Analisis Pengaruh Karakteristik Individu dan Karakteristik Organisasi dalam Penerapan SMM ISO 9001:2008 Terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Langkat

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN KARAKTERISTIK ORGANISASI DALAM PENERAPAN SMM ISO 9001:2008 TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS TENAGA

KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN LANGKAT

Oleh:

AINUN MARDHIAH 100503028

 

PROGRAM STUDI STRATA-I AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “ Analisis Pengaruh Karakteristik Individu dan Karakteristik Organisasi Dalam Penerapan SMM ISO 9001:2008 Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Langkat” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari institusi atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 10 Juli 2014 Yang Membuat Pernyataan,

Ainun Mardhiah NIM: 100503028


(3)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN KARAKTERISTIK ORGANISASI DALAM PENERAPAN SMM ISO 9001:2008 TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS TENAGA

KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN LANGKAT

Ainun Mardhiah, 2014, Analisis Pengaruh Karakteristik Individu dan Karakteristik Organisasi Dalam Penerapan SMM ISO 9001:2008 Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Langkat, di bawah bimbingan: Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec,Ac,Ak,CA.

Penelitian ini dilakukan pada  Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kabupaten Langkat yang telah memiliki sertifikasi ISO 9001:2008. Dampak dari diperolehnya sertifikasi tersebut adalah bisa diukurnya kinerja pegawai di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Langkat, hal ini dapat dilihat dari survey yang dilakukan oleh Pihak SGS dan KAN pada masyarakat yang menggunakan jasa Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Langkat, dimana tingkat kepuasan masyarakat mencapai 90,64%, akan tetapi belum dapat dipastikan apakah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Langkat bisa mempertahankan Sertifikat ISO 9001:2008 karena belum diaudit oleh pihak SGS yang akan melakukan audit setiap tahunnya selama 3 (tiga) tahun.

Rumusan masalah di dalam penelitian ini adalah: bagaimana pengaruh karakretistik individu dan karakteristik organisasi dalam penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 terhadap kinerja pegawai pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Langkat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh karakteristik individu dan karakteristik organisasi dalam penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:20008 terhadap kinerja pegawai di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Langkat.

Penelitian ini adalah merupakan penelitian Survey. Penelitian Survey adalah

penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Penelitian survey di sini bertujuan menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis pengaruh karakteristik individu dan karakteristik organisasi dalam penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:20008 terhadap kinerja pegawai Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Langkat.

Berdasarkan sifat, penelitian ini bersifat descriptive explanatory yaitu menguraikan dan menjelaskan pengaruh antara karakteristik individu dan karakteristik

organisasi terhadap kinerja karyawan melalui hipotesis yang dilakukan melalui pengumpulan data di lapangan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan karakteristik individu dan karakteristik organisasi dalam penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 berpengaruh positif dan sangat signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Langkat pada tingkat


(4)

kepercayaan 95% (α =5%). Hal ini berarti setiap kebijakan yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Langkat telah sesuai dengan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008.

Secara parsial variabel - variabel karakteristik individu dan karakteristik organisasi dalam penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 yang mempengaruhi kinerja pegawai Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Langkat berpengaruh postif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.

Kata Kunci: ISO 9001:2008, Kinerja Karyawan,  Karakteristik Individu, Karakteristik Organisasi.

   

                                       


(5)

ABSTRACT

THE IMPACT OF HUMAN RESOURCES CHARACTERISTICS AND ORGANIZATIONAL CHARACTERISTICS OF ISO 9001:2008 IMPLEMENTATION ON EMPLOYEES PERFORMANCE IN DINAS

TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN LANGKAT

Ainun Mardhiah, 20014, The Impact of Human Recources Characteristics and Organizational Characteristics of ISO 9001:2008 implementation on employees performance in Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Langkat, supervised by: Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec,Ac,Ak,CA.

This research was conducted in Disnakertrans Kabupaten Langkat that had ISO 9001:2008 certificate, the impact of this institution that has already been certified is the employees performance in Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Langkat was able to be evaluated , this was shown based on the survey done by SGS and KAN to the people who were serviced by Disnakertrans Kabupaten Langkat, which stated that the level of the satisfaction reached the rate of 90.64%. However the problem is the uncertainity about would Disnakertrans Kabupaten Langkat be able to hold the ISO 9001:2008 certificate in the future, since this instution has not been audited by The SGS that will audit this institution annually for the next 3(three) years.

The problem in this research is how the Human Recources Characteristics and Organizational Characteristics of the implemantation of ISO 9001:2008 can give a good impact on employees performance in Disnakertrans Kabupaten Langkat .

The purpose of this research is to analyze the impact of the Human Recources Characteristics and Organizational Characteristics of ISO 9001:2008 implementation on employees performance in Disnakertrans Kabupaten Langkat.

This is a survey research. Survey research is a reasearch that got the data from sample of the population by using questionairre. This survey research is to explain causal relationship and hypothesis testing of the impact of the Human Recources Characteristics and Organizational Characteristics of of ISO 9001:2008 implementation on employees performance in Disnakertrans Kabupaten Langkat.

This is a decriptive explanatory research, it describes the impact human resources and organizational characteristics on employees performance through hypothesis that collected from the field.

The result showed ISO 9001:2008 had positive and significant impact on employees performance simultaneously in Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Langkat with alpha 5%. Partially, ISO 9001:2008 implementation had positive and significant impact on employees performance in Disnakertrans Kabupaten Langkat.

Keywords: ISO 9001:2008, Employees Perfomance, Human Resources Characteristics, Organizational Characteristics.


(6)

Puji syukur ke hadirat Allah SWT penulis panjat atas segala rahmat dan petunjukNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat waktu. Tak lupa shalawat dan salam pada Rasulullah SAW, yang menjadi sumber pencerahan dan pembawa kebenaran. Penelitian ini merupakan tugas akhir yang menjadi prasyarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Selama penyelesaian skripsi ini, penulis banyak menerima doa, cinta kasih, bimbingan, dukungan, semangat, dan motivasi, maupun bantuan materil. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada orang tua penulis khususnya Ibu Wilda Eritha Sijabat, dan juga terima kasih kepada Ibu Endang Purnama Sari Sijabat dan Bapak Syaiful Abdi yang sangat membantu penulis selama penulisan skripsi ini.

Penulis juga menerima bimbingan, saran, dan motivasi dari berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian ini, oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec,Ac,Ak,CA selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen

Akuntansi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si. Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi

Universitas Sumatera Utara dan Ibu Drs. Mutia Ismail, M.M, Ak selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara.


(7)

4. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec,Ac,Ak,CA selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan yang sangat bermanfaat bagi penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, Msi, Ak selaku Dosen Pembannding/ Penguji

yang banyak memberikan saran, kritik dan bimbingan khususnya ketika seminar proposal skripsi penulis yang sangat bermanfaat untuk proses perbaikan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

6. Kepada seluruh dosen dan pegawai Departemen Akuntansi dan teman- teman

penulis khususnya Ulfa Fatmala Hsb.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan masukan yang positif untuk menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi banyak pihak.

Medan, 10 Juli 2014

Penulis,

Ainun Mardhiah


(8)

DAFTAR ISI

Halaman PERNYATAAN………... I ABSTRAK……… II ABSTRACT………. IV

KATA PENGANTAR………. V

DAFTAR ISI………. VII

DAFTAR TABEL……… IX

DAFTAR GAMBAR………... X

DAFTAR LAMPIRAN………... XI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Pegawai ... 8

2.1.1 Unsur-unsur Kinerja ... 9

2.1.2 Metode Penilaian Kinerja ... 11

2.1.3 Unsur-unsur Penilaian Kinerja Karyawan. 12 2.1.4 Proses Penilaian Kinerja Pegawai ... 14

2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja 15 2.1.6 Tujuan Penilaian Kinerja……… 16

2.1.7 Manfaat Penilaian Kinerja……….. 17

2.2 SMM ISO 9001:2008... 19

2.2.1 Tahapan Penerapan SMM………... 21

2.2.2 Manfaat Penerapan SMM ISO 9001:2008.... 25

2.2.3 Langkah-langkah Penerapan ISO 9001:2008 27 2.2.4 Persyaratan Standar SMM ISO 9001:2008.. 27

2.2.5 Audit Mutu dan Dokumentasi Mutu……… 29

2.2.6 Manual Mutu………... 30

2.2.7 Pengendalian Dokumen………... 30

2.2.8 Pengendalian Rekaman……… 31

2.2.9 Karakteristik Individu………. 32

2.2.10 Karakteristik Organisasi……… 32

2.3 Penelitian terdahulu……….. 33

2.4 Kerangka Konseptual……… 36


(9)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian……….. 39

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian………... 39

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian……… 39

3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan……… 39

3.4.1 Metode Pengambilan Data……….. 40

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data……….. 40

3.5 Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya 41 3.5.1 Variabel Dependen……….. 41

3.5.2 Variabel Independen………... 42

3.6 Pengujian dan Analisis Data……… 43

3.6.1 Uji Instrumen……….. 44

3.6.2 Analisis Regresi Berganda……….. 45

3.6.3 Uji Kualitas Data……… 46

3.7 Uji Hipotesis……… 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Disnakertrans Kab. Langkat.. 49

4.1.1 Sejarah Disnakertrans Kab. Langkat…… 49

4.1.2 Visi dan Misi Disnakertrans Kab. Langkat 50 4.1.3 Mekanisme Pelayanan………. 50

4.2 Penerapan ISO 9001:2008 di Disnakertrans Langkat 52 4.3 Pengelolaan Sumber Daya………... 57

4.4 Realisasi Jasa……….... 59

4.5 Penilaian Kinerja Karyawan………. 62

4.6 Karakteristik Responden……….. 63

4.7 Hasil Penelitian……… 64

4.7.1 Uji Validitas……… 64

4.7.2 Uji Realibilitas………. 64

4.7.3 Uji Normalitas………. 65

4.7.4 Uji Heterokedatisitas……….. 66

4.7.5 Uji Multikoleniaritas………... 67

4.8 Analisis Regresi Berganda……….………. 67

4.9 Uji Hipotesis….……….. 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan……….. 71

5.2 Saran……… 72

DAFTAR PUSTAKA ... ………… 73

LAMPIRAN ………... 75


(10)

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu……….. 35

3.1 Operasional Variabel………... 43

4.1 Sasaran Mutu……….. 52

4.2 Karakteristik Responden……… 63

4.3 Uji Validitas………... 64

4.4 Uji realibilitas………. 64

4.5 Uji Multikoleniaritas……….. 67

4.6 Model Summary………. 67

4.7 Uji F……… 68

4.8 Uji t………. 70  

                             


(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual………. 37

Gambar 4.1 Uji Normalitas……… 65

Gambar 4.2 Uji Heterokedatisitas……….. 66


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

Lampiran I Kuesioner penelitian ……… 75

Lampiran II Kuisioner……….. 76

Lampiran III Sertifikat ISO 9001:2008 yang Diperoleh

Disnakertrans Kabupaten Langkat….. 78

Lampiran IV Hasil Kuisioner……… 80


(13)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN KARAKTERISTIK ORGANISASI DALAM PENERAPAN SMM ISO 9001:2008 TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS TENAGA

KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN LANGKAT

Ainun Mardhiah, 2014, Analisis Pengaruh Karakteristik Individu dan Karakteristik Organisasi Dalam Penerapan SMM ISO 9001:2008 Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Langkat, di bawah bimbingan: Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec,Ac,Ak,CA.

