Trafo besar yang diproduksi perusahaan trafo ini adalah trafo sampai dengan kapasitas 550 MVA dan 500 KV 100 MVA dapat untuk
menerangi 100.000 rumah. Sebagai jaminan konsistensi mutu, PT. CG Power System
Indonesia menerapkan sertifikasi internasional ISO 9000 standar, dan telah mencapai sertifikasi ISO 9001:2008 untuk hasil produksinya. Untuk itu
perusahaan ini dituntut untuk membangun komunikasi efektif antara pelanggan dan perusahaan Group. PT. CG Power System Indonesia
memiliki strategi untuk menciptakan solusi bagi para pelanggan, yaitu menggabungkan teknologi desain dan manufaktur berdasarkan pesanan
pelanggan dengan standar kontrak internasional dan layanan purna jual, sehingga memastikan bahwa setiap kebutuhan proyek terpenuhi.
Keberhasilan PT. CG Power System Indonesia didasarkan pada aplikasi energi dan konsistensi prosedur rangkaian lengkap jasa
manajemen proyek profesional. Perusahaan ini bekerja dengan organisasi- organisasi layanan grup di Mechelen Belgia, Perancis, Amerika Serikat,
Arab Saudi, Indonesia dan Curacao, untuk membentuk jaringan di seluruh dunia.
a. Visi PT. CG Power System Indonesia
Visi PT. CG Power System Indonesia, menjadi perusahaan kelas dunia di
bidangnya dengan core values and purpose dalam ideologi perusahaan diimbangi dengan envisioned future.
b. Misi Perusahaan
Menjadi solusi kelas dunia dalam pengadaan domain transmisi dan
distribusi energi listrik kepada pelanggan secara global, serta menawarkan desain produk dan jasa yang dapat diandalkan.
c. Struktur Organisasi PT. CG Power System Indonesia
Menurut Wibisono, 2006, organisasi merupakan wadah yang dibentuk oleh sekelompok orang lebih dari satu untuk mencapai tujuan
perusahaan dengan beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi, serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi karyawan terhadap
perusahaan.
Struktur organisasi akan memudahkan perusahaan dalam pengelolaan SDM untuk menciptakan efisiensi dan efektivitas dari tiap karyawan, serta unit kerja
melalui program kerja dan kegiatan operasional yang terperinci serta jelas agar dapat sukses dalam mencapai tujuan perusahaan atau organisasi. Struktur
organisasi PT. CG Power System Indonesia dapat dilihat pada Lampiran 2. 4.1.2 Indikator Kinerja Utama IKU di PT. CG Power System Indonesia
a. Definisi IKU
Setiap pemimpin organisasi seperti perusahaan pada setiap tahun atau semester atau bahkan tiap bulan, cenderung selalu ingin mengetahui
tingkat kemajuan perusahaannya. Kemajuan itu dilihat dari berbagai segi yang disebut Indikator Kinerja Utama IKU atau Key Performance
Indicators KPI. Pengelolaan kinerja pegawai secara efektif merupakan
salah satu faktor kunci untuk meningkatkan kinerja bisnis perusahaan. Dalam hal ini, pengelolaan kinerja efektif mencakup proses pengukuran
hasil kerja pegawai secara obyektif melalui serangkaian indikator kinerja yang tepat.
IKU atau KPI dapat diartikan sebagai ukuran atau indikator yang akan memberikan informasi sejauhmana telah berhasil mewujudkan
sasaran strategik yang telah ditetapkan. Dalam menyusun KPI sebaiknya ditetapkan indikator kinerja yang jelas, spesifik dan terukur measurable.
KPI juga harus dinyatakan secara eksplisit dan rinci, sehingga menjadi jelas apa yang diukur. Pada sisi lain, biaya untuk mengidentifikasi dan
memonitor KPI sebaiknya tidak melebihi nilai yang akan diketahui dari pengukuran tersebut. Untuk itu, hindari pengukuran berlebihan yang tidak
banyak memberi nilai tambah http : strategimanajemen.net, 2011.
b. Penerapan IKU di PT. CG Power System Indonesia Dalam manual mutu PT. CG Power System Indonesia, terdapat 3 tiga
sasaran mutu, yaitu : 1
Jaminan mutu produk dan proses i.
Deviasi standar tetap produk secara teknis dilakukan pada divisi test bay
dimana, secara teknik divisi ini melakukan pengujian terhadap mutu produk secara keseluruhan sebelum diserah
terimakan kepada konsumen, serta pengukuran terhadap uji dan
waktu yang dibutuhkan untuk pengerjaan ulang yang membutuhkan anggaran lebih efisien.
ii. Pengurangan jumlah keluhan pelanggan dan memungkinkan untuk
tindakan perbaikan cepat. iii. Meningkatkan kehandalan dalam pengiriman produk.
2 Peningkatan EBIT Earnings Before Interest and Tax
Hal ini sebagai dasar untuk menjaga margin keuntungan di atas 10 EBIT di tahun mendatang.
3 Peningkatan modal kerja
Untuk menjaga modal kerja di bawah kontrol mencapai angka anggaran dari berbagai posisi modal kerja, seperti uang muka,
persediaan, pelanggan dan pembayaran pemasok. Seperti di lihat di atas terdapat 3 tiga sasaran mutu menurut
indikator kinerja utama pada PT. CG Power System Indonesia, menunjukkan bagaimana manajer berusaha memajukan perusahaan
dengan memonitor dan melakukan evaluasi terhadap kinerja karyawan setiap 3 bulan sekali dimulai dari bulan April.
4.1.3 Penerapan SMM ISO 9001:2008 dan Fokus Kinerja
PT. CG Power System Indonesia telah menerapkan ISO 9000:9004 mulai tahun 1995 yang berorientasi pada standar-standar pembuatan trafo
bermutu yang disesuaikan dengan standar PLN di Indonesia. Sejak tahun 2003, ISO 9000:9004 berubah menjadi ISO 9001:2000 yang berorientasi
pada pendekatan proses dalam divisi logistic, marketing, administration, production
dan sebagainya. Kepemilikan ISO terbaru oleh PT. CG Power System
Indonesia tidak berhenti pada ISO 9001:2000, pada tahun 2009 ISO 9001:2000 berubah menjadi ISO 9001:2008 yang lebih berkembang
daripada ISO 9001:2000. Keunggulan pendekatan proses merupakan kendali yang diberikan secara terus-menerus dalam hubungan antar proses
kinerja yang dilakukan oleh setiap individu dalam perusahaan guna menunjang peningkatan kemajuan perusahaan.
PT. CG
Power System Indonesia memiliki 4 empat bagian divisi
yang menerapkan SMM ISO 9001:2008, yaitu Quality Assurance Manager, Chief Qa Inspection, Qa Engineer
dan Customer Satisfication
Controller . Kebijakan mutu yang dimiliki oleh PT. CG Power System
Indonesia meliputi : 1.
Manajemen PT. CG Power System Indonesia memiliki kebijakan mutu yang berfokus
pada mutu integral
dan pengembangan
budaya kearah perbaikan berkelanjutan. 2.
Seluruh organisasi terlibat untuk melakukan perbaikan berkelanjutan pada produk dan jasa, sehingga mampu menghasilkan produk dan
jasa bermutu sesuai dengan persyaratan hukum dan peraturan yang berlaku bagi konsumen, baik didalam maupun luar negeri.
3. Manajemen membuat kebijakan mutu yang fokus pada prioritas
strategi yang ditetapkan dalam rencana strategi di PT. CG Power System
Indonesia 4.
Memiliki kerangka kerja, di mana jaminan terhadap mutu produk sesuai dengan SMM ISO 9001:2008. Dengan ini diinstruksikan bahan
setiap manajemen yang berkaitan dengan departement merumuskan tujuan hubungannya dengan kewajiban dan tugas pokok karyawan
dalam perusahaan, sehingga mampu menerapkan SMM ISO 9001:2008 kedalam kinerja dan mampu untuk memverifikasi hasil
yang diperoleh dengan tujuan melalui sistem pelaporan yang relevan. 5.
Manajemen puncak menginstruksikan perwakilan mutu manajemen yang ditunjuk dari anggota manajemen organisasi untuk memastikan
bahwa persyaratan yang dijelaskan dalam standar SMM ISO 9001:2008 diimplementasikan dan terus ditingkat dengan cara audit
dan pelaporan. Wakil manajemen mutu juga mengumpulkan yang diperlukan untuk terus meningkatkan relevansi dan efektivitas sistem.
PT. CG Power System Indonesia bila dilihat dari fokus terhadap kinerja organisasi yang terdiri dari penjualan, keuangan, pelanggan, proses
internal, pembelajaran dan pertumbuhan dapat menjadi gambaran perusahaan terhadap kondisi sebelum dan sesudah SMM ISO 9001:2008
Tabel 3.
Tabel 3. Fokus kinerja organisasi sebelum dan sesudah ISO 9001:2008 No.
Sebelum SMM ISO 9001:2008 Sesudah SMM ISO 9001:2008
1.
Penjualan : -Sulit ekspor
-penjualan masih sedikit Penjualan :
Ekspor lebih mudah dan semakin berkembang
2. Keuangan :
-Rugi Keuangan :
-Semakin membaik
3.
Pelanggan : -PLN
-Kontraktor lokal Pelanggan:
-PLN -Kontraktor lokal
-Kontraktor asing
4. Proses internal :
-Continuous improvement sudah dilakukan, tetapi belum
terdokumentasi dengan baik dan terstruktur
Proses internal : -Continuous improvement sudah
terdokumentasi dengan baik dan terstruktur
5.
Pembelajaran dan Pertumbuhan :
-Pelatihan karyawan 1 tahun
sebanyak 3 kali
Pembelajaran dan Pertumbuhan :
-Pelatihan karyawan 1 tahun sebanyak 1-2 kali
-Berbagi pengetahuan di bidang mutu agar dapat diterima didunia,
seperti OWQ atau One World Quality
, Unipower Design dan CGPSI atau Cromphton Greeaves
Production System Indonesia.
Sumber : PT. CG Power System Indonesia, 2011
4.2 Deskripsi dan Analisis Data
4.2.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauhmana uji dapat
digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas dilakukan untuk memperoleh hasil penelitian yang valid. Uji validitas
dilaksanakan terhadap masing-masing pertanyaan pada kuesioner untuk mengetahui apakah pertanyaan tersebut mempunyai hubungan terhadap
nilai satu skor total. Pengujian validitas dari peubah terikat yaitu kinerja organisasi dengan peubah bebas bebas, yaitu SMM ISO 9001:2008 dengan
menggunakan rumus teknik korelasi Product Moment Pearson yang diolah
dengan Microsoft SPSS versi 16.0 for Windows. Hasil pengujian validitas dapat dilihat pada Lampiran 3.
4.2.2 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana pengukuran itu akurat,
stabil dan konsisten, apabila dilakukan pengukuran kembali dengan
subyek yang sama. Uji reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan teknik α
cronbach.
Seperti halnya pada uji validitas, pengujian reliabilitas juga dilakukan pada 45 responden dengan bantuan SPSS versi
16.0 for Windows untuk mengetahui nilai α
cronbach.
Cara pengambilan keputusan, adalah :
a. Jika r
α
positif dan lebih besar dari batas minimal 0,700, maka dikatakan reliabel.
b. Jika r
α
negatif dan lebih kecil dari batas minimal 0,700, maka dikatakan tidak reliabel.
Pada akhir analisis r
α
bernilai 0,751 dan batas minimal 0,700, maka r
α
batas minimal 0,700, sehingga kuesioner tersebut bersifat reliabel. Oleh karena telah dinyatakan valid dan reliabel, maka kuesioner
tersebut layak digunakan dalam penelitian.
4.3 Karakteristik Responden
Responden penelitian ini adalah divisi QA-Manager PT. CG Power System
Indonesia yang telah bekerja selama minimal 5 lima tahun, sebanyak 45 responden. Dalam penelitian ini digunakan responden
dari divisi QA, karena kegiatan yang berkaitan dengan ISO 9001:2008 pengumpulan dokumen, pengauditan, pengemasan syarat ISO 9001:2008
untuk diimplementasikan kepada seluruh karyawan PT. CG Power System Indonesia, Bogor berpusat pada divisi QA.
Karakteristik responden pada penelitian ini dikelompokkan menjadi 5 lima, yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikann dan
lama bekerja. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh data responden yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 69 dan responden
berjenis kelamin perempuan berjumlah 31.
Berdasarkan usia, responden dikelompokkan menjadi 3 tiga kategori, yaitu 20 tahun, 20-30 tahun, 31-40 tahun. Hasil survei
menunjukkan responden berdasarkan usia 20 tahun menghasilkan persentase 18, usia 20-30 tahun 58 dan persentase paling besar
diperoleh responden dengan usia 31-40 tahun 24. Rincian hasil persentase responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Proporsi responden berdasarkan usia
Jumlah responden yang memiliki latar belakang pendidikan Diploma dan S1 lebih dominan dibandingkan dengan responden yang
memiliki latar belakang pendidikan lain. Pengelompokkan responden dibagi menjadi 5 lima, yaitu S2 2, STM 4, SMA 7 dan responden
yang terpilih untuk mewakili populasi pada penelitian ini adalah yang memiliki tingkat pendidikan terakhir Diploma 38 dan S1 49. Rincian
hasil persentase responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Proporsi responden berdasarkan pendidikan terakhir Pengelompokkan responden terakhir adalah berdasarkan lama
bekerja. Pada kelompok ini, responden dibagi menjadi 3 tiga, yaitu telah bekerja selama lebih dari 5 tahun, 5-15 tahun, 16-25 tahun. Hasil survei
menunjukkan bahwa responden yang memiliki usia lama bekerja selama
lebih dari 5 tahun memiliki persentase terbesar 53, kemudian yang
telah bekerja selama 5-15 tahun 42, dan terkecil yang telah bekerja selama 16-25 tahun 5. Rincian hasil persentase responden berdasarkan
usia dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Proporsi responden berdasarkan lama bekerja
4.4 Analisis Regresi Linear Sederhana