Permasalahan Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya

dasar laut Grove dan Sunu 1985, sehingga tinggi terumbu yang lebih tinggi tidak efektif untuk species tersebut. Tinggi terumbu yang kurang dari 1 m adalah efektif untuk ikan karang bentik Patton et al. 1985. Struktur terumbu yang kompleks dengan adanya celah-celah yang beragam, secara nyata dapat mendukung komposisi species dan produktivitas biologi di daerah terumbu Chandler et al. 1985; Anderson et al. 1989. Sebaliknya beberapa species tertentu, memilih struktur yang kurang kompleks Sale dan Douglas 1984. Desain rongga di dalam dan keseluruhan desain terumbu bergantung pada target species dan atribut biologisnya Beets dan Hixon 1994. Dean 1983 menyatakan bahwa, ikan tidak akan bertualang dalam kegelapan pada bagian tertutup dengan hanya satu jalan keluar, tetapi memilih obyek dengan banyak pembukaannya celah untuk memberikan cahaya dan aliran air yang bebas. Untuk ikan kecil yang membutuhkan tempat istirahat, penempatan unit terumbu harus berada pada sudut tepat terhadap arah arus, sehingga memberikan shelter yang memadai.

1.2 Permasalahan

Desain terumbu buatan sangatlah bervariasi, baik menggunakan material tunggal maupun kombinasi, atau struktur blok yang sederhana sampai matriks kompleks dan bentuk campuran Meier dan Eskridge 1994. Sifat dasar dari material yang digunakan untuk terumbu buatan harus memenuhi syarat-syarat antara lain tahan lama, tidak mengeluarkan bahan kimia beracun di air, murah dan mudah diperoleh serta mudah ditangani dan diangkut ke tempat tujuan. Terumbu buatan yang terdiri atas bambu dan ban bekas merupakan ekosistem yang menyerupai terumbu karang yang dapat mengundang biota lain untuk tinggal dan menyediakan substrat sebagai tempat organisme menempel serta diharapkan dengan semakin banyaknya biota lain yang tertarik datang ke terumbu karang buatan ini maka produktivitas dapat ditingkatkan Delemendo 1991; Montemayor 1991; Silalahi 2001. Material yang digunakan dalam kontruksi terumbu buatan umumnya dapat mempengaruhi komunitas atau assemblages dari fouling organism Woodheads dan Jacobson 1985. Ban bekas merupakan material terumbu yang digunakan secara berhasil di berbagai tempat di dunia seperti Australia Branden et al. 1994, Malaysia Hung 1991, Philippines Montemayor 1991, Thailand Sinanuwong 1991, dimana ban bekas dianggap non-toxic, tahan lama dan mudah diperoleh. Penelitian-penelitian telah menunjukkan bahwa tekstur permukaan yang kasar dapat meningkatkan hunian bentik dan mempengaruhi komposisi ikan Hixon dan Brostoff 1985; Chandler et al. 1985. Pertimbangan menggunakan material dari bambu dan ban bekas mudah diperoleh; mudah dipasang dalam air; ekonomis, biaya yang dibutuhkan untuk setiap unit terumbu buatan dapat ditekan tanpa mengurangi perannya murah dan efektif; mudah dalam penanganan dan pengangkutan; memiliki celah yang dapat dipergunakan sebagai tempat berlindung Delemendo 1991; Montemayor 1991; Rachmawati 2001. Modul ban bekas dipilih karena harganya yang murah dan tahan lama selain itu ban bekas yang selama ini ditakuti mengandung racun bagi lingkungan sekitar ternyata tidak terurai dalam air laut maupun mengeluarkan racun kimiawi. Sebaliknya tidak disarankan penggunaan mobil bekas atau kendaraan lain yang mengandung logam karena logam tersebut akan tereduksi oleh karat dan korosi dalam 4-6 tahun. Modul bambu merupakan bahan organik yang mudah dan murah diperoleh terutama bagi masyarakat nelayan serta cepat mengalami suksesi, sehingga bambu dapat dijadikan pembanding bahan terumbu buatan ban Wong 1991; Yip 1998. Pembuatan terumbu buatan dengan model limas sama sisi dipilih karena hasil dari model terumbu buatan ini yaitu membentuk lubang atau celah yang cukup banyak. Sebagaimana pendapat Haris dan Rani 1992 bahwa prinsip dasar pembuatan terumbu buatan adalah terbentuknya celah-celah atau lubang tempat perlindungan ikan dan biota-biota laut lainnya. Kemudian pertimbangan lain adalah faktor kestabilan desain dan kontruksinya yang cukup baik dan ekonomis sehingga lebih memudahkan dalam penempatannya di dasar perairan atau lokasi yang diinginkan. Menurut Bortone et al. 2000 beberapa species grouper memilih untuk bersembunyi di dalam celah-celah, dimana ukuran celah tersebut membatasi ukuran ikan yang dapat menetap dalam asosiasi dengan terumbu. Celah-celah atau rongga terumbu dalam berbagai bentuk dengan relief berbeda menarik species tertentu. Alat tangkap yang digunakan untuk membandingkan hasil tangkapan dan komposisi dari kedua terumbu karang buatan adalah bubu dasar. Bubu dikatakan merusak atau tidak tergantung dari cara pengoperasiannya. Alasan pemilihan bubu sebagai alat menangkap ikan karang karena memiliki beberapa keuntungan antara lain : 1 pembuatan alat murah dan mudah; 2 pengoperasiannya mudah; 3 kesegaran hasil tangkapan baik; dan 4 daya tahan tinggi dan dapat dioperasikan di tempat-tempat dimana alat tangkap lain tidak dapat dioperasikan Monintja dan Martasuganda 1991; Martasuganda 2005. Berdasarkan hal tersebut diatas maka diperlukan suatu informasi tentang sejauh mana pengaruh bahan terumbu buatan pada hasil tangkapan dengan menggunakan bubu.

1.3 Hipotesis