Penelitian ini dilakukan pada  Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kabupaten Langkat yang telah memiliki sertifikasi ISO 9001:2008. Dampak dari diperolehnya sertifikasi tersebut adalah bisa diukurnya kinerja pegawai di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Langkat, hal ini dapat dilihat dari survey yang dilakukan oleh Pihak SGS dan KAN pada masyarakat yang menggunakan jasa Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Langkat, dimana tingkat kepuasan masyarakat mencapai 90,64%, akan tetapi belum dapat dipastikan apakah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Langkat bisa mempertahankan Sertifikat ISO 9001:2008 karena belum diaudit oleh pihak SGS yang akan melakukan audit setiap tahunnya selama 3 (tiga) tahun.

Rumusan masalah di dalam penelitian ini adalah: bagaimana pengaruh karakretistik individu dan karakteristik organisasi dalam penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 terhadap kinerja pegawai pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Langkat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh karakteristik individu dan karakteristik organisasi dalam penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:20008 terhadap kinerja pegawai di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Langkat.

Penelitian ini adalah merupakan penelitian Survey. Penelitian Survey adalah

penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Penelitian survey di sini bertujuan menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis pengaruh karakteristik individu dan karakteristik organisasi dalam penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:20008 terhadap kinerja pegawai Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Langkat.

Berdasarkan sifat, penelitian ini bersifat descriptive explanatory yaitu menguraikan dan menjelaskan pengaruh antara karakteristik individu dan karakteristik

organisasi terhadap kinerja karyawan melalui hipotesis yang dilakukan melalui pengumpulan data di lapangan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan karakteristik individu dan karakteristik organisasi dalam penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 berpengaruh positif dan sangat signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Langkat pada tingkat


(14)

kepercayaan 95% (α =5%). Hal ini berarti setiap kebijakan yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Langkat telah sesuai dengan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008.

Secara parsial variabel - variabel karakteristik individu dan karakteristik organisasi dalam penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 yang mempengaruhi kinerja pegawai Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Langkat berpengaruh postif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.

Kata Kunci: ISO 9001:2008, Kinerja Karyawan,  Karakteristik Individu, Karakteristik Organisasi.

   

                                       


(15)

ABSTRACT

THE IMPACT OF HUMAN RESOURCES CHARACTERISTICS AND ORGANIZATIONAL CHARACTERISTICS OF ISO 9001:2008 IMPLEMENTATION ON EMPLOYEES PERFORMANCE IN DINAS

TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN LANGKAT

Ainun Mardhiah, 20014, The Impact of Human Recources Characteristics and Organizational Characteristics of ISO 9001:2008 implementation on employees performance in Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Langkat, supervised by: Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec,Ac,Ak,CA.

This research was conducted in Disnakertrans Kabupaten Langkat that had ISO 9001:2008 certificate, the impact of this institution that has already been certified is the employees performance in Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Langkat was able to be evaluated , this was shown based on the survey done by SGS and KAN to the people who were serviced by Disnakertrans Kabupaten Langkat, which stated that the level of the satisfaction reached the rate of 90.64%. However the problem is the uncertainity about would Disnakertrans Kabupaten Langkat be able to hold the ISO 9001:2008 certificate in the future, since this instution has not been audited by The SGS that will audit this institution annually for the next 3(three) years.

The problem in this research is how the Human Recources Characteristics and Organizational Characteristics of the implemantation of ISO 9001:2008 can give a good impact on employees performance in Disnakertrans Kabupaten Langkat .

The purpose of this research is to analyze the impact of the Human Recources Characteristics and Organizational Characteristics of ISO 9001:2008 implementation on employees performance in Disnakertrans Kabupaten Langkat.

This is a survey research. Survey research is a reasearch that got the data from sample of the population by using questionairre. This survey research is to explain causal relationship and hypothesis testing of the impact of the Human Recources Characteristics and Organizational Characteristics of of ISO 9001:2008 implementation on employees performance in Disnakertrans Kabupaten Langkat.

This is a decriptive explanatory research, it describes the impact human resources and organizational characteristics on employees performance through hypothesis that collected from the field.

The result showed ISO 9001:2008 had positive and significant impact on employees performance simultaneously in Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Langkat with alpha 5%. Partially, ISO 9001:2008 implementation had positive and significant impact on employees performance in Disnakertrans Kabupaten Langkat.

Keywords: ISO 9001:2008, Employees Perfomance, Human Resources Characteristics, Organizational Characteristics.


(16)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan teknologi dan persaingan usaha yang sangat ketat saat ini dan masa mendatang, mendorong perusahaan meningkatkan mutu dan daya saing dengan cara melakukan perbaikan secara konsisten dan terus - menerus, agar dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan yang semakin meningkat. Melihat kondisi ini, tidak ada pilihan lain lagi bagi instansi untuk bertahan dan mengembangkan usahanya dengan selalu meningkatkan mutu pelayanan kepada pelanggan melalui peningkatan kinerja.

Pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan (Moenir,2008).

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, Disnakertrans Kabupaten langkat melakukan perubahan dan peningkatan dalam kualitas peningkatan jasa dan layanannya kepada masyarakat di Kabupaten Langkat. Disnakertrans Kabupaten Langkat merupakan salah satu dari tujuh Disnakertrans yang ada di Indonesia yang mendapatkan serifikat ISO 9001:2008 pada tahun 2013. Menurut Syarizal (2009),


(17)

“ISO 9001:2008 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen mutu. Sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 adalah persyaratan standar yang digunakan untuk mengakses kemampuan organisasi dalam memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan yang sesuai”.

Setiap organisasi atau instansi dalam melaksanakan sistem selalu diarahkan untuk mencapai tujuan perusahaan. Salah satu caranya dengan meningkatkan kinerja karyawan. Dalam rangka mempersiapkan Disnakertrans Kabupaten Langkat untuk menjadi lembaga yang mandiri dan profesional dalam melaksanakan kegiatan memberikan pelayanan kepada masyarakat, maka merupakan suatu keharusan bagi institusi ini untuk melaksanakan sistem manajemen mutu berdasarkan standar ISO 9001:2008,hal ini perlu dilakukan agar mutu pelayanan yang berikan oleh Disnakertrans Kabupaten langkat, khususnya departemen Bursa Tenaga Kerja yang telah mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008 untuk lebih meningkatkan standar kualifikasi bertaraf Internasional dan konsistensi mutu pelayanan dari waktu ke waktu demi kepuasan pelanggan maupun peningkatan kinerja pegawainya. Menurut Lembaga Administrasi Negara (1992) “kinerja berasal dari kata Job performance yaitu prestasi kerja yang dicapai seseorang. Performance diterjemahkan menjadi kinerja, juga berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja atau hasil kerja, penampilan”.

Dalam sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 terdapat beberapa klausul yang penerapannya berkaitan dengan kinerja karyawan khususnya pada klausul 6 (enam), antara lain adalah:


(18)

1. Karakteristik Organisasi,

2. Karakteristik Sumber Daya Manusia.

Hal ini sejalan dengan pendapat Gasperz (2008) tentang elemen-elemen yang terdapat dalam ISO 9001:2008, yakni mengenai manajemen sumber daya terdiri dari:

1. Penyediaan sumber daya,

2. Sumber daya manusia,

3. Infrastruktur,

4. Dan lingkungan kerja.

Disnakertrans Kabupaten Langkat melakukan peningkatan manajemen untuk mengantisipasi tuntutan masyarakat dengan menerapkan sistem manajemen mutu (SMM) ISO 9001:2008. Konsep dari penerapan ISO 9001:2008 yang dilakukan di lingkungan Disnakertrans Kabupaten Langkat adalah standarisasi sistem pelayanan dan perbaikan mutu pelayanan dengan tujuan adanya perbaikan mutu layanan yang diberikan oleh Disnakertrans Kabupaten Langkat, sehingga diperolehnya standar yang sesuai. Disnakertrans Kabupaten Langkat, merupakan kantor pelayanan umum di bidang Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang telah mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008. Fenomena yang terjadi berkaitan dengan penerapan SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja pegawai di Disnakertrans Kabupaten Langkat adalah, terjadinya reformasi birokrasi ke arah yang lebih baik, di mana para pegawai menjadi lebih disiplin dan lebih terukur kinerjanya, hal ini dapat terlihat dari hasil audit KAN (Komite Akreditasi Nasional)


(19)

yang mengaudit institusi-institusi maupun perusahaan-perusahaan yang mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008 yang dilakukan setiap tahun.

Melalui penerapan SMM ISO 9001:2008 di Disnakertrans Kabupaten Langkat diharapkan dapat tercipta:

1. Disnakertrans Kabupaten Langkat dapat meningkatkan kepercayaan

dan kepuasan pelanggan masyarakat jaminan kualitas yang terorganisasi dan sistematik, di mana kebijakan, prosedur dan instruksi yang berkaitan dengan kualitas direncanakan dengan baik.

2. Disnakertrans Kabupaten Langkat dapat memperoleh image yang

lebih baik dalam pandangan masyarakat karena Disnakertrans Kabupaten Langkat diijinkan untuk mengiklankan pada media massa bahwa sistem manajemen kualitas Disnakertrans Kabupaten Langkat telah diakui secara internasional.

