kemampuan menggunakan informasi secara efektif, efisien, etis dan berdasar hukum.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu bagi perpustakaan USU, hasil penelitian ini bisa menjadi barometer untuk melihat sejauhmana tingkat
kemampuan literasi informasi pengguna perpustakaan dan masukan untuk meningkatkan kemampuan literasi informasi pengguna perpustakaan USU
melalui pelatihan literasi informasi.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan analisis mengenai literasi informasi menggunakan standar ACRL dengan responden pada penelitian ini adalah
pengguna perpustakaan USU yang menjadi peminjam terbanyak selama periode September hingga Nopember 2012.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kompetensi untuk Pendidikan Tinggi
Perpustakaan universitas biasanya membedakan pengguna berdasarkan tingkat kebutuhan informasinya, yaitu:
mahasiswaundergraduate S0 dan S1, postgraduate S2 dan S3, dan dosen Siregar, 1998. Kebutuhan kelompok pertama terutama adalah untuk
mendukung kurikulum yang sebagian besar sumber informasinya berbentuk buku teks. Kelompok kedua dan ketiga, karena tugasnya antara lain harus
melakukan penelitian, kebutuhan informasi sifatnya lebih spesifik, mendalam, dan mutakhir. Kelompok ini kebutuhannya terutama adalah
literasi informasi jurnal, disamping bahan-bahan lainnya seperti monografi riset, proceedings, disertasi, dan informasi tentang penelitian yang telah,
sedang dan akan dilakukan.
Keterampilan mencari dan menemukan informasi menjadi faktor pendukung dan semacam fasilitas untuk belajar secara lebih efektif dan
efisien. Seseorang yang sudah melek informasi dianggap akan mampu menjelajahi banyaknya informasi yang semakin lama semakin luas dan
rumit, baik yang menggunakan sumber-sumber tercetak maupun yang elektronik. Program penguasaan literasi informasi dianggap dapat
menciptakan keberaksaraan yang berbasis keterampilan skills-based literacy. Termasuk di dalam keterampilan ini adalah kemampuan mencari
informasi, memilih sumber informasi secara cerdas, menilai dan memilah- milah sumber informasi, menggunakan serta menyajikan informasi secara
etis Webber, 2000. Perguruan Tinggi saat ini menerapkan Kurikulum Berbasis
Kompetensi selanjutnya di sebut KBKyang bertujuan untukmenciptakan sejumlah kemampuan atau kompetensi dalam rangka pembelajaran
seumurhidup. Pembentukan kompetensi memerlukanketersediaan informasi yang bermakna. Informasiakan terus mengalir tiada henti dan menawarkan
berbagai macampilihan. Kelimpahruahan informasi menuntutketerampilan mengelola,
mencermati, danmenyaring secara efisien. Berbeda dengan informasidari perpustakaan, informasi dari dunia mayamempunyai ketersediaan yang
melampaui batasruang dan waktu. Informasi yang bersumber dariperpustakaan cenderung diterima sebagai informasiyang andal karena
sumber informasinya dianggapdipercaya. Akan tetapi, dari dunia maya, segalamacam informasi membaur dari yang masihmentah, dalam proses
diolah sampai yang sudahmatang, oleh karena itu kesahihanvalidity dan keandalannya patut dipertanyakan.Perlu seperangkat kemampuan atau
kompetensiuntuk mengelola dan memanfaatkan informasisecara efektif yaitu kemampuan dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
Perubahan pembelajaran dari teacher centered learning menjadi student centered learning dikarenakan kondisi global persaingan,
persyaratan kerja, perubahan orientasi membawa perubahan pada kompetensi lulusan serta perubahan paradigma belajar dan mengajar yang
nantinya diharapkan dapat terjadinya perubahan kurikulum yang akan berdampak pada perubahan perilaku pembelajaran yang akan menghasilkan
peningkatan mutu lulusan dan relevansi. Setiap perpustakaan sedang berusaha sangat giat mendayagunakan
literasi informasi untuk meningkatkan akses, pengelolaan, dan pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat.
Menurut California State University 2001 yang dikutip Hasugian 2008 manfaat kompetensi literasi informasi dalam dunia perguruan tinggi adalah:
1. Menyediakan metode yang telah teruji untuk dapat memandu mahasiswa kepada berrbagai sumber informasi yang terus
berkembang. Sekarang ini individu berhadapan dengan informasi yang beragam dan berlimpah. Informasi tersedia melalui
perpustakaan, sumber-sumber komunitas, organisasi khusus, media dan internet.
2. Mendukung usaha nasional untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Lingkungan belajar yang proaktif mensyaratkan setiap mahasiswa
memiliki kompetensi literasi informasi. Dengan keahlian informasi tersebut maka mahasiswa akan selalu dapat mengikuti
perkembangan bidang ilmu yang dipelajarinya. 3. Menyediakan perangkat tambahan untuk memperkuat isi
perkuliahan. Dengan kompetensi literasi informasi yang dimilikinya, maka mahasiswa dapat mencari bahan-bahan yang berhubungan
dengan perkuliahan sehingga dapat menunjang isi perkuliahan tersebut.
4. Meningkatkan pembelajaran seumur hidup. Meningkatkan pembelajaran seumur hidup adalah misi utama dari institusi
pendidikan tinggi dengan memastikan bahwa setiap individu memiliki kemampuan intelektual dalam berfikir secara kritis yang
ditunjang dengan kompetensi informasi yang dimiliki individu dapat melakukan pembelajaran seumur hidup secara mandiri.
Kompetensi literasi informasi berguna bagi mahasiswa karena dapat dijadikan sebagai kerangka berpikir ketika mahasiswa berinteraksi dengan
informasi yang berbeda-beda. Kompetensi ini juga akan menjadikan mahasiswa lebih peka dalam mengembangkan pola pikir dalam sistem
pembelajaran serta menjadikan mahasiswa mengetahui tindakan yang diperlukan untuk mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan
informasi.
2.2. Literasi Informasi