Kondisi terumbu karang di Pulau Pramuka

berdomisili di Pulau Panggang. Ikan hias didapat dari nelayan-nelayan bubu dan muroami, untuk selanjutnya dijual ke perusahaan ikan hias di Jakarta Tabel 3.

4.1.4 Kondisi terumbu karang di Pulau Pramuka

Tutupan karang hidup di perairan Gosong Pramuka mempunyai nilai 24 atau berkategori ’buruk’. Prosentase Abiotic mencapai 31 yang didominasi rubble 19 mengindikasikan kerusakan telah terjadi akibat tingginya aktivitas manusia dikarenakan Gosong Pramuka ini terletak di Pusat Pemerintahan Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu. Kerusakan di sekitar pemukiman lebih banyak diakibatkan eksploitasi batu karang dan pasir, penggunaan sianida menangkap ikan dengan metode pembiusan, sedimentasi dasar laut, dan kontaminasi disposal limbah. Dalam upaya menanggulangi masalah kerusakan ekosistem karang dan produksi perikanannya serta mencari alternatif untuk mengurangi tekanan terhadap pemanfaatan sumber daya di Pulau Pramuka dikembangkan karang buatan artificial reef dan teknik transplantasi karang coral transplantation Ditjen PHPA 2003. Keberadaan ikan-ikan karang yang terdapat di suatu ekosistem terumbu karang tergantung kepada karakteristik habitatnya, diantaranya meliputi kondisi terumbu karang dan parameter fisik lingkungan. Persyaratan untuk tumbuh dengan baik bagi organisme karang adalah suhu perairan antara 20-29°C sepanjang tahun, salinitas yang cukup tinggi antara 32-35‰ tingkat kecerahan yang baik dan kedalaman antara 50-70 m Nybakken 1988. Kondisi fisik perairan perlu diperhatikan untuk menentukan lokasi penempatan terumbu buatan sehingga akan mendapatkan hasil yang maksimal. Hasil pengukuran parameter fisik di lokasi penelitian menunjukkan bahwa secara umum suhu perairan berkisar antara 29-30°C, kecepatan arus berkisar antara 0,12-0,17 mdet, kecerahan perairan berkisar antara 5-10 m dan salinitas berkisar antara 32-33‰ Tabel 4. 1 Caesio cuning 2 Epinephelus fuscoguttatus 3 Lutjanus russeli 4 Lutjanus mahogany 5 Lethrinus lencam 6 Sargocentron cornutum 7 Parupeneus barberinoides 8 Aethaloperca rogaa Gambar 7 Ikan hasil tangkapan bubu pada lokasi pemasangan terumbu buatan ban dan bambu di perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu 3 November - 1 Desember 2007 9 Scarus ghobban 10 Chaetodon octofasciatus 11 Cheilinus chlorourus 12 Myripristis pralinia 13 Scolopsis margaritifer 14 Cheilinus fasciatus 15 Parupeneus heptacanthus 16 Scolopsis affinis Gambar 7 lanjutan Ikan hasil tangkapan bubu pada lokasi pemasangan terumbu buatan ban dan bambu di perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu 3 November - 1 Desember 2007 17 Scolopsis bimaculatus 18 Scolopsis ciliatus 19 Scolopsis lineatus 20 Siganus suttor 21 Chaetodontoplus mesoleucus 22 Siganus virgatus 23 Apogon multitaeniatus 24 Chromis ovatiformis Gambar 7 lanjutan Ikan hasil tangkapan bubu pada lokasi pemasangan terumbu buatan ban dan bambu di perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu 3 November - 1 Desember 2007 33 33 Tabel 4 Parameter fisik lokasi pemasangan terumbu buatan bambu dan ban di perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu pada tanggal 3 November - 1 Desember 2007 Pengamatan hari ke- No Parameter yang diukur 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 Rata-Rata Permukaan 1 Kecepatan arus mdet 0,13 0,13 0,12 0,12 0,14 0,17 0,15 0,14 0,15 0,13 0,14 0,13 0,13 0,13 0,13 2 Salinitas ‰ 33 32 32 32 33 33 33 32 33 32 32 32 33 33 32 32,5 30,0 3 Suhu °C 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 4 Kecerahan m 9 12 9 10 9 9 5 9 9 9 9 10 9 9 10 9,1 Kedalaman 24 meter 1 Kecepatan arus mdet 0,13 0,1 0,15 0,14 0,13 0,14 0,17 0,15 0,14 0,15 0,14 0,15 0,13 0,13 0,14 0,14 2 Salinitas ‰ 33 32 32 32 33 33 33 32 33 32 32 32 33 33 32 32,5 29,0 7,9 3 Suhu °C 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 4 Kecerahan m 9 10 7 9 8 7 5 7 7 7 7 9 8 9 9

4.1.5 Alat tangkap bubu