3. Kualitas kinerja pegawai Disnakertrans Kabupaten Langkat dapat

dijaga kesinambungannya karena dengan ISO 9001:2008 berarti 

Disnakertrans Kabupaten Langkat akan diaudit secara periodik oleh registrar dari lembaga registrasi, sehingga masyarakat tidak perlu melakukan audit sistem kualitas. Hal ini lebih menghemat biaya dan mengurangi duplikasi audit sistem kualitas oleh pelanggan.

4. Disnakertrans Kabupaten Langkat dapat meningkatkan kualitas dan

kinerja dari manajemen melalui kerjasama dan komunikasi yang lebih baik, sistem pengendalian yang konsisten, serta pengurangan dan pencegahan pemborosan karena operasi internal menjadi lebih baik.


(20)

5. Kesadaran pegawai Disnakertrans Kabupaten Langkat akan pentingnya kualitas semakin meningkat.

6. Disnakertrans Kabupaten Langkat dapat memberikan pelatihan

secara sistematik kepada seluruh pegawai melalui prosedur-prosedur dan instruksi-instruksi yang terdefinisi secara baik.

7. Secara keseluruhan akan terjadi perubahan positif pada

Disnakertrans Kabupaten Langkat dalam hal kultur kualitas dari anggota organisasi, karena pegawai senantiasa terdorong untuk mempertahankan sertifikat ISO 9001:20008 yang umumnya hanya akan berlaku selama 3 tahun.

Sebelumnya pernah dilakukan penelitian mengenai pengaruh penerapan SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja pegawai, diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Yuniar (2011) akan tetapi studi kasus yang digunakan adalah SAMSAT Kabupaten Tanggerang. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, terdapat pada studi kasus yang diteliti, dimana penelitian ini menggunakan Disnakertrans Kabupaten Langkat sebagai objek penelitian.

SDM merupakan sumber daya terpenting dalam suatu organisasi, dimana orang-orang atau karyawan tersebut memberikan tenaga, bakat, kreativitas, dan usahanya kepada organisasi. Oleh karena itu, manusia merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam suatu organisasi, karena manusia memberikan kontribusi terbesar dibandingkan dengan faktor-faktor yang lain. Selama penerapan ISO 9001:2008 di Disnakertrans Kabupaten Langkat belum pernah dilakukan penelitian


(21)

mengenai pengaruh penerapan ISO 9001:2008 terhadap kinerja pegawai di Disnakertrans Kabupaten langkat.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti masalah yang berkaitan dengan pengaruh karakteristik individu dan karakteristik organisasi terhadap kinerja karyawan pada Disnakertrans Kabupaten Langkat.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dalam penelitian ini dirumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh peubah Karakteristik Individu (keahlian,

pendidikan dan pengalaman kerja) dari penerapan SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja pegawai di Disnakertrans Kabupaten Langkat?

2. Apakah terdapat pengaruh peubah Karakteristik Organisasi

(sumber daya organisasi, iklim organisasi dan struktur organisasi) dari penerapan SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja pegawai di di Disnakertrans Kabupaten Langkat?

3. Apakah terdapat pengaruh peubah karakteristik individu dan

karakteristik organisasi secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai Disnakertrans Kabupaten Langkat?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan dalam penelitian, maka tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:


(22)

1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh peubah karakteristik individu (keahlian, pendidikan dan pengalaman kerja) dari penerapan SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja pegawai Disnakertrans Kabupaten Langkat. 2. Mengetahui dan menganalisis pengaruh karakteristik organisasi (sumber

daya organisasi, iklim organisasi dan struktur organisasi) dari penerapan SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja pegawai Disnakertrans Kabupaten Langkat.

3. Mengetahui dan menganalisis pengaruh karakteristik individu dan

organisasi secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai Disnakertrans Kabupaten Langkat.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai masukan kepada Disnakertrans Kabupaten Langkat dalam

upaya meningkatkan kinerja pegawai.

2. Sebagai referensi dan masukan bagi peneliti di masa mendatang

dalam mengkaji masalah sistem manajemen mutu ISO 9001:20008 berkaitan dengan kinerja pegawai.

3. Peneliti, diharapkan dari hasil penelitian ini akan menambah

pengetahuan mengenai sistem manajemen mutu ISO 9001:2008.

4. Masyarakat, diharapkan dari hasil penelitian ini tidak

menggunakan calo untuk mendapatkan pekerjaan, tetap langsung datang dan akan ditangani oleh Disnaker Kabupaten Langkat.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kinerja Pegawai

Kinerja berasal dari kata Job performance yaitu prestasi kerja yang

dicapai seseorang. Performance diterjemahkan menjadi kinerja, juga

berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja atau hasil kerja, penampilan kerja (Lembaga Administrasi Negara ; 1992). Sedangkan menurut Prabu (2004 ; 67) “pengertian kinerja ( prestasi kerja ) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitias yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.

Dalam melakukan suatu pekerjaan, seorang pegawai hendaknya memiliki kinerja yang tinggi. Akan tetapi hal tersebut sulit untuk dicapai, bahkan banyak pegawai yang memiliki kinerja yang rendah atau semakin menurun walaupun telah banyak memiliki pengalaman kerja dan lembaga pun telah banyak melakukan pelatihan maupun pengembangan terhadap sumber daya manusianya, untuk dapat meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja pegawainya. Kinerja pegawai yang rendah akan menjadi sutau permasalahan bagi sebuah organisasi atau lembaga, karena kinerja yang dihasilkan pegawai tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh organisasi. Untuk memberikan gambaran tentang kinerja pegawai, berikut ini adalah beberapa penjelasan yang berkaitan dengan kinerja pegawai. Kinerja didalam kamus bahasa Indonesia (1994 ; 503) dikatakan


(24)

diperlihatkan (3) kemampuan kerja, sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil kerja yang dihasilkan oleh pegawai atau karyawan dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya.

2.1.1 Unsur-unsur Kinerja

Selanjutnya Sastrohardiwiryo (2002) menjelaskan bahwa umumnya unsur-unsur kinerja adalah sebagai berikut :

1. Kesetiaan

Kesetiaan yang dimaksud adalah tekad dan kesanggupan didalam mentaati, melaksanakan dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Tekad dan kesanggupan tersebut harus dibuktikan dengan sikap dan tingkah laku tenaga kerja yang bersangkutan dengan kegiatan sehari-hari serta dalam perbuatan melaksanakan tugas dan pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Kesetiaan tenaga kerja terhadap suatu perusahaan sangat berhubungan dengan pengabdiannya. Pengabdian yang dimaksud adalah sumbangan pikiran dan tenaga yang ikhlas dengan mengutamakan kepentingan publik diatas kepentingan pribadi.

2. Prestasi kerja

Prestasi kerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Pada umumnya prestasi kerja seorang tenaga kerja dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan pengalaman, dan kesanggupan tenaga kerja yang bersangkutan.


(25)

Tanggung jawab adalah kesanggupan seorang tenaga kerja dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu. Serta dapat mengambil resiko atas keputusan yang diambilnya atau tindakan yang dilakukannya.

4. Ketaatan

Ketaatan adalah kesanggupan seorang tenaga kerja untuk mentaati segala aturan dan ketentuan serta peraturan perundang-undangan yang berlaku, mentaati peraturan kedinasan yang diberikan oleh atasan yang berwenang, serta kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang telah ditentukan oleh perusahaan maupun pemerintah, baik secara tertulis maupun tidak tertulis.

5. Kejujuran

Merupakan ketulusan hati tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan serta kemampuan untuk tidak menyalah gunakan wewenang yang telah dibebankan kepadanya.

6. Kerjasama

Merupakan kemamuan tenaga kerja untuk bekerja sama dengan orang lain dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang telah diamanatkan, sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya.


(26)

Adalah kemampuan seorang tenaga kerja untuk mengambil suatu keputusan ataupun tindakan yang diperlukan tanpa diperintah oleh manajemen lainnya

8. Kepemimpinan

Adalah kemampuan yang dimiliki seorang tenaga kerja untuk meyakinkan orang lain ( tenaga kerja lain ) sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas pokok.

Penilaian unsure kepemimpinan bagi tenaga kerja yang mempunyai

keyakinan dalam perusahaan bagi top management, middle

management maupun lower management.

2.1.2 Metode Penilaian Kinerja

Menurut Mangkunegara (2006) “Penilaian kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahan. Hasil penilaian tersebut digunakan sebagai umpan balik yang memberikan informasi tentang prestasi, pelaksanaan suatu rencana dan apa yang diperlukan perusahaan dalam penyesuaian-penyesuaian dan pengendalian”.

Rumus penilaian kinerja pegawai menurut Cumming dan Schwab (Dubrin, 1984)

P = E x A, dimana : P = Performace E = Effort A = Ability

Dari rumus di atas dapat kita ketahui bahwa dengan usaha yang gigih dan didukung oleh kemampuan yang memadai, maka seseorang akan memberikan kinerja terbaiknya. Namun tidak


(27)

semua orang mempunyai kemampuan yang sama, kemampuan disini diantaranya kemampuan mengatasi masalah dan kemampuan untuk berkreativitas.

Berdasarkan pengertian-pengertian kinerja di atas, maka dapat dinyatakan bahwa kinerja adalah kemampuan untuk merealisasikan kemampuan kerja pegawai sesuai dengan tugas dan tanggung jawab dari pekerjaan yang diembannya. Maka peningkatan kinerja pegawai adalah proses untuk meningaktkan

kemampuan kerja, penampilan kerja atau performance kerja

seseorang yang dapat dilakukan dengan berbagai cara.

2.1.3 Unsur-unsur Penilaian Kinerja Karyawan

Unsur-unsur yang terdapat dalam ISO 9001:2008, tentang klausul 6 (enam) dari manajemen sumber daya terdiri dari:

a. Keahlian.

b. Pendidikan.

c. Pengalaman Kerja.

a. Keahlian.

Menurut Ruky (2001) “keahlian yang harus dimiliki seseorang adalah keahlian teknis, keahlian interaksi atau hubungan antar manusia, keahlian konseptual”. Sedangkan Robbins (1998) mempertegas bahwa “keterampilan dapat dibagi ke dalam 3 (tiga) kategori, yaitu: keterampilan teknis, keterampilan berinteraksi secara efektif dan keterampilan dalam pemecahan masalah”.


