Ikan yang tertangkap diidentifikasi dengan menggunakan buku Pedoman Pengenalan Sumber Perikanan Laut I Sardjono 1979; Kuiter 1992; Lieske dan
Myers 2001. Sampel tersebut selanjutnya dihitung dalam satuan berat dan ekor. Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah hasil tangkapan yang dihitung
dalam jumlah ekor dan bobot gram pada setiap jenis material terumbu buatan. Parameter penunjang dalam penelitian ini adalah parameter fisik pada lokasi
penelitian meliputi kecepatan arus, salinitas, suhu dan kecerahan. Pengamatan juga dilakukan terhadap jenis-jenis ikan yang terkumpul di
kedua terumbu buatan tersebut. Ikan-ikan yang diamati yaitu: kelompok species target, kelompok species indikator dan kelompok species mayor. Pengamatan
terhadap tingkah laku ikan di sekitar terumbu buatan dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung visual method dengan melakukan penyelaman.
Pada saat pengamatan secara langsung dilakukan pula pengambilan gambar dengan underwater camera. Pengamatan dengan penyelaman dilakukan pada
saat kecepatan arus rendah atau skala kecil dari 2 knot. Hal ini dikarenakan jika kecepatan arus lebih dari 2 knot maka akan membahayakan keselamatan
penyelam. Pengamatan dilakukan setelah 2 bulan terumbu buatan terpasang di perairan dimulai pukul 09.00-17.00 WIB, dengan mengadakan penyelaman
selama 45 menit di setiap terumbu buatan dengan ulangan sebanyak 2 kali. Selama pengamatan di dalam air, pengamat dikawal oleh dua rekan selam
buddy yang mengontrol lamanya pengamatan dan selalu siap membantu pengamat bila ada kesulitan di bawah air serta pemotretan bawah air.
3.4 Analisis Data
Dalam perhitungan dan pengujian data selain dilakukan secara manual juga menggunakan software SPSS versi 10.0, Minitab 13 dan Microsoft Excel
2003 dengan tujuan untuk mengurangi resiko kesalahan. Untuk menarik kesimpulan dari hasil pengamatan maka dilakukan beberapa tahap pengujian
data yang meliputi : 1 Tabulasi Data
Yaitu memasukkan data dalam tabel kombinasi antar perlakuan, Kemudian membandingkan dua kombinasi terumbu buatan dan menguji antar
perlakuan 2 Uji Kenormalan Data
Metode yang digunakan dalam pengujian kenormalan data adalah metode Liliefors Sudjana 1992. Jika pada kenormalan data menunjukkan bahwa
data menyebar normal, maka untuk selanjutnya diuji dengan menggunakan metode statistik parametrik, sedangkan apabila data yang diperoleh tidak
menyebar normal, maka data diuji dengan menggunakan metode statistik non parametrik.
3 Uji Keragaman Homogenitas Sesudah data diuji kenormalannya, apabila data menyebar normal dilakukan
uji ragam atau uji homogenitas. 4 Uji Hipotesis
Apabila ternyata diperoleh dalam pengujian ragam homogen, maka dilanjutkan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t-student untuk
penarikan kesimpulan. 5 Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah : H
: Diduga perbedaan material terumbu buatan tidak berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan bubu.
H
1
: Diduga perbedaan material terumbu buatan berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan bubu.
Kaidah pengambilan keputusannya adalah : 1 Jika t
hit
t
tabel
maka tolak H , dimana perbedaan material terumbu
buatan berpengaruh nyata terhadap jumlah hasil tangkapan. 2 Jika t
hit
t
tabel
maka gagal tolak H , dimana perbedaan material terumbu
buatan tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah hasil tangkapan. 6 Komposisi jenis hasil tangkapan
Persentase komposisi jenis hasil tangkapan selama penelitian dihitung dengan menggunakan rumus:
100
1
x N
p
n
=
dimana : p
= proporsi satu jenis ikan yang tertangkap n
1
= berat satu jenis ikan setiap kali sampling kg N
= berat total tangkapan setiap kali hauling kg 7 Kelimpahan ikan karang
Kelimpahan ikan karang dihitung dengan menggunakan rumus yang dikemukakan Odum 1971 sebagai berikut :
n Xi
X Σ
=
dimana : X = kelimpahan ikan
Xi = jumlah ikan pada stasiun pengamatan ke-i
n = luas terumbu buatan yang diamati m
2
8 Kelimpahan perifiton Sampel perifiton yang telah diawetkan dalam botol film diambil dengan
menggunakan pipet kemudian diteteskan ke dalam alat Sedwick Rafter Counting Cell SRC sampai volumenya penuh sekitar 1 ml. Sebelum sampel
diambil, botol film dikocok-kocok terlebih dahulu agar sampel di dalam botol film tercampur dan tidak ada yang mengendap. Volume SRC yang penuh
ditandai dengan menutupnya cover glass SRC dengan sendirinya. Pengamatan dilakukan dibawah mikroskop dengan perbesaran 40x10,
kemudian sampel dalam SRC dihitung dengan menggunakan metode sensus tanpa ulangan. Sampel perifiton diidentifikasi dengan menggunakan
buku identifikasi Needham dan Needham 1969. Kelimpahan perifiton dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut APHA 1995 :
K =
v V
W L
T n
× ×
× 1
Keterangan : K = jumlah total perifiton indcm
2
N = jumlah perifiton yang diamati T = luas penampang permukaan Sedgewick Rafter 1000 mm
2
L = luas amatan mm
2
V = volume konsentrat pada botol contoh ml v = volume konsentrat dalam Sedgewick Rafter 1 ml
W = luas substrat yang dikerik 3x8 cm
2
Dalam penelitian ini tidak dilakukan analisis isi perut ikan stomach content yang bertujuan untuk mengetahui jenis makanan yang disukai ikan hasil
tangkapan. Karena itu untuk mengetahui bahwa indikasi ikan-ikan berkumpul di terumbu buatan antara lain disebabkan oleh proses pembentukan rantai-
makanan lokal dilakukan melalui studi pustaka.
3.5 Asumsi Penelitian