Kedaan perairan Kondisi penangkapan ikan

4 HASIL 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Keadaan daerah Pulau Pramuka secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu, Kotamadya Jakarta Utara, Propinsi DKI Jakarta. Secara geografis Kelurahan Pulau Panggang terletak antara 05°41’41” - 05°41’45” LS hingga 05°47’00” - 05°45’15” LS dan antara 106°19’30” - 106°44’50” BT Lampiran 1. Batas-batas wilayah Kelurahan Pulau Panggang adalah : ƒ di sebelah utara : wilayah perairan Kelurahan Pulau Kelapa; ƒ di sebelah selatan : wilayah perairan Kelurahan Pulau Untung Jawa; ƒ di sebelah barat : wilayah perairan Kelurahan Pulau Tidung; ƒ di sebelah timur : wilayah perairan Jawa Barat. Kelurahan Pulau Panggang terdiri atas 13 pulau dimana 2 pulau diantaranya adalah pusat pemukiman, yaitu Pulau Panggang dan Pulau Pramuka. Luas Pulau Pramuka mencapai sekitar 19 hektar dengan tingkat kepadatan sedang 80 orgha. Topografi Pulau Pramuka merupakan tanah dataran rendah dengan ketinggian antara 1-2 m diatas permukaan laut. Pulau Pramuka didiami oleh 1 625 jiwa yang tergabung dalam 457 KK. Profesi penduduk sebagian besar adalah nelayan sekitar 85 ; sisanya adalah sebagai PNS dan wirausahawan. Penduduk pulau ini merupakan masyarakat pendatang dari Jawa Barat, Jakarta, Makasar dan Sumatera, sehingga masyarakat pulau ini bersifat multikultural Ditjen PHPA 2003; BPS 2006.

4.1.2 Kedaan perairan

Konfigurasi dasar perairan Pulau Pramuka relatif datar dengan sedikit cekungan Lampiran 1. Kedalaman rata-rata pada rataan terumbu di sekeliling pulau bervariasi antara 1 sampai dengan 5 m. Kedalaman laut di luar rataan terumbu bervariasi antara 20 sampai dengan 40 m. Rataan terumbu membentang di sekeliling pulau sampai dengan jarak 500 m dari garis pantai. Ada tiga musim yang mempengaruhi kondisi perairan Pulau Pramuka, yaitu musim angin barat, musim angin timur dan musim peralihan. Musim angin barat berlangsung dari bulan Desember sampai pertengahan bulan Maret. Pada musim ini angin bertiup kencang dari arah barat ke timur, dengan arus kuat disertai hujan cukup deras. Kondisi ini mengakibatkan perairan keruh. Kecepatan 24 arus rata-rata pada musim barat di Kepulauan Seribu adalah 0,13-0,17 ms. Keadaan angin bervariasi dengan kecepatan antara 7-20 knot Ditjen PHPA 2003; Dinas Perikanan dan Kelautan DKI Jakarta 1998; Effendi 1993. Musim angin timur berlangsung dari bulan Juni hingga September. Angin bertiup kencang dari arah timur ke barat yang disertai dengan arus laut sedang. Pada musim timur hujan jarang turun sehingga air laut jernih. Kecepatan angin bervariasi antara 7-15 knot. Musim peralihan berlangsung pada bulan Maret sampai dengan Mei dan bulan September sampai dengan November. Karakter angin dan gelombang relatif lemah dan kondisi perairan tidak keruh. Penelitian ini dilaksanakan dalam periode musim peralihan.