(28)

Pendidikan dan pengalaman kerja merupakan langkah awal untuk melihat kemampuan seseorang (Handoko, 2000). Sementara menurut Hasibuan (2000), “pendidikan merupakan indikator yang mencerminkan kemampuan seseorang untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan dan dengan latar belakang pendidikan pula seseorang dianggap akan mampu menduduki suatu jabatan tertentu, selain itu pemahaman akan kepribadian seseorang juga dapat dilihat dari tingkat pendidikannya”.

c. Pengalaman Kerja

Selain pendidikan formal, para individu dalam organisasi juga perlu memiliki pengalaman kerja, serta mampu beradaptasi dengan lingkungannya dalam organisasi, terutama sehubungan dengan upaya meniti suatu karir dan mengembangkan potensi dirinya. Dengan pengalaman seseorang akan dapat mengembangkan kemampuannya, sehingga karyawan tetap betah bekerja pada perusahaan, dengan harapan suatu waktu dipromosikan. Kadangkala pegawai memiliki kemampuan rendah dan terbatas, karena sudah lama bekerja belum dipromosikan, sehingga suatu ketika perusahaan akan dipimpin oleh orang yang berkemampuan rendah, sehingga perkembangan perusahaan dapat disangsikan (Siagian, 2006).


(29)

2.1.4 Proses Penilaian Kinerja Karyawan

Proses penilaian kinerja adalah suatu langkah pengambilan keputusan dalam menentukan penilaian kinerja. Proses penilaian kinerja, adalah sebagai berikut (Mondy, 1998) :

a. Mengidentifikasi tujuan spesifik dari penilaian.

Hal ini sangat penting, karena karyawan akan mengetahui apa yang menjadi tujuan dari penilaian prestasi kerja dan sistem penilaian tersebut. Penilaian prestasi kerja harus dapat mengefektifkan maksud dari tujuan tersebut, sehingga manajemen harus menyeleksi tujuan-tujuan yang terpenting yang dapat tercapai.

b. Mengetahui pekerjaan yang diharapkan.

Karyawan harus mengetahui apa yang diharapkan dari dirinya dalam melaksanakan pekerjaannya. Untuk itu dapat dibuat deskripsi jabatan yang harus berdasarkan analisis pekerjaan, artinya harus mempunyai hubungan dengan pekerjaan dari jabatan karyawan.

c. Menguji kerja karyawan.

Setelah menetapkan analisis jabatan, karyawan perlu mengetahui hasil dari prestasinya. Untuk itu diperlukan kriteria-kriteria penilaian yang menggambarkan perilaku yang menentukan prestasi kerja hubungannya dengan pekerjaan. Standar difokuskan kepada seberapa baik pekerjaan dilaksanakan, harus jelas


(30)

dikomunikasikan, sehingga penilai dan yang diinilai mengetahui apakah standar dapat tercapai.

d. Penilaian prestasi kerja.

Menggambarkan kekuatan dan kelemahan karyawan. Manfaat yang didapat adalah untuk mengamati hasil kerja, mengevaluasi sesuai standar yang ditetapkan dan untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan.

e. Mendiskusikan hasil penilaian dengan karyawan.

Setelah dilakukan penilaian, penilai mengadakan diskusi atau wawancara yang dinilai untuk memberikan informasi hasil penilaian yang dilakukan. Wawancara yang dilakukan hendaknya komunikasi dua arah antara karyawan dengan penilai.

2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Timple (1992 ; 31) dalam Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia mengemukakan faktor-faktor kinerja yaitu :

1) Faktor Internal

Faktor Internal (disposisional) yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang, misalnya kinerja seseorang baik disebabkan karena mempunyai kemampuan tinggi dan seseorang itu tipe pekerja keras, sedangkan seseorang mempunyai kinerja jelek disebabkan orang tersebut tidak memiliki upaya-upaya untuk memperbaiki kemampuannya.


(31)

Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan. Seperti perilaku, sikap, tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja dan iklim organisasi.

2.1.6 Tujuan Penilaian Kinerja

George dan Jones (2002) menyatakan “tujuan penilaian kinerja adalah untuk penyesuaian kompensasi, keputusan penempatan dan pengembangan karir dan memberikan kesempatan kerja yang adil, sehingga karyawan dapat memperbaiki kinerjanya. Hal ini akan berdampak pada perbaikan perencanaan dan pengembangan organisasi untuk menghadapi tantangan masa depan”.

Pentingnya tujuan penilaian unjuk kerja atau penilaian kinerja menurut Hariandja (2007) adalah:

1. Penilaian unjuk kerja memberikan kesempatan kepada

karyawan untuk mengambil tindakan-tindakan perbaikan untuk

meningkatkan kinerja melalui feedback yang diberikan oleh

organisasi

2. Penyesuaian gaji, yaitu penilaian kinerja dapat dipakai sebagai informasi dalam menentukan kompensasi secara layak sehingga dapat memotivasi pegawai.

3. Keputusan untuk penempatan, yaitu dapat dilakukannya

penempatan sesuai dengan keahliannya.

4. Pelatihan dan pengembangan, yaitu melalui penilaian akan

diketahui kelamahan-kelemahan dari pegawai sehingga dapat ditentukan program pelatihan dan pengembangan yang lebih efektif.


(32)

5. Perencanaan karir, yaitu organisasi dapat memberikan bantuan perencanaan karir bagi pegawai dan menyelaraskannya dengan kepentingan organisasi.

6. Mengidentifikasi kelemahan-kelemahan dalam proses

penempatan, yaitu unjuk kerja yang tidak baik menunjukkan adanya kelemahan dalam penempatan sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan.

7. Mengidentifikasi adanya kekurangan dalam desain pekerjaan,

yaitu kekurangan kinerja akan menunjukkan adanya kekurangan dalam perancangan pekerjaan.

8. Meningkatkan adanya perlakuan yang sama terhadap semua

pegawai, yaitu dengan dilakukannya penilaian yang obyektif.

9. Membantu pegawai mengatasi masalah eksternal, yaitu dengan

penilaian unjuk kerja, atasan akan mengetahui apa yang menyebebkan terjadinya unjuk kerja yang jelek, sehingga atasn dapat membantu mengatasinya.

10.Umpan balik pada pelaksanaan fungsi manajemen sumber daya

manusia, yaitu dengan diketahuinya unjuk kerja pegawai secara keseluruhan dapat menjadi informasi sejauh mana fungsi sumber daya manusia berjalan baik atau buruk.

2.1.7 Manfaat Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja menurut Werther dan Davis (1996) mempunyai beberapa tujuan dan manfaat bagi organisasi dan pegawai yang dinilai, yaitu:


(33)

1. Performance Improvement. Yaitu memungkinkan pegawai dan manajer untuk mengambil tindakan yang berhubungan dengan peningkatan kinerja.

2. Compensation adjustment. Membantu para pengambil

keputusan untuk menentukan siapa saja yang berhak menerima kenaikan gaji atau sebaliknya.

3. Placement decision. Menentukan promosi,dan transfer.

4. Training and development needs mengevaluasi kebutuhan

pelatihan dan pengembangan bagi pegawai agar kinerja mereka lebih optimal.

5. Carreer planning and development. Memandu untuk

menentukan jenis karir dan potensi karir yang dapat dicapai.

6. Staffing process deficiencies. Mempengaruhi prosedur

perekrutan pegawai.

7. Informational inaccuracies and job-design errors. Membantu menjelaskan apa saja kesalahan yang telah terjadi dalam manajemen sumber daya manusia terutama di bidang informasi

job-analysis, job-design, dan sistem informasi manajemen

sumber daya manusia.

8. Equal employment opportunity. Menunjukkan bahwa

penempatan posisi kerja tidak diskriminatif.

9. External challenges. Kadang-kadang kinerja pegawai

dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti keluarga, keuangan pribadi, kesehatan, dan lain-lainnya. Biasanya faktor ini tidak terlalu kelihatan, namun dengan melakukan penilaian kinerja,


(34)

faktor-faktor ini akan kelihatan sehingga membantu departemen sumber daya manusia untuk memberikan bantuan bagi peningkatan kinerja pegawai.

10.Feedback. Memberikan umpan balik bagi urusan kepegawaian

maupun bagi pegawai itu sendiri.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dan manfaat penilaian kinerja adalah sebagai sumber informasi bagi penentuan kebijakan strategi SDM perusahaan di masa depan, sebagai suatu alat evaluasi kinerja serta sebagai alat untuk memetakan potensi dari pegawai perusahaan.

Sedangkan Manfaat penilaian kinerja yang dikemukakan oleh Dessler (2007), yaitu :

1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimum.

2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan

karyawan, seperti promosi, mutasi dan pemberhentian.

3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan

karyawan, serta menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.

4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana

atasannya menilai kinerjanya.

5. Menyediakan suatu dasar distribusi penghargaan.

2.2 SMM ISO 9001:2008 Sistem Manajemen Kualitas

Menurut Gasperz (2008:268) “Sistem manajemen mutu adalah sistem yang digunakan untuk menetapkan kebijakan (pernyataan resmi oleh manajemen puncak berkaitan dengan perhatian dan arah organisasinya di bidang mutu) dan sasaran mutu (segala sesuatu yang


(35)

terkait dengan mutu dan dijadikan sasaran atau target pencapaian dengan menetapkan ukuran atau kriteria pencapainnya)”. ISO 9001:2008 merupakan standar mutu yang sangat populer di seluruh dunia.

ISO 9001:2008 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen mutu. Standar tersebut menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi yang mendasar bagi organisasi apapun yang berminat untuk menerapkan standar ini. Berdasarkan definisi tersebut, maka sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dapat didefinisikan sebagai standar sistem manajemen mutu yang mengelola proses pencapaian mutu

(Gasperz,2008). Sistem tersebut mengatur hubungan antara supplier,

lembaga, dan konsumen. Oleh karena itu, sistem manajemen mutu ISO 90001:2008 sama sekali tidak berbicara tentang mutu suatu produk, tetapi berbicara tentang proses pencapaian suatu tingkat mutu tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa lembaga yang akan mengadopsi sistem tersebut perlu menetapkan spesifikasi/persyaratan karakteristik mutu produk dan prosesnya (Syarizal,2009).

