Kekerasan tablet Friabilitas Waktu hancur

23 2.8.4 Evaluasi Tablet 2.8.4.1 Keseragaman bobot Pada tablet yang didesain mengandung sejumlah obat di dalam formula, bobot tablet yang dibuat harus diperiksa secara acak untuk memastikan bahwa setiap tablet mengandung obat dengan jumlah yang sama. Syarat keseragaman bobot menurut Farmakope Indonesia Edisi III adalah bila bobot rata-rata lebih dari 300 mg, jika ditimbang satu per satu tidak lebih dari 2 buah tablet yang masing- masing bobotnya menyimpang 5 dari bobot rata-ratanya, dan tidak boleh satu pun tablet yang bobotnya menyimpang lebih dari 10 dari bobot rata-ratanya.

2.8.4.2 Kekerasan tablet

Tablet harus memiliki kekuatan atau kekerasan tertentu agar tahan terhadap berbagai guncangan mekanik pada saat pembuatan, pengempaan dan transportasi Parrot, 1971. Kekerasan dinyatakan dalam kg adalah tenaga yang dibutuhkan untuk memecahkan tablet. Kekerasan untuk tablet secara umum yaitu 4-8 kg. Kekerasan yang lebih tinggi menghasilkan tablet yang bagus, tidak rapuh tetapi ini mengakibatkan berkurangnya porositas dari tablet sehingga sukar dimasuki cairan yang mengakibatkan lamanya waktu hancur Soekemi, dkk., 1987 Kekerasan tablet dipengaruhi oleh perbedaan massa granul yang mengisi die pada saat pencetakan tablet dan tekanan kompressi. Selain itu, berbedanya nilai kekerasan juga dapat diakibatkan oleh variasi jenis dan jumlah bahan tambahan yang digunakan pada formulasi. Bahan pengikat adalah contoh bahan tambahan yang bisa menyebabkan meningkatnya kekerasan tablet bila digunakan terlalu pekat Lachman, dkk., 1994. Universitas Sumatera Utara 24

2.8.4.3 Friabilitas

Friabilitas dinyatakan sebagai persentase selisih bobot sebelum dan sesudah pengujian, dibagi dengan bobot mula-mula. Tablet yang baik memiliki friabilitas lebih kecil dari 0,5 sampai 0,8. Tablet yang mengalami capping atau hancur akibat adanya goncangan dan gesekan dapat menimbulkan variasi pada berat dan keseragaman isi tablet Lachman, dkk., 1994.

2.8.4.4 Waktu hancur

Waktu hancur yaitu waktu yang dibutuhkan tablet pecah menjadi partikel- partikel kecil atau granul sebelum larut dan diabsorpsi Lachman, dkk., 1994. Tablet memenuhi syarat jika waktu hancur tablet tidak lebih dari 15 menit Soekemi, dkk., 1987. Kebanyakan bahan pelicin bersifat hidrofob, bahan pelicin yang berlebihan akan memperlambat waktu hancur. Tablet dengan rongga-rongga yang besar akan mudah dimasuki air sehingga hancur lebih cepat daripada tablet yang keras dengan rongga-rongga yang kecil Soekemi, dkk., 1987. Universitas Sumatera Utara 25

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang meliputi pengambilan sampel, identifikasi s ampel, pengolahan sampel, isolasi α-selulosa, pembuatan selulosa mikrokristal, karakterisasi mikrokristal, pembuatan ekstrak, pembuatan sediaan tablet ekstrak, uji preformulasi dan evaluasi tablet.

3.1 Alat-alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas laboratorium, mesin pencetak tablet single punch Erweka, Desintegration Tester Copley, Friabilator Copley, alat uji sudut diam dan alat uji waktu alir Copley, hot plate, neraca analitik Sartorius, pompa vakum, Fourier-Transform Infrared Spectrophotometer Shimadzu, Scanning Electron Microscopy TM3000 Hitachi, oven listrik Fisher Scientific, piknometer, desikator, stopwatch, termometer, Strong Cobb Hardness Tester Copley, pH indikator Merck, pH meter, ayakan, blender Philips, tanur, lemari pengering, mortar dan stamfer, cawan, wadah plastik, aluminium foil, kertas perkamen, kertas saring, saringan kain blacu dan kertas Whattman No.42.

3.2 Bahan-bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pelepah pinang, ekstrak kulit batang sikkam Bischofia javanica Blume, etanol, natrium hidroksida, natrium hipoklorit, asam klorida pekat, air suling, aerosil, magnesium stearat, talkum, avicel PH 102, benzene, kalium bromida. Universitas Sumatera Utara