Partisipasi Masyarakat TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Partisipasi Masyarakat

Dengan adanya perubahan paradigma anggaran di era reformasi, menuntut adanya pasrtisipasi masyarakat dalam keseluruhan siklus anggaran. Untuk menciptakan akuntabilitas kepada publik diperlukan partisipasi kepada instansi dan warga masyarakat dalam penyusunan dan pengawasan anggaran Rubin 1996. Pada Lampiran Permendagri No. 13 tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan APBD tahun 2007 poin II.1.b disebutkan bahwa “APBD yang disusun harus dapat menyajikan informasi secara terbuka dan mudah diakses oleh masyarakat meliputi tujuan, sasaran, sumber pendanaan pada setiap jenis objek belanja serta korelasi antara besaran anggaran dengan manfaat dan hasil yang ingin dicapai dari suatu kegiatan yang dianggarkan” Peranan panitia anggaran dalam melakukan pengawasan keuangan daerah, selain dibutuhkan pengetahuan tentang anggaran, pengawasan juga akan dipengaruhi oleh keterlibatan masyarakat, sehingga diharapkan dapat meningkatkan fungsi pengawasan. Terkait dengan penyusunan APBD, maka ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan yaitu : 1. Partisipasi Masyarakat 2. Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran 3. Disiplin Anggaran 4. Keadilan Anggaran 5. Efesiensi dan Efektifitas Anggaran 6. Taat Azas Anggaran Universitas Sumatera Utara Uraian lebih lanjut terhadap ke enam perinsip di atas dapat diuraikan sebagai berikut : Partisipasi masyarakat dipandang pemting aga dalam proses penyusunan dan penetapan APBD agar masyarakat mengetahui akan hak dan kewajibannya dalam pelaksanaan APBD. Transparansi dan akuntabilitas anggaran merupakan cara untuk mengkomunikasikan APBD yang telah disusun kepada masyarakat luas, sehingga APBD tersebut harus dapat menyajikan informasi secara terbuka dan mudah diakses oleh masyarakat yang meliputi tujuan, sasaran, sumber pendanaan pada setiap jenisobjek belanja serta korelasi antara besaran anggaran dengan manfaat dan hasil yang ingin dicapai dari suatu kegiatan yang dianggarkan. Disiplin anggaran memegang peranan penting dan memerlukan pengawasan yang efektif, sehingga pelaksanaan anggaran daerah dapat memberikan arah yang sesuai dengan APBD yang telah ditetapkan. Anggaran pendapatan harus merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan, sedangkan anggaran belanja yang dianggarankan adalah merupakan batas pengeluaran tertingi yang dibenarkan. Setiap anggaran pengeluaran harus didukung dengan kepastian tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan yang dananya tidak mencukupi kredit anggaran dalam APBDperubahan APBD. Oleh karena itu, semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus dianggarkan dalam APBD dan dilakukan melalui kas umum daerah. Universitas Sumatera Utara Keadilan anggaran merupakan sisi lain yang perlu mendapatkan pengawasan yaitu menyangkut pajak daerah, retribusi daerah dan pungutan daerah lainnya yang dibebankan kepada masyarakat harus mempertimbangkan kemampuan membayar. Oleh karena itu, bagi masyarakat yang memiliki pendapatan rendah dan masyarakat yang mempunyai pendapatan lebih tinggi diberikan beban secara porposional. Prinsip efesiensi dan efektifitas anggaran sangat terkait dengan pemanfaatan dana dengan sebaik mungkin, sehingga menghasilkan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran secara efesien dan efektif dapat dilakukan melalui penetapan anggran secara jelas mulai dari penetapan tujuan, sasaran, hasil dan manfaat, indikator kinerja yang ingin dicapai, penetapan prioritas kegiatan, perhitungan beban kerja sampai kepada penetapan harga-harga satuan yang rasional. Taat azas merupakan suatu keterikatan bagi pemerintah daerah dalam hal penyusunan dan penetapan APBD. Selain itu, pengawasan perlu dilakuan terhadap Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dimana APBD harus lebih diarahkan kepada kebutuhan dan kepentingan masyarakat publik dan bukan membebani masyarakat. Peraturan daerah tidak boleh menimbulkan diskriminasi yang mengakibatkan ketidakadilan, menghambat kelancaran pembangunan, pemborosan keuangan daerah serta memicu ketidakpercayaan masyarakat tehadap pemerintah daerah. Universitas Sumatera Utara

2.5 Review Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Pengaruh Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Dan Kesehatan Terhadap Kemiskinan Di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

2 54 91

Analisis Pengaruh Pemberian Tunjangan Sertifikasi Dan Pendidikan Serta Pelatihan Terhadap Peningkatan Kinerja Dosen Dan Kinerja Fakultas Di Universitas Sumatera Utara

0 76 83

Pengaruh Kejelasan Tujuan Anggaran Terhadap Kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

2 79 103

Pengaruh Umpan Balik Anggaran Terhadap Kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

11 87 101

Analisis Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan, Promosi Jabatan Serta Pemberian Insentif Terhadap Kinerja Pegawai PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara

1 39 165

Pengaruh Pengetahuan Anggaran Dan Jenjang Pendidikan Serta Latar Belakang Pendidikan Terhadap Kinerja Panitia Anggaran-DPRD Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 15 81

Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Serta Prestasi Kerja Terhadap Pengembangan Karir Pegawai Pada Kantor Bupati Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara

0 38 110

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian - Analisis Pengaruh Pemberian Tunjangan Sertifikasi Dan Pendidikan Serta Pelatihan Terhadap Peningkatan Kinerja Dosen Dan Kinerja Fakultas Di Universitas Sumatera Utara

0 6 8

Analisis Pengaruh Pemberian Tunjangan Sertifikasi Dan Pendidikan Serta Pelatihan Terhadap Peningkatan Kinerja Dosen Dan Kinerja Fakultas Di Universitas Sumatera Utara

0 0 15

Pengaruh Kejelasan Tujuan Anggaran Terhadap Kinerja SKPD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

0 0 14