ISOLASI dan PENGUNDUHAN MANIPULASI FORMULATIF TERAPI ANTIBIOTIK

klorida dalam medium. Merkaptotiazat sangat berguna tanpa masuk kedalam molekul antibiotic untuk menghambat terbentuknya klortetrasiklin. Beberapa zat tambahan menaikkan produksi antibiotik melalui efek induksi enzim contoh penambahan metionin pada fermentasi sefalosporin C selama tropofase fase pertumbuhan mikrobia merangsang produksi antibiotik, metionin bukan prekusor antibiotic sefalosporin sebagaimana fenil asetat bagi biosintesis penisilin G, tapi metionin merangsang enzim biosintesis sefalosforin C untuk meningkatkan produksi antibiotic ini. Tetapi dalam produksi penisilin penambahan lisin dalam medium fermentasi menghambat produksi penisilin. Pendekatan lain dalam peningkatan produksi antibiotik adalah dengan mutasi dan seleksi galur. Mutasi dapat dilakukan dengan sinar UV, sinar X, bahan kimia mutagenic misalnya nitrogen mustard purin atau pirimidin analog.

II. ISOLASI dan PENGUNDUHAN

Didasarkan atas pemisahan antibiotik dari kaldu fermentasi, pendekatan yang digunakan antara lain:  presipitasi selektif missal isolasi polimiksin mengunakan metal orange  adsorbsi selektif mengunakan charcoal  ekstraksi selektif dengan pelarut tak campur air

III. MANIPULASI FORMULATIF

Masalah yang sering terjadi dari sediaan antibiotik adalah mengenai rasa dan bentukketersediaan hayati yang umumnya tidak stabil untuk itu dikembangkan suatu formulasi manipulatif. Formulasi manipulatif ada 3 pendekatan yaitu : 1. penggunaan derivate yang tidak larut untuk menghindari rasa yang tidak enak 2. penggunaan garam yang tidak larut untuk membantu ketersediaan hayati 3. penggunaan garam yang larut untuk membantu ketersediaan hayati

IV. TERAPI ANTIBIOTIK

Beberapa antibiotik digunakan secara luas untuk mengendalikan infeksi yang serius dan sebagai profilaksis jarang sekali digunakan. Terapi antibiotik yang efektif melibatkan diagnosis yang tepat dari penyakit dan penyebab penyakit serta pemilihan antibiotic. Buku Ajar Farmakognosi Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Udayana 152 Dasar minimal untuk terapi yang rasional adalah pemeriksaan diagnostic bakteriologi umumnya, karena organisme yang seringkali menyebabkan infeksipenyakit yang sama pada seseorang, berbeda jenis tergantung umur penderita contoh pada kasus meningitis pada orang dewasa disebabkan oleh Neisseria meningitis pneumoniae, pada anak-anak dibawah 10 tahun Haemophilus influenza, dan pada bayi kurang dari 1 bulan E. Coli, Klebsiella dan Enterobacter. Pengobatan dengan antibiotic yang rasional adalah dengan memisahkan dan mengidentifikasi orgaisme pathogen dan pusat infeksi serta menentukan kepekaan organisme terhadap antibiotic yang dipilih yang diketahui aktif terhadap organisme. Sifat yang dianggap baik dari antibiotic secara klinis adalah :  tidak menyebabkan keracunan akut atau kronis  pH optimum dekat 7 tidak dipengaruhi oleh serum, cairan badan yang lainnanah  kelarutan dalam air cukup memudahkan distribusi kedalam jaringan  kimiawi stabil  sesudah pemakaian per oral penyerapan efisien  tidak menyebabkan resistensi pada bakteri pathogen  murah. Sifat antibiotic bukan pertimbangan satu-satunya dalam mencari agen terapi yang paling baik, factor umur dan kondisi pasien mempengaruhi pemilihan antibiotic dalam situasi khusus, antibiotic yang dikeluarkan lewat ginjal harus hati-hati untuk bayi-bayi dan orang dewasa yang mempunyai gangguan fungsi ginjal, penderita dengan kelainan hematopoetik jangan beri kloramfenikol, jika ada gangguan gastrointestinal harus diberikan secara perenteral

V. MODEL dan MEKANISME AKSI