SIFAT FISIKA DAN KIMIA

Thyme Horsemint Ajowan Thymus vulgaris Monarda punctata Trachyspremum ammi keton Timol 20-30 Timol 60 Timol 4-55 7 Eter Anisi Fennel Eucalyptus Cajuput Camphor Parsley Indian dill Nutmeg Pimpinella anisum Foeniculum vulgare Eucalytus globulus Melaleuca spp Cinnamomum camphora Petroselinum sativum Peucedanum soja Myristica fragrans Anetol 80-90, cavicol metal eter Antol 60, fenchone, α-keton Sineol 70, terpen Sineol 50-60, terpen, alcohol, ester Setelah keton dipisahkan, mengandung safrol, terpen Apiol dimetoksi safrol Dill-apiol dimetoksi safrol Myristicin metoksi safrol, terpen, alkohol, fenol 8 Peroksida Chenopodium Chenopodium ambroisioides Askaridol 60-77 9 Berasal dari glikosida, bukan terpenoid Mustard Wintergreen Bitter almond Brassica spp Gaultheria procumbens Prunus communis var amara Glukosinolat Metil salisilat Benzaldehid dan HCN dari amygdalin Bahan diskusi : Bagaimana peranan senyawa terpen dalam minyak atsiri

I.3. SIFAT FISIKA DAN KIMIA

I.3.1. SIFAT FISIKA

Buku Ajar Farmakognosi Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Udayana 41 Minyak atsiri dari tiap tanaman penghasilnya mempunyai bau yang khas. Minyak atsiri yang baru diekstrak dan masih segar biasanya tidak berwarna atau berwarna kekuning- kuningan, kemerah-merahan, hijau atau biru. Jika minyak dibiarkan lama diudara dan kena cahaya matahari pada suhu kamar, maka minyak tersebut dapat mengabsorpsi oksigen udara sehingga warnanya dapat menjadi lebih gelap. Minyak atsiri juga cenderung mempunyai indeks bias tinggi, bersifat optis aktif, mempunyai rotasi spesifik dan tidak dapat bercampur dengan air. Umumnya minyak atsiri larut dalam alkohol dan pelarut organik lainnya, kurang larut dalam alkohol encer. Bahan diskusi : Mengapa daya larut minyak atsiri semakin kecil jika mengandung banyak senyawa terpen.

I.3.2. SIFAT KIMIA

Sifat kimia minyak atsiri ditentukan oleh konstituen kimia yang dikandungnya terutama konstituen hidrokarbon tidak jenuh terpen, dan senyawa senyawa yang tergolong senyawa ”oxygenated hydrocarbon”. Perubahan sifat kimia minyak atsiri merupakan ciri kerusakan minyak yang mengakibatkan penurunan kualitas minyak atsiri. Ada beberapa proses yang dapat mengakibatkan perubahan sifat kimia minyak atsiri yaitu proses oksidasi, hidrolisa, resinifikasi polimerisasi dan penyabunan. 1. Reaksi Oksidasi Reaksi oksidasi minyak atsiri terutama terjadi pada ikatan rangkap pada senyawa terpen. Proses ini dapat dicegah dengan penambahan antioksidan, misalnya hidrokinon, mono etil eter, dan etil galat. Disamping itu, ada beberapa jenis minyak atsiri mengandung antioksidan alamiah yang belum diketahui strukturnya. Antioksidan merupakan senyawa yang mudah teroksidasi jika terkena oksigen udara tetapi sifatnya akan kembali seperti semula apabila proses oksidasi selesai. Proses oksidasi dapat mengakibatkan perubahan bau dan penurunan jumlah konstituen kimia dalam minyak atsiri., misalnya pada minyak lemon, kadar citral berkurang karena adanya proses oksidasi yang mengubah citral menjadi asam atau resin. 2. Reaksi Hidrolisis Reaksi hidrolisa dalam minyak atsiri terutama terjadi pada minyak yang mengandung ester, seperti minyak lavender dan minyak pisang atau banana oil. Hidrolisa ester terjadi pada – OR dari gugus asil sehingga terbentuk asam dan alkohol. Asam yang terjadi dapat berikatan dengan ion logam sehingga terbentuk garam yang menyebabkan minyak atsiri Buku Ajar Farmakognosi Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Udayana 42 menjadi berwarna gelap. Ion logam ini dapat dipisahkan dengan chellating agent seperti asam tartrat dan EDTA. 3. Reaksi Polimerisasi Beberapa jenis minyak atsiri dapat membentuk resin yang merupakan senyawa polimer. Resin ini dapat terjadi karena reaksi polemerisasi aldehida atau senyawa hidrokarbon tak jenuh. 4. Reaksi Penyabunan Minyak atsiri yang mengandung monoester dan asam-asam organik dapat bereaksi dengan basa membentuk sabun. Berdasarkan sifat fisika dan kimia minyak atsiri, ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam penyimpanan minyak atsiri, antara lain: 1. Minyak harus murni, kering, bebas logam berat karena logam berat seringkali menjadi katalisator dalam beberapa reaksi kimia, sehingga minyak atsiri terhindar dari reaksi yang tidak diinginkan. 2. Disimpan dalam botol gelap, tempat dingin, terisi penuh, tertutup rapat dan terlindung dari cahaya. Bila jumlah minyak besar, ditempatkan dalam drum yang dilapisi dengan laquer untuk menghindari reaksi dengan ion logam, disertai dengan penambahan gas N 2 atau CO 2 . 3. Untuk menghilangkan air, ditambahkan Na 2 SO 4 , dikocok kemudian disaring 4. Minyak yang mengandung fenol, kerusakan dengan adanya logam berat, dicegah dengan penambahan asam tartrat. 5. Kerusakan karena oksidasi dicegah dengan penambahan antioksidan, misalnya: hidrokinon, mono etil eter, etil galat, terutama untuk minyak atsiri yang mengandung banyak hidrokarbon. Bahan diskusi : Apa perbedaan minyak atsiri dengan minyak lemak.

I.4. KONTROL KUALITAS