4.1.3 Kondisi penangkapan ikan

4.1.3.1 Unit penangkapan ikan Sesuai dengan kondisi perairan yang relatif berkarang, kegiatan penangkapan ikan di Pulau Pramuka didominasi oleh unit penangkapan ikan yang ditujukan untuk ikan karang dan pelagis. Nelayan Pulau Pramuka berasal dari daerah Bugis, Tangerang dan Palembang. Latar belakang budaya pun bercampur baur sehingga menciptakan corak budaya tersendiri. Nelayan Pulau Pramuka umumnya bekerja sebagai nelayan penuh kecuali nelayan bubu sedang bubu karang. Nelayan jaring, pancing dan bubu selat bubu besar Tabel 2 umumnya melaut hampir sepanjang tahun kecuali pada musim barat. Dengan demikian nelayan Pulau Pramuka umumnya melaksanakan kegiatan penangkapan ikan sekitar 8 delapan bulan dalam satu tahun, yaitu mulai dari bulan April sampai dengan November. Nelayan pemilik adalah nelayan yang memiliki kapal dan alat tangkap sendiri. Nelayan pemilik alat tangkap pancing dan bubu sedang, mengoperasikan sendiri alat tangkap yang dimilikinya. Nelayan pemilik payang, muroami, jaring gebur dan bubu besar, mengoperasikan alat tangkap dan mempekerjakan nelayan lain untuk membantu dalam pengoperasian alat tangkap. Nelayan buruh untuk setiap alat tangkap tidak dapat dipastikan jumlahnya, karena selalu berpindah pemilik dan alat tangkap. Upah nelayan buruh ditetapkan dengan cara bagi hasil untuk semua alat tangkap yang mempekerjakan nelayan buruh Tabel 3. Tabel 2 Jenis dan jumlah alat penangkapan ikan di 11 pulau di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu pada tahun 2004 Alat Tangkap No Jaring Jaring Jaring Jaring Muroami Muroami Bubu Bubu Bagan Bagan Jaring Nama Pulau Pancing Payang Gebur Rampus Rajungan Besar Mini Tambun Besar Tancap Apung Ikan Hias Jumlah Kecamatan Kepulauan Seribu Utara 1 P Panggang 190 79 25 10 15 215 50 4 85 673 2 P Pramuka 75 20 15 3 12 180 2 15 322 3 P Kelapa 130 50 20 4 3 7 240 100 30 584 4 P Kelapa Dua 25 52 2 1 2 82 5 P Harapan 85 5 15 2 3 8 100 210 2 430 6 P Sebira 15 50 1 1 2 69 Jumlah 520 277 78 21 2 6 42 735 360 40 100 2181 Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan 7 P Tidung 125 4 65 5 10 200 3 412 8 P Payung 80 15 2 1 1 120 10 229 9 P Pari 50 6 8 6 2 85 15 172 10 P Lancang 20 6 7 35 120 90 3 281 11 P Untung Jawa 270 2 1 800 1073 Jumlah 545 6 35 81 38 5 11 525 825 90 6 2167 Total 1065 283 113 102 40 11 53 1260 1185 90 46 100 4348 Sumber : Kepulauan Seribu dalam Angka 2006 26 24 27 27 Tabel 3 Jumlah nelayan dan produksi ikan konsumsi Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu pada tahun 2004 Jenis Nelayan Daerah No Nama Pulau Tetap Musiman Jumlah Penangkapan Tujuan Daerah Pemasaran Keterangan Kecamatan Kepulauan Seribu Utara 1 P Panggang 1400 145 1545 Perairan Kepulauan Seribu, TPI Muara Angke Jakarta Produksi rata-rata 2 P Pramuka 800 97 897 Bangka Belitung, Karimun Jawa, TPI Muara Baru Jakarta per bulan = 4203,4 3 P Kelapa 1850 315 2165 Bawean, Lampung, Belanahan, TPI Kamal Muara Jakarta ton : 12 bulan = 4 P Kelapa Dua 500 95 595 Tanjung Karang TPI Rawa Saban Tangerang 350,2 tonhari 5 P Harapan 645 200 845 TPI Dadap Banten 6 P Sebira 300 35 335 Untuk rata-rata per Jumlah 5495 887 6382 hari produksi = Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan 350,2 : 22 hari = 7 P Tidung 1600 300 1900 15,9 tonhari 8 P Payung 170 30 200 9 P Pari 300 80 380 10 P Lancang 600 75 675 11 P Untung Jawa 750 55 805 Jumlah 3420 540 3960 Total 8915 1427 10342 Sumber : Kepulauan Seribu dalam Angka 2006 4.1.3.2 Musim penangkapan ikan Musim penangkapan ikan di Pulau Pramuka dipengaruhi oleh musim yang berlangsung di laut. Umumnya nelayan melaut pada musim peralihan dan musim timur. Pada musim peralihan, kondisi perairan tenang, sehingga semua nelayan dari semua alat tangkap pergi melaut. Musim ini dianggap nelayan sebagai musim yang ideal, karena resiko kegagalan yang disebabkan oleh kondisi alam sedikit sekali. Nelayan juga intensif menangkap ikan untuk persiapan tidak melaut pada musim barat. Pada musim timur, nelayan pergi melaut walaupun intensitasnya tidak sesering pada musim peralihan. Hal ini disebabkan hembusan angin yang cukup kencang walaupun arus relatif tenang. Kondisi tersebut berbahaya untuk nelayan pancing yang menggunakan perahu dengan alat bantu layar. Pada musim barat, nelayan lebih memilih tinggal di rumah, karena kondisi perairan berangin kencang dan berombak besar, serta arus yang kuat. Kondisi seperti ini membahayakan keselamatan nelayan dan juga kesuksesan operasi penangkapan, karena arus yang kuat menyebabkan alat tangkap hanyut dan terbelit saat dioperasikan. Nelayan umumnya mengoperasikan bubu karang pada saat ada kesempatan atau waktu luang dan kondisi cuaca yang “teduh”, dalam arti arus dan ombak tenang. 4.1.3.3 Daerah penangkapan dan hasil tangkapan Daerah penangkapan ikan untuk nelayan Pulau Pramuka di sekitar perairan Kepulauan Seribu Tabel 2. Jarak daerah penangkapan ikan tergantung alat yang dioperasikan dan kekuatan kapal yang digunakan. Nelayan akan mengoperasikan alat tangkap dengan tujuan penangkapan ikan pelagis di perairan terbuka dengan kedalaman lebih dari 20 m. Nelayan akan mengoperasikan alat tangkap dengan tujuan ikan karang di daerah terumbu karang dengan kedalaman kurang dari 20 m. Hasil tangkapan utama nelayan Pulau Pramuka berupa ikan-ikan karang seperti kerapu Epinephelus sp, ekor kuning Caesio sp, lencam, beronang Siganus sp, selar, tongkol, layang, kembung dan bermacam ikan hias Gambar 7. Beberapa hasil tangkapan berupa ikan karang dan pelagis, didaratkan di Muara Angke dan Muara Baru. Beberapa nelayan memilih mendaratkan hasil tangkapannya di Pulau Pramuka, karena permintaan ikan cukup tinggi. Nelayan cepat mendapatkan keuntungan, karena ikan hasil tangkapan tersebut langsung terjual habis. Ikan hias umumnya dikumpulkan oleh seseorang pengumpul yang berdomisili di Pulau Panggang. Ikan hias didapat dari nelayan-nelayan bubu dan muroami, untuk selanjutnya dijual ke perusahaan ikan hias di Jakarta Tabel 3.

4.1.4 Kondisi terumbu karang di Pulau Pramuka