Hubungan panjang bobot Sebaran frekuensi panjang

a. Dasar perairan rata dengan substrat pasir, lumpur atau tanah liat berpasir. b. Arus laut cukup kecil 3 knot. c. Cuaca terang tidak ada angin kencang. Gambar 4. Cara pengoperasian jaring cantrang www.beritanyata.blogspot.com

2.3. Pertumbuhan

2.3.1. Hubungan panjang bobot

Pendugaan suatu pertumbuhan memiliki dua model yang dapat digunakan yaitu model yang berhubungan dengan bobot dan model yang berhubungan dengan panjang. Hubungan panjang bobot ikan sebagai pangkat tiga dari panjangnya. Hubungan ini dapat digunakan untuk menduga bobot melalui panjangnya Effendie 2002. Model pertumbuhan dengan pendekatan panjang berat dapat menjelaskan kondisi pertumbuhan ikan swanggi Sukamto 2010 mengemukan bahwa ikan swanggi memiliki pertumbuhan allometrik negatif. Hasil serupa diperoleh dari penelitian Joung et. al 1992 di perairan sekitar pulau Guei-Shan, Taiwan mengemukanan ikan swanggi P. macracanthus memiliki pola pertumbuhan alometrik negatif. Hasil yang berbeda ditunjukan oleh penelitian Awong et. al 2011 yang dilakukan di Perairan Malaysia menunjukan ikan swanggi memiliki pola pertumbuhan allometrik positif dengan nilai b sebesar 3,3525. Pada ikan swanggi, pola pertumbuhan allometrik negatif diduga dipengaruhi oleh faktor spesies dan tekanan penangkapan Pertumbuhan ikan tergantung dari ketersediaan makanan dan daya cernanya. Faktor eksternal yang sangat mempengaruhi pertumbuhan ikan yaitu suhu dan makanan. Priyanie 2006 menyatakan bahwa kondisi lingkungan tempat hidup ikan memegang pengaruh yang kuat terhadap pertumbuhan ikan. Pada ikan tropik, makanan merupakan faktor yang lebih penting.

2.3.2. Sebaran frekuensi panjang

Sebaran frekuensi panjang digunakan untuk memperoleh posisi dan perubahan kelompok umur. Metode numerik dikembangkan untuk melakukan analisis sebaran frekuensi panjang menggunakan data frekuensi panjang ikan total untuk stok spesies tropis, yang sering disebut sidik frekuensi panjang. Tujuan analisis data berdasarkan sidik frekuensi panjang untuk menentukan umur terhadap kelompok-kelompok panjang tertentu. Analisis tersebut bermanfaat dalam pemisahan suatu distribusi frekuensi panjang yang kompleks ke dalam sejumlah kelompok ukuran Sparre Venema 1999. Penelitian Awong et al. 2011 yang dilakukan di Teluk Darvel, Sabah Malaysia menghasilkan distribusi frekuensi panjang ikan swanggi P. tayenus memiliki panjang standar berkisar antara 50 - 250 mm dengan panjang rata-rata 150 mm. Kelompok umur didapatkan sebanyak 3 kelompok, sementara penelitian yang dilakukan di Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari, ikan swanggi memiliki sebaran frekuensi panjang antara 140 – 230 mm Badrudin et al. 2010. Penelitian ikan swanggi P. hamrur yang dilakukan di India menunjukan sebaran frekuensi yang berkisar antara 120 – 450 mm dengan musim pemijahan pada bulan Maret dan April. Ikan swanggi betina berukuran lebih besar daripada ikan jantan Premalatha 1997.

2.3.3. Parameter pertumbuhan