm 1 Gugus 3406,29 OH 2893,22 C-H alkana 1631,78 O-H dari absorpsi air 1103,28 C-O-C ikatan glikosidik Spektrum SMPP menunjukkan hasil yang mirip dengan spektrum yang ditunjukkan oleh Avicel PH 102 pada Gambar 4.1. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa isolasi SMPP memberikan hasil yang murni dengan spektrum inframerah yang mirip dengan Avicel PH 102.

4.5 Hasil Analisis Scanning Electron Microscopy SEM SMPP