Terdapat beberapa karakteristik umum dari sistem manajemen kualitas, antara lain sebagai berikut (Gaspersz, 2001, pp.10-11):

1. Sistem manajemen kualitas mencakup suatu lingkup yang luas dari

aktivitas-aktivitas dalam organisasi modern. Kualitas dapat didefinisikan melalui lima pendekatan utama, antara lain sebagai

berikut: transcendent quality yaitu suatu kondisi ideal menuju

keunggulan; product based quality yaitu suatu atribut produk yang

memenuhi kualitas; user based quality yaitu kesesuaian atau


(36)

yaitu kesesuaian terhadap persyaratan-persyaratan standar; value

based quality yaitu derajat keunggulan pada tingkat harga yang

kompetitif.

2. Sistem manajemen kualitas berfokus pada konsistensi dari proses

kerja. 

3. Hal ini sering mencakup beberapa tingkat dokumentasi terhadap

standar-standar kerja.

4. Sistem manajemen kualitas berlandaskan pada pencegahan kesalahan

sehingga bersifat proaktif, bukan pada deteksi kesalahan yang bersifat reaktif. Patut diakui pula bahwa banyak sistem manajemen kualitas tidak akan efektif sepenuhnya pada pencegahan semata, sehingga sistem manajemen kualitas juga harus berlandaskan pada tindakan korektif terhadap masalah-masalah yang ditemukan. Dalam kaitan dengan hal ini, sistem manajemen kualitas merupakan suatu closed loop system yang mencakup deteksi, umpan balik, dan korelasi. Proporsi terbesar harus diarahkan pada pencegahan kesalahan sejak tahap awal.

5. Sistem manajemen kualitas mencakup elemen-elemen: tujuan

(objectives), pelanggan (customer), hasil-hasil (outputs), proses-proses (processes), masukan-masukan (inputs), pemasok (suppliers),

dan pengukuran untuk umpan balik dan umpan maju (measurement

for feedback and feedforward).

2.2.1 Tahapan Penerapan Sistem Manajemen Kualitas (Quality Management System)


(37)

Terdapat beberapa tahapan dalam menerapkan suatu sistem manajemen kualitas, antara lain sebagai berikut (Gasperz, 2001,):

1. Memutuskan untuk mengadopsi suatu standar sistem

manajemen mutu yang akan diterapkan.

2. Menetapkan suatu komitmen pada tingkat pemimpin senior

dari organisasi. 

3. Menetapkan suatu kelompok kerja atau komite pengaruh yang

terdiri dari manajer-manajer senior.

4. Menugaskan wakil manajemen (management representative).

5. Menetapkan tujuan-tujuan kualitas dan implementasi system.

6. Meninjau ulang sistem manajemen kualitas yang sekarang.

7. Mendefinisikan struktur organisasi dan tanggung jawab.

8. Menciptakan kesadaran kualitas (quality awareness) pada

semua tingkat dalam organisasi.

9. Mengembangkan peninjauan ulang dari sistem manajemen

kualitas dalam manual kualitas (buku panduan).

10.Menyepakati bahwa fungsi-fungsi dan aktivitas dikendalikan

oleh prosedur-prosedur.

11.Mendokumentasikan aktivitas terperinci dalam prosedur

operasional atau prosedur terperinci.

12.Memperkenalkan dokumentasi.

13.Menetapkan partisipasi karyawan dan pelatihan dalam system.

14.Meninjau ulang dan melakukan audit sistem manajemen


(38)

Organisasi standardisasi internasional atau lebih dikenal dengan The International Organization for Standardization telah menerbitkan ISO 9001:2008 yang mendeskripsikan standar untuk

sebuah QMS (Quality Management System) yang digunakan

sebagai landasan dan proses yang meliputi perancangan, pengembangan, dan pengiriman dari produk maupun jasa. Suatu organisasi dapat berpartisipasi dalam pengajuan sertifikasi ISO 9001:2008 secara berkelanjutan untuk membuktikan kesesuaian mereka dengan standar yang berlaku yang termasuk dalam syarat dalam pengembangan QMS (Gasperz,2001)

Pengendalian kualitas (Quality Control)

(Quality Control) Menentukan komponen-komponen mana yang rusak dan menjaga agar bahan-bahan untuk produksi mendatang jangan sampai rusak. Pengendalian kualitas merupakan alat bagi manajemen untuk memperbaiki kualitas produk bila diperlukan, mempertahankan kualitas yang sudah tinggi dan mengurangi jumlah bahan yang rusak (Reksohadiprojo, 1995).

Quality Assurance (QA) :

Menurut Gryna (1988) Quality Assurance (QA) adalah seluruh

perencanaan dan kegiatan sistematis yang diperlukan untuk memberikan suatu jaminan yang memadai bahwa suatu produk akan memenuhi suatu persyaratan tertentu. Dan agar pelaksanaannya dapat berjalan efektif diperlukan proses kontrol pada setiap tahap produksi yang tujuannya adalah menjamin kualitas produk melalui Quality Control (QC) sebagai pelaksana operasional dari QA. QA diperlukan untuk menjamin mutu

manajemen perusahaan dari pandangan owner bahwa produk yang

dihasilkan dapat berfungsi secara penuh sesuai dengan yang diinginkan dan dapat digunakan selama kurun waktu yang telah ditetapkan sehingga tercapai kepuasan konsumen.


(39)

Pengertian ISO 9001: 2008

Menurut Syarizal (2009), “ISO 9001:2008 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen mutu. Sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 adalah persyaratan standar yang digunakan untuk mengakses kemampuan organisasi dalam memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan yang sesuai”. ISO 9001:2008 menetapkan persyaratan-persyaratan dan

rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen mutu, yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk (barang dan jasa) yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan-persyaratan yang ditetapkan dapat berupa kebutuhan spesifik dari pelanggan, di mana organisasi yang dikontrak itu bertanggung jawab untuk menjamin mutu dari produk (Gasperz,2001). ISO 9001:2008 bukan merupakan standar produk, karena tidak menyatakan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh produk. ISO 9001: 2008 hanya merupakan standar sistem manajemen mutu (Mitrakonsultan, 2008).

Mengenai Model Proses Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, Model sistem manajemen mutu berdasarkan proses, menggambarkan hubungan proses yang disajikan dalam klausul empat sampai delapan. Gambaran ini menunjukkan bahwa pelanggan memainkan peran berarti dalam menetapkan persyaratan sebagai input. Pemantauan kepuasan pelanggan menghendaki penilaian informasi yang berkaitan dengan persepsi


(40)

pelanggan tentang apakah organisasi telah memenuhi persyaratan pelanggan. Penyusunan ini menggunakan metodologi yang dikenal “Plan-Do-Check-Action” yang dapat dipakai pada semua proses. (Mitrakonsultan, 2008).

2.2.2 Manfaat Penerapan SMM ISO 9001:2008 Bagi Disnakertrans Kabupaten Langkat

Berdasarkan dokumen internal SMM ISO 9001:2008 mengungkapkan manfaat penerapan SMM ISO 9001:2008 bagi Disnakertrans Kabupaten Langkat, sebagai berikut:

• Meningkatkan Kepercayaan dan kepuasan masyarakat melalui jaminan mutu yang terorganisir dan sistematik. Proses dokumentasi dalam ISO 9001:2008 menunjukkan bahwa kebijakan, prosedur dan instruksi yang berkaitan dengan mutu telah direncanakan dengan baik.

• Jaminan Kualitas Produk dan Proses karena telah memiliki sertifikat ISO 9001:2008 telah menjamin bahwa sistem manajemen mutu dari Disnakertrans Kabupaten Langkat telah diakui secara internasional.

• Meningkatkan Produktivitas Disnakertrans Kabupaten Langkat, setelah memperoleh sertifikat ISO 9001:2008 diharapkan dapat meningkatkan produktivitas Disnakertrans Kabupaten Langkat, terutama dalam pelayanan kepada masyarakat.

• Meningkatkan motivasi, moral & kinerja pegawai, serta memberikan perubahan positif dalam hal kultur mutu dari anggota


(41)

organisasi, karena manajemen dan karyawan terdorong untuk mempertahankan sertifikasi ISO 9001:2008 yang umumnya hanya berlaku selama tiga tahun.

• Sebagai alat analisa Disnakertrans lainnya di Indonesia, diharapkan Disnakertrans lainnya yang ada di Indonesia akan termotivasi untuk memperoleh Sertifikat ISO 9001:2008 dan dapat menggunakan Disnakertrans Kabupaten Langkat sebagai alat analisisnya.

• Meningkatkan hubungan saling menguntungkan dengan pencari kerja dan pengguna tenaga kerja,sehingga dapat mempermudah proses anta pencari kerja dan pengguna tenaga kerja.

• Meningkatkan cost efficiency dan keamanan produk, melalui

sistem pengendalian yang konsisten serta pengurangan dan pencegahan pemborosan. Meningkatkan kesadaran mutu dalam Disnakertrans Kabupaten Langkat.

• Meningkatkan komunikasi internal, dengan adanya sertifikat ISO 9001:2008 dapat meningkatkan komunikasi internal antara pegawai di Disnakertrans Kabupaten Langkat.

• Meningkatkan image positif Disnakertrans Kabupaten Langkat,

dengan adanya sertifikat ISO 9001:2008 akan merubah pandangan masyarakat terhadap instansi pemerintah.

• Sistem terdokumentasi telah dilakukan berdasarkan persyaratan yang telah ditetapkan dalam ISO 9001:2008.


(42)

• Media untuk Pelatihan dan Pendidikan secara sistematik kepada seluruh pegawai Disnakertrans Kabupaten Langkat melalui prosedur-prosedur dan instruksi-instruksi yang terdefinisi secara baik.

2.2.3 Langkah-langkah Penerapan SMM ISO 9001:2008

Menurut Gaspersz (2008), langkah-langkah penerapan SMM ini hanya sebagai panduan yang dapat diterapkan secara bersamaan atau tidak berurut, tergantung kultur dan kematangan mutu organisasi, yaitu :

1. Memperoleh komitmen dari manajemen puncak, karena tanpa

komitmen manajemen puncak, kegiatan registrasi adalah sangat tidak mungkin.

2. Membentuk komite pengarah arus koordinator ISO. Komite ini

akan memantau proses agar sesuai dengan standar unsur-unsur dasar dalam SMM ISO 9001:2008.

3. Mempelajari persyaratan-persyaratan standar dari SMM ISO

9001:2000.

4. Melakukan pelatihan (training) terhadap semua anggota organisasi.

5. Memulai peninjauan ulang manajemen (management review).

6. Identifikasi mutu, prosedur-prosedur dan instruksi-instruksi yang dibutuhkan yang dituangkan dalam dokumen-dokumen tertulis.

7. Implementasi SMM ISO 9001:2000.

8. Memulai audit SMM perusahaan.

9. Memilih registran. 10.Registrasi.

2.2.4 Persyaratan Standar dari SMM ISO 9001:2008

ISO 9001:2008 bukan merupakan standar produk, karena ISO 9001:2008 hanya merupakan standar sistem manajemen kualitas. ISO 9001:2008 terdiri dari 8 Klausul sebagai berikut:


(43)

Dalam klausul ini secara persyaratan-persyaratan standar telah menekankan untuk memenuhi kepuasan pelanggan.

2. Klausul 2. Referensi Normatif

Klausul ini hanya memuat referensi-referensi yang harus dipersiapkan oleh Disnakertrans Kabupaten Langkat yaitu:

a. Peraturan Pemerintah

b. Buku-buku panduan tentang kualitas 3. Klausul 3. Istilah dan Definisi

Klausul ini menyatakan bahwa istilah dan definisi-definisi yang diberikan dalam ISO 9001:2008 menetapkan, mendokumentasikan, melaksanakan, memelihara langkah – langkah untuk implementasi sistem manajemen kualitas ISO 9001:2008 dan kebutuhan peningkatan terus menerus.

4. Klausul 4. Sistem Manajemen Mutu

Persyaratan umum dalam memimpin dan mengoperasikan organisasi perlu dilakukan pengelolaan yang sistematis dan dengan cara yang tepat.

5. Klausul 5.Tanggung jawab Manajemen

Klausul ini menekankan pada komitmen manajemen puncak (top

management commitment). Dalam hal fokus pelanggan manajemen

puncak harus menjamin bahwa persyaratan pelanggan telah ditetapkan dan dipenuhi dengan tujuan peningkatan kepuasan pelanggan.


(44)

Penyediaan sumber daya suatu organisasi harus menetapkan dan memberikan sumber-sumber daya yang diperlukan secara tepat untuk menerapkan dan mempertahankan sistem manajemen kualitas ISO 9001:2008 serta meningkatkan efektivitasnya terus menerus dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

7. Klausul 7. Realisasi produk

Dalam hal perencanaan realisasi produk organisasi harus menjamin bahwa proses realisasi produk berada di bawah pengendalian, agar memenuhi persyaratan produk.

8. Klausul 8. Pengukuran analisis dan peningkatan.

Persyaratan umum dalam Klausul 8 tentang pengukuran analisis dan peningkatan, dimana organisasi harus menetapkan rencana-rencana dan menererapkan proses pengukuran,pemantauan,analisis dan peningkatan yang diperlukan agar menjamin kesesuaian dari produk.

2.2.5 Audit Mutu dan Dokumentasi Mutu

Audit mutu (Ariani, 2002) adalah evaluasi secara sistematik dan independen yang dilaksanakan untuk menentukan hal berikut :

1. Apakah kegiatan mutu yang berhubungan dengan hasil

produksi telah sesuai dengan dokumentasi sistem mutu ?

2. Apakah prosedur dalam dokumentasi sistem mutu diterapkan

secara efektif dan tepat untuk mencapai sasaran yang diinginkan ?


(45)

Dokumentasi dalam sistem manajemen mutu Disnakertrans Kabupaten Langkat mencakup :

a. Pernyataan terdokumentasi dari kebijakan mutu dan sasaran

mutu,

b. Manual mutu,

c. Prosedur terdokumentasi yang diisyaratkan oleh Standar ISO

9001:2008,

d. Dokumen yang diperlukan oleh Disnakertrans kabupaten

Langkat untuk memastikan perencanaan, operasi dan kendali proses secara efektif, dan

e. Rekaman yang disyaratkan oleh Standar ISO 9001:2008.

2.2.6 Manual Mutu

Disnakertrans Kabupaten Langkat menetapkan dan memelihara sebuah manual mutu yang didalamnya mencakup :

A. Lingkup sistem manajemen mutu, termasuk rincian

pengecualian dari dan alasan pengecualian apapun

B. Prosedur yang terdokumentasi yang ditetapkan untuk sistem

manajemen mutu, atau mengacu pada prosedur tersebut, dan

C. Urutan dari interaksi antara proses-proses sistem manajemen

mutu.

2.2.7 Pengendalian Dokumen

Disnakertrans kabupaten Langkat melakukan pengendalian dokumen sesuai dengan yang disyaratkan oleh sistem manajemen


(46)

mutu ISO 9001:2008. Rekaman adalah jenis khusus dari dokumen dan harus dikendalikan menurut persyaratan dalam ISO 9001:2008. Harus dibuat suatu prosedur terdokumentasi untuk menetapkan

pengendalian untuk:

a. Menyetujui kecukupan dokumen sebelum diterbitkan,

b. Meninjau dan memutakhirkan seperlunya serta untuk

menyetujui ulang dokumen,

c. Memastikan bahwa perubahan dan status revisi terkini dari

dokumen ditunjukkan,

d. Memastikan bahwa versi relevan dari dokumen yang berlaku

tersedia di tempat pemakaian,

e. Memastikan dokumen selalu dapat dibaca dan mudah dikenali,

f. Memastikan bahwa dokumen yang berasal dari luar dikenali

dan distribusinya dikendalikan, dan

g. Mencegah pemakaian dokumen kadaluarsa yang tak disengaja

dan menerakan identifikasi sesuai dengan dokumen tersebut, apabila disimpan untuk maksud tertentu.

2.2.8 Pengendalian Rekaman

Disnakertrans Kabupaten Langkat melakukan pengendalian rekaman pada rekaman yang diperlukan. Rekaman harus ditetapkan dan dipelihara untuk memberikan bukti kesesuaian dengan persyaratan dan beroperasinya secara efektif sistem manajemen mutu. Rekaman harus tetap mudah dapat dibaca, siap ditunjukkan, dan diambil. Prosedur terdokumentasi dibuat untuk menetapkan


(47)

kendali yang diperlukan untuk identifikasi, penyimpanan, perlindungan, pengambilan, masa simpan, dan pembuangan rekaman.

Unsur-Unsur ISO 9001:2008 Yang Berkaitan Dengan Kinerja Pegawai

2.2.9 Karakteristik Individu

Bagi individu organisasi adalah wadah untuk mencapai tujuan-tujuan yang tidak dapat direalisasikan secara individual, baik tujuan pribadi maupun tujuan organisasi. Individu dengan karakter yang tersendiri dan organisasi juga memiliki karakter tertentu yang saling menyesuaikan. Latar belakang individu dapat menjadikan ciri-ciri tertentu pada setiap individu (Moekijat, 1996:

103).  Pada SMM ISO 9001:2008 khususnya klausul 6 (enam)

tentang manajemen sumber daya manusia dari manajemen sumber daya terdiri dari: keahlian, pendidikan, pengalaman kerja.

Menurut Thoha (1999: 30), “individu membawa ke dalam tatanan organisasi, kemampuan, kepercayaan, pribadi, penghargaan, kebutuhan dan pengalamannya”. Sementara itu Agus (2001: 133) mengemukakan “beberapa ciri-ciri pribadi yang meliputi jenis kelamin, status perkawinan, usia, pendidikan, pendapatan keluarga dan masa jabatan ke dalam organisasi”.

2.2.10 Karakteristik Organisasi

Agus (2001: 136) mengemukakan bahwa “organisasi adalah sejumlah orang yang melakukan tugas dan pekerjaan untuk


(48)

masing-masing orang atau kelompok secara rasional, nonpribadi untuk mencapai tujuan tertentu”. Selanjutnya karakteristik organisasi merupakan kondisi internal dalam suatu organisasi. Dalam organisasi perlu adalahnya kejelasan karir agar pegawai lebih mudah merencanakan dan melalui jalur-jalur karirnya. Karakteristik organisasi yang dimaksud adalah; struktur organisasi yang mempunyai unsur; pembagian pekerjaan, departementalisasi, hirarkhi, dan koordinasi dan budaya organisasi yang mempunyai unsur artifact, nilai yang mendukung asumsi dasar.

Yang dimaksud dengan karakteristik organisasi di sini adalah sejauh yang dipersepsikan individu tersebut. Jika terjadi kesesuaian, individu atau pekerja akan menjadi anggota organisasi (Hariyanto, 2001: 270). Sedangkan Simamora (2001:507) mengatakan bahwa sumber daya, iklim, tujuan dan struktur organisasi mempengaruhi manajemen karir yang akhirnya berdampak pada pengembangan karir. Pengembangan karir sendiri merupakan suatu cara bagi sebuah organisasi untuk mendukung atau meningkatkan produktivitas para karyawan, sekaligus mempersiapkan karyawan untuk dunia yang selalu berubah (Sunarto, 2003: 246).

2.3 Penelitian Terdahulu

Kajian tentang ISO 9001 dan kinerja pegawai telah banyak dilakukan sebelumnya oleh berbagai kalangan, khususnya para akademisi. Sebagai ilustrasi :


(49)

Dharma (2007) meneliti tentang Analisis Pengaruh Penerapan ISO 9001:2000 terhadap Peningkatan kinerja karyawan pada PT. Asuransi Jasa Raharja, dengan penekanan kepada Pengaruh Karakteristik Sumber Daya dan Karakteristik Organisasi terhadap Peningkatan Kinerja, menyimpulkan bahwa Secara simultan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 berpengaruh positif dan sangat signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Asuransi Jasa Raharja Cabang Sumatera Utara pada tingkat kepercayaan 95% dan Secara parsial variabel-variabel sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 yang mempengaruhi kinerja karyawan PT. Asuransi Jasa Raharja Cabang Sumatera Utara berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Yuniar (2011) meneliti tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Kinerja Pegawai dengan Adanya Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SAMSAT Kabupaten Tangerang menyatakan bahwa Penerapan SMM ISO 9001:2008 berpengaruh nyata dan positif terhadap peningkatan kinerja pegawai DPKAD Provinsi Banten UPTD Serpong pada SAMSAT Kabupaten Tangerang, sehingga dapat dibuktikan bahwa setiap kebijakan yang dilakukan instansi telah sesuai dengan SMM ISO 9001:2008 dan memberikan pengaruh terhadap peningkatan kinerja pegawai. Hal ini dapat dilihat pada standar waktu pelayanan yang diberikan oleh SAMSAT kepada Wajib Pajak.

Pamungkas (2010) yang meneliti tentang Pengaruh Penerapan ISO 9001:2008 Terhadap Kinerja Pegawai Sekretariat Daerah Pemerintahan Kota Malang menyatakan bahwa Secara parsial variabel-variabel sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 berpengaruh positif dan signifikan


(50)

terhadap kinerja pegawai Sekretariat Daerah Pemerintah Kota Malang. Secara simultan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Sekretariat Daerah Pemerintah Kota Malang. Hal ini berarti setiap kebijakan yang ditentukan organisasi telah sesuai dengan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dan akan memberikan pengaruh terhadap kinerja pegawai Sekretariat Daerah Pemerintah Kota Malang.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti

(Tahun)

Judul Variabel Hasil Penelitian

1 Dharma (2007) Analisis Pengaruh

Penerapan ISO 9001:2000 terhadap Peningkatan kinerja karyawan pada PT.Asuransi Jasa Raharja

Variabel bebas : keahlian (X1), pendidikan (X2), pengalaman kerja (X3), sumber daya organisasi (X4),iklim organisasi (X5), dan struktur organisasi (X6). Variabel terikat : Kinerja

Karyawan

Secara simultan dan parsial sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 berpengaruh

positif dan sangat signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Asuransi Jasa Raharja Cabang Sumatera Utara pada tingkat kepercayaan 95%.

2 Yuniar (2011) Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Peningkatan Kinerja Pegawai dengan Adanya Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SAMSAT Kabupaten Tangerang

Variabel bebas : keahlian (X1), pendidikan (X2), pengalaman kerja (X3), sumber daya organisasi (X4),iklim organisasi (X5), dan struktur Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SAMSAT Kabupaten Tangerang menyatakan bahwa Penerapan SMM ISO 9001:2008 berpengaruh nyata dan positif


(51)

organisasi (X6). Variabel terikat : Kinerja Karyawan terhadap peningkatan kinerja pegawai DPKAD Provinsi Banten UPTD Serpong pada SAMSAT Kabupaten Tangerang 3 Pamungkas (2010)

Pengaruh Penerapan ISO 9001:2008 Terhadap Kinerja Pegawai Sekretariat Daerah Pemerintahan Kota Malang Variabel bebas: X1 = Sumber Daya Manusia,X2 = Infrastruktur atau prasarana,X3 = Lingkungan kerja

Variabel terikat : Kinerja

Karyawan

Secara parsial dan simultan variabel-variabel sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Sekretariat Daerah Pemerintah Kota Malang

2.4 Kerangka Konseptual

Menurut Sugiyono (2005:94), kerangka konseptual merupakan kerangka logis yang digunakan untuk mengarahkan jalan pemikiran dari penilitian. Pengertian tersebut menggambarkan suatu gejala atau fenomena terhadap suatu variabel yang diteliti dan fakta lapangan atau teori tersebut akan mempermudah pembahasan secara terarur dan terarah. Pada SMM ISO 9001:2008 terdapat klausul yang penerapannya

berkaitan dengan kinerja pegawai, khususnya pada klausul 6 (enam), yaitu karakteristik organisasi dan individu, dimana karakteristik organisasi dipengaruhi oleh sumber daya organisasi, iklim organisasi dan struktur


(52)

organisasi. Sedangkan karakteristik individu dipengaruhi oleh keahlian, pendidikan dan pengalaman kerja. Seluruh karakteristik yang mempengaruhi penerapan SMM ISO 9001:2008 terhadap peningkatan kinerja pegawai di Disnakertrans Kabupaten Langkat merupakan peubah yang akan digunakan.

Data yang diperoleh dari hasil penelitian, untuk mengetahui pengaruh peubah bebas X1 (karakteristik individu) dan peubah bebas X2 (karakteristik organisasi) , terhadap peubah terikat (kinerja pegawai), maka dalam penelitian ini digunakan metode regresi linear sederhana. Berdasarkan hasil tersebut dapat dirumuskan kesimpulan dan mengajukan saran perbaikan yang dapat dilakukan perusahaan dalam meningkatkan kinerja pegawai pada penerapan SMM ISO 9001:2008. Dari uraian tersebut, disusun kerangka pemikiran penelitian pada gambar 1.

Penerapan SMM ISO 9001:2008

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Karakteristik Individu

(X1)

Karakteristik Organisasi (X2)

Kinerja Pegawai (Y)


(53)

2.8 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian dan kerangka pemikiran di atas maka dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Peubah Karakteristik Individu (keahlian, pendidikan, dan pengalaman kerja) dari Penerapan ISO 9001:2008 berpengaruh terhadap kinerja pegawai di Disnakertrans Kabupaten Langkat.

H2 : Peubah Karakteristik Organisasi (sumber daya organisasi, iklim organisasi, dan struktur organisasi) dari Penerapan ISO 9001:2008 berpengaruh terhadap kinerja pegawai di Disnakertrans Kabupaten Langkat.

H3 : Peubah Karakteristik Individu dan Karakteristik Organisasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja pegawai Disnakertrans Kabupaten Langkat


(54)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan metode, penelitian ini adalah merupakan penelitian Survey. Penelitian Survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data (Singarimbun, 1995). Berdasarkan sifat, Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian penjelasan (explanatory researchdescriptive explanatory). Alasan utama dalam menggunakan jenis penelitian eksplanatori karena penelitian ini menjelaskan tentang hubungan kausal dan melakukan pengujian hipotesis dari pengaruh SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja pegawai Disnakertrans Kabupaten Langkat.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Disnakertrans Kabupaten Langkat yang bertempat di jalan Diponegoro No. 04, Stabat 20814 ( Phone 061-8910557) pada tanggal 13- 21 maret 2014.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Jumlah pegawai Disnakertrans Kabupaten Langkat berjumlah 70 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik pengambilan

sampel petimbangan atau purposive sampling, oleh karena itu responden


(55)

Langkat yang mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008, yaitu departemen bidang Bursa Tenaga Kerja, dan pegawai yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), Tenaga Kontrak Kerja (TKK) dan Tenaga Kerja Sukarela (TKS) yang telah bekerja selama minimal satu tahun yang berjumlah 30 (tiga puluh) orang.

3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Metode Pengambilan Data

Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder (dokumen internal Disnakertrans Kabupaten Langkat). Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan atau diperoleh dari sumber pertama. Data primer dalam hal ini diperoleh berdasarkan :

1. Kuesioner (Lampiran 1) yang disebarkan kepada responden, yaitu pegawai.

2. Kuesioner yang dibagikan kepada responden (pegawai Disnakertrans Kabupaten Langkat) terdiri dari dua bagian. Bagian pertama adalah pertanyaan terbuka tentang identitas responden, dan bagian kedua pertanyaan tertutup yang mewakili faktor-faktor yang diamati.

3. Observasi, yaitu mengamati kegiatan organisasi atau pegawai yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengambilan sampel pertimbangan atau


(56)

purposive sampling. Menurut Danim (2000:98), “dalam purposive

sampling, sampel yang dipilih adalah subjek yang tidak hanya

sebagai pelaku, akan tetapi juga memahami seluk beluk permasalahan yang menjadi fokus penelitian”. Berdasarkan pertimbangan tersebut, sampel dalam penelitian ini adalah pegawai Bagian Bursa Tenaga Kerja Disnakertrans Kabupaten Langkat.

3.5 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberi arti atau menspesifikasikan kegiatan atau memberikan suatu operasional yang mengukur variabel (Nasir, 1999).

3.5.1 Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen sering juga disebut variabel terikat atau variabel yang dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel independen (Erlina, 2008:42). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja pegawai.

Kinerja berasal dari kata Job performance yaitu prestasi kerja yang dicapai seseorang. Performance diterjemahkan menjadi kinerja, juga berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja atau hasil kerja, penampilan kerja (Lembaga Administrasi Negara ; 1992).

Pengukuran kinerja pegawai disini mengacu pada penelitian Dharma (2007) yang mengelompokkan kinerja pegawai


(57)

ke dalam kategori : persentase kehadiran, ketepatan waktu tiba di kantor, ketepatan waktu meninggalkan kantor, kepuasan dalam melaksanakan pekerjaan, kepuasan atasan terhadap hasil pekerjaan, kepuasan pelanggan atas hasil pekerjaan, hambatan-hambatan dalam pekerjaan, dan jumlah pendapatan karyawan, karena item-item kineja pegawai didalamnya cocok untuk dijadikan pengukur variabel dependen. Pengukuran digunakan dengan menggunakan skala interval dalam mengukur variety dari kinerja pegawai, dimana skor terendah diberi nilai 1, dan skor tertinggi diberi nilai 5.

3.5.2 Variabel Independen (X)

Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan timbulnya variabel dependen dan mempunyai hubungan positif dan dan negatif bagi variabel dependen lainnya (Erlina 2008:43). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah karakteristik individu (X1) dan karakteristik organisasi (X2) dari penerapan SMM ISO 9001:2008 di Disnakertrans Kabupaten Langkat.

Dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Dharma (2007) yang mengelompokkan karakteristik individu (X1) ke dalam kategori : keahlian, pendidikan, dan pengalaman kerja. Karakteristik organisasi (X2) yang dikategorikan atas: sumber daya organisasi, iklim organisasi dan struktur organisasi. Pengukuran digunakan


(58)

X1 dan X2, dimana skor terendah diberi nilai 1, dan skor tertinggi diberi nilai 5.

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Indikator Variabel Skala

Pengukuran Karakteristik individu

(X1)

-Keahlian -Pendidikan

-Pengalaman Kerja

Interval

Karakteristik organisasi (X2)

-Sumber Daya Organisasi -Iklim Organisasi

-Struktur Organisasi

Interval

Kinerja Pegawai (Y) a. Persentase kehadiran,

b. Ketepatan waktu tiba di kantor,

c. Ketepatan waktu meninggalkan kantor, d.Kepuasan dalam melaksanakan pekerjaan,

e. Kepuasan atasan terhadap hasil pekerjaan,

f. Kepuasan pelanggan atas hasil pekerjaan,

g. Hambatan hambatan dalam pekerjaan, h. Jumlah pendapatan karyawan.

Interval

3.6 Pengujian dan Analisis Data

Pengolahan dan pengujian data digunakan untuk menjelaskan pengaruh penerapan SMM ISO 9001:2008 terhadap peningkatan kinerja pegawai. Pengujian data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi :


(59)

3.6.1 Uji Instrumen a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar–benar mengukur apa yang diukur. Validitas atau ‘kesahihan’ menunjukkan berapa dekat alat ukur menyatakan apa yang seharusnya diukur. Validnya suatu pengukuran dipengaruhi oleh bias pengukuran. Makin besar bias pengukuran, makin kurang

valid pengukuran tersebut. Kesahihan alat ukur berskala numeric

dilakukan dengan membandingkan dengan alat ukur yang baku sebagai penera. Kesahihan alat ukur berskala nominal dapat dinilai

dengan membandingkannya dengan alat diagnostic yang terbaik

(gold standard) dan dapat dinilai spesifitas serta nilai predileksinya (Sugiono,2003).

Uji validitas digunakan untuk menentukan suatu besaran yang menyatakan bagaimana kuat hubungan suatu peubah dengan peubah lain. Untuk mengukur korelasi antar pertanyaan dengan skor total digunakan rumus SPSS For Windows. Bila diperoleh r hitung lebih besar dari r tabel pada taraf nyata (α) 0,05 maka pernyataan pada kuesioner mempunyai validitas konstruk atau terdapat konsistensi internal dalam pernyataan tersebut dan layak digunakan, dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya. Masing-masing item (skor butir) dilihat nilai korelasinya dan jika hasilnya lebih besar dari 0,3 maka semua item variabel tersebut dinyatakan valid dan dapat disertakan dalam analisis selanjutnya.


(60)

b. Uji Reliabilitas

Suatu kuesioner dikatakan reliable atau andal jika jawaban seseorang terhadap suatu pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengujian reliabilitas instrumen dengan

menggunakan teknik alpha cronbach. Reliabilitas instrumen

dianggap andal jika memiliki koefisien reliabilitas alpha lebih besar dari 0,60. Teknik ini cocok untuk menguji skala instrumen yang masing-masing butirnya mempunyai lebih dari satu alternatif jawaban. Uji realibilitas menggunakan SPSS for Windows.

3.6.2 Analisis Regresi Berganda

Berdasarkan sifatnya, penelitian ini bersifat descriptive explanatory, yaitu menguraikan dan menjelaskan pengaruh dengan adanya penerapan SMM ISO 9001:2008 terhadap kinerja pegawai melalui pengumpulan data di lapangan. Dalam hal ini digunakan persamaan regresi, yaitu persamaan matematik yang memungkinkan untuk meramalkan nila-inilai suatu peubah terikat dari nilai-nilai satu atau lebih peubah bebas (Walpole, 1992) Untuk memperoleh hasil perhitungan regresi berganda, data

dianalisis menggunakan SPSS for windows. Regresi berganda

dilakukan untuk mengetahui sejauh mana variabel bebas

mempengaruhi variabel terikat.  Untuk melihat model regresi

normal atau tidak, dilakukan analisis grafik dengan melihat

normal probability report plot” yang membandingkan antara


(61)

normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data normal, maka garis yang menggantikan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2009).

3.6.3 Uji Kualitas Data Uji Asumsi Klasik

Berbeda dengan alat analisis lainnya, analisis regresi linear berganda memerlukan uji persyaratan untuk menentukan kelayakan model regresi yang diperoleh (Sudarmanto, 2005). Uji persyaratan analisis regresi linear berganda sering disebut dengan istilah uji asumsi klasik, yang terdiri dari :

a. Normalitas

Kenormalan data diperlukan dalam analisis regresi berganda, hal ini dikarenakan metode ini merupakan salah satu metode analisis parametric. Kenormalan diketahui melalui sebaran regresi yang merata pada setiap nilai salah satu metode yang digunakan untuk menguji kenormalan data adalah dengan menggunakan bantuan dari SPSS For Windows.

Uji normalitas yaitu menguji apakah dalam sebuah model regresi, peubah respon, peubah bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal (Singgih, 1999).


(62)

Uji asumsi heteroskedastisitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang sistematis antara peubah yang diidentifikasi dengan residual absolutnya. Apabila asumsi tidak terdapatnya heteroskedastisitas tidak terpenuhi, maka model regresi tidak lagi efisien dan estimasi koefisien dapat dikatakan kurang akurat (Sudarmanto, 2005). Pendekatan yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan korelasi rank spearman dengan terlebih dahulu menghitung nilai residual

absolute masingmasing peubah dengan bantuan SPSS For

Windows. Model regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah heteroskedastisitas dalam data pengamatan (Sudarmanto, 2005).

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas merupakan uji asumsi yang dimaksudkan untuk menguji ada tidaknya hubungan linear antara peubah bebas satu dengan peubah bebas lainnya. Analisis regresi berganda memiliki dua atau lebih peubah bebas yang diduga memiliki pengaruh terhadap peubah terikat. Adanya hubungan linear antara peubah bebas akan menimbulkan kesulitan dalam memisahkan pengaruh masing-masing peubah bebas tersebut terhadap peubah terikatnya. Oleh karena itu, benar-benar harus dipastikan tidak terjadi masalah multikolinearitas dalam model yang diperoleh. Model regresi


(1)

(2)

(3)

Lampiran IV. Frequency Table : Kinerja (Y)

Kehadiran saya dalam bekerja sesuai dengan aturan yang berlaku

Answer Frequency Percent Valid

Percent Cumulative Percent Setuju Sangat Setuju Total 14 16 30 46.7 53.3 100 46.7 53.3 100 46.7 100

Saya selalu tepat waktu tiba di kantor

Answer Frequency Percent Valid

Percent Cumulative Percent Kurang Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Total 1 3 15 11 30 3.3 10 50 3.7 100 3.3 10 50 3.7 100 3.3 13.3 63.3 100

Saya selalu tepat waktu dalam meninggalkan kantor

Answer Frequency Percent Valid

Percent Cumulative Percent Kurang Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Total 1 3 15 11 30 3.3 10 50 3.7 100 3.3 10 50 3.7 100 3.3 13.3 63.3 100

Saya merasa puas dengan pekerjaan saya sekarang

Answer Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent


(4)

Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Total 1 13 16 30 3.3 43.3 53.4 100 3.3 43.3 53.4 100 3.3 46.7 100

Atasan saya merasa puas dengan pekerjaan saya

Answer Frequency Percent Valid

Percent Cumulative Percent Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Total 1 13 16 30 3.3 43.3 53.4 100 3.3 43.3 53.4 100 3.3 46.7 100

Saya tidak pernah mendapat keluhan dari pelanggan atas pekerjaan yang saya lakukan

Answer Frequency Percent Valid

Percent Cumulative Percent Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Total 1 16 13 30 3.3 53.4 43.3 100 3.3 53.4 43.3 100 3.3 56.7 100

Saya mengalami hambatan dalam pekerjaan

Answer Frequency Percent Valid

Percent Cumulative Percent Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Total 1 16 13 30 3.3 53.4 43.3 100 3.3 53.4 43.3 100 3.3 56.7 100


(5)

Answer Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Setuju Sangat Setuju Total 14 16 30 46.7 53.3 100 46.7 53.3 100 46.7 100

Frequency Table : Karakteristik Individu (X1)

Saya telah melaksanakan dan menyelesaikan tugas sesuai dengan standar yang telah ditetapkan

Answer Frequency Percent Valid

Percent Cumulative Percent Setuju Sangat Setuju Total 16 14 30 53.3 46.7 100 53.5 46.7 100 53.5 100

Perusahaan memberikan pendidikan dan pelatihan informal

Answer Frequency Percent Valid

Percent Cumulative Percent Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Total 1 13 16 30 3.3 43.3 53.4 100 3.3 43.3 53.3 100 3.3 46.6 100

Pengalaman kerja memberikan Anda mutu dalam pekerjaan

Answer Frequency Percent Valid

Percent Cumulative Percent Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju Total 3 12 15 30 10 40 50 100 10 40 50 100 10 50 100


(6)

Frequency Table : Karakteristik Organisasi (X2)

Perusahaan memberikan Anda fasilitas untuk pekerjaan

Answer Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent Setuju

Sangat Setuju Total

14 16 30

46.7 53.5 100

46.7 53.5 100

53.5 100

Anda merasa nyaman dengan lingkungan kerja anda saat ini, sehingga membuat anda termotivasi

Answer Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent Setuju

Sangat Setuju Total

18 12 30

60 40 100

60 40 100

60 100

Anda merasa bahwa pembagian kerja telah sesuai dengan minat dan bakat karyawan

Answer Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent Setuju

Sangat Setuju Total

20 10 30

66.7 33.3 100

66.7 33.3 100

66.7 100


Dokumen yang terkait

Pengaruh Stress Kerja dan Karakteristik Individu Terhadap Intensi Turnover Karyawan Bagian Produksi PT Citra Kencana Industri Tanjung Morawa Medan

0 35 138

Pengaruh Karakteristik Individu Dan Karakteristik Organisasi Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Puskesmas Stabat Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat Tahun 2004

0 41 94

Pengaruh Karakteristik Individu dan Sistem Imbalan Terhadap Aktivitas Supervisi pada Pelaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Timur

0 41 110

Pengawasan Internal Gaji Dan Upah Pegawai Pada Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Langkat

1 89 81

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN KARAKTERISTIK ORGANISASI TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI

0 48 109

PENGARUH KARAKTERISTIK PEKERJAAN, DISIPLIN KERJA, DAN HUBUNGAN INTERPERSONAL TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN KUDUS

0 1 13

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU, DISIPLIN KERJA, DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI

1 10 11

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU KARAKTERISTIK ORGANISASI DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI DINAS PERTANIAN KOTA PARIAMAN ARTIKEL

0 1 12

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN KUDUS

0 2 11

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN KARAKTERISTIK ORGANISASI DALAM PENERAPAN SMM ISO 9001:2008 TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN LANGKAT

0 1 12