oleh penelitian Sukamto 2010 di Pantai Utara Jawa Timur mengemukan bahwa ikan swanggi memiliki pertumbuhan allometrik negatif. Berdasarkan pernyataan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa ikan swanggi di Perairan Sunda dan Pantai Utara Jawa Timur memiliki pola pertumbuhan yang sama.
4.4. Sebaran Frekuensi Panjang
Jumlah ikan yang diambil pada pengambilan data sebanyak 50 hingga 71 ekor dan jumlah ikan swanggi yang diamati selama penelitan mencapai 481 ekor.
Gambar 7 dibawah ini adalah sebaran frekuensi panjang Ikan swanggi P. tayenus contoh selama 8 bulan :
Gambar 7. Sebaran frekuensi panjang ikan swanggi jantan dan betina
Hasil analisis frekuensi panjang dapat dilihat pada Gambar 7, sebaran frekuensi panjang yang diperoleh selama penelitian untuk betina antara 105 mm -
234 mm, untuk jantan berkisar antara 100 mm - 294 mm. Panjang maksimum ikan yang didaratkan di PPP Labuan Banten sebasar 288 mm, sedangkan menurut
Starnes 1988 in www.fishbase.org 2011 panjang maksimum ikan swanggi P. tayenus adalah 350 mm. ikan swanggi betina paling banyak ditemukan dengan
ukuran panjang antara 185-189 mm, sedangkan ikan jantan paling banyak ditemukan dengan ukuran panjang antara 145-149 mm. Ikan swanggi di perairan
Selat Sunda didominasi oleh ikan berukuran kecil, ukuran ikan terkecil yang
5 10
15 20
25 30
10 0-
1 04
11 0-
1 14
12 0-
1 24
13 0-
1 34
14 0-
1 44
15 0-
1 54
16 0-
1 64
17 0-
1 74
18 0-
1 84
19 0-
1 94
20 0-
2 04
21 0-
2 14
22 0-
2 24
23 0-
2 34
24 0-
2 44
25 0-
2 54
26 0-
2 64
27 0-
2 74
28 0-
2 84
29 0-
2 94
Fr e
ku e
n si
Selang Kelas mm
Betina Jantan
tertangkap sebesar 105 mm. Hal ini membuktikan bahwa ikan swanggi jantan yang banyak tertangka berukuran kecil dan dalam masa pertumbuhan.
Penelitian Awong et al. 2011 yang dilakukan di Teluk Darvel, Sabah Malaysia menghasilkan distribusi frekuensi panjang ikan swanggi memiliki
panjang standar berkisar antara 50 - 250 mm dengan rata-rata panjang 150 mm, sementara penelitian yang dilakukan di Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari,
ikan swanggi memiliki sebaran frekuensi panjang 140 – 230 mm Badrudin et al.
2010. Ikan swanggi di India memiliki sebaran frekuensi yang berkisar antara 120 – 450 mm dengan musim pemijahan pada bulan Maret dan April Premalatha
1997. Perbandingan antara hasil penelitian ini dengan penelitian lain
menunjukan ikan swanggi di perairan Selat Sunda tidak memiliki pertumbuhan yang baik. Hal ini disebabkan adanya faktor luar yang mempengaruhi
pertumbuhan seperti suhu air, kandungan oksigen terlarut, ammonia, dan salinitas Faktor-faktor tersebut berinteraksi satu sama lain dan bersama-sama dengan faktor
lainnya seperti kompetisi, jumlah dan kualitas makanan, umur, dan tingkat kematian yang dapat mempengaruhi laju pertumbuhan ikan. Faktor dalam yang
umumnya sangat sulit dikontrol antara lain keturunan, umur, parasit, dan penyakit Effendie 2002.
4.5.
Kelompok Ukuran
Analisis kelompok ukuran dilakukan pada setiap contoh. Analisis ini dilakukan untuk melihat posisi dan perubahan posisi rata-rata masing-masing
ukuran kelompok panjang. Analisis sebaran frekuensi panjang dapat digunakan untuk menduga umur ikan dan kelompok umur umur, karena frekuensi panjang
ikan tertentu umumnya berasal dari umur yang sama dan cenderung membentuk sebaran normal.
Pada Tabel 5 dan 6 disajikan hasil analisis sebaran kelompok ukuran ikan swanggi betina dan jantan setiap pengambilan contohnya. Berdasarkan Tabel 5
dan 6, hampir semua indeks separasi yang diperoleh lebih dari dua 2. Hal ini menunjukkan bahwa hasil pemisahan kelompok umur ikan swanggi dapat
diterima dan digunakan untuk analisis berikutnya.
Tabel 5. Sebaran kelompok ukuran ikan swanggi betina di Perairan Selat Sunda
Pengambilan Contoh
Waktu Kelompok
ukuran n
Nilai Tengah Indeks
Sparasi
1 Maret 2011
2 54
157,30 ± 3,36 n.a.
179,49 ± 7,21 4,200
2 April 2011
3 24
144,90 ± 10,44 n.a.
188,50 ± 2,50 6,740
194,70 ± 2,59 2,440
3 Mei 2011
3 42
142,69 ± 7,01 n.a.
176,79 ± 9,41 4,030
202,47 ± 2,88 3,030
4 Juni 2011
1 38
194,11 ± 12,46 n.a.
5 Juli 2011
1 16
130,44 ± 10,03 n.a
6 Agustus 2011
3 31
141,29 ± 10,43 n.a.
158,76 ± 13,42 2,840
175,68 ± 2,50 2,210
7 September 2011
1 12
203,25 ± 2,50 n.a
8 Oktober 2011
1 35
165,43 ±12,750 n.a
Tabel 6. Sebaran kelompok ukuran ikan swanggi jantan di Perairan Selat Sunda
Pengambilan Contoh
Waktu Kelompok
ukuran n
Nilai Tengah Indeks
Sparasi
1 Maret 2011
1 11
216,09 ±11,64 n.a
2 April 2011
1 36
150,61 ±13,62 n.a
3 Mei 2011
5 29
150,56 ± 7,45 n.a
182,54 ± 3,62 5,78
196,17 ± 9,39 2,100
254,19 ± 9,58 6,120
278,60 ± 7,45 2,870
4 Juni 2011
1 25
201,60 ±23.10 n.a
5 Juli 2011
1 49
133,02 ± 7,62 n.a
6 Agustus 2011
2 26
146,71 ±11,89 n.a
181,11 ± 8,71 3,340
7 September
2011 2
38 219.92 ± 5.53
n.a 242.36 ±15.06
2.180 8
Oktober 2011 1
15 165,00 ± 8,91
n.a
Catatan : n = jumlah contoh ikan; n.a = Not available
Menurut Hasselblad 1996 in Sparre Venema 1999 menjelaskan bahwa indeks separasi menggambarkan kualitas pemisahan dua kelompok umur yang
berdekatan. Apabila indeks separasi kurang dari dua 2 maka tidak mungkin
dilakukan pemisahan kelompok umur karena akan terjadi tumpang tindih dengan kedua kelompok umur tersebut.
Sebaran kelompok ukuran ikan swanggi betina Tabel 5 mengambarkan ikan swanggi yang ditangkap pada bulan Juni, Juli, September, dan Oktober
memiliki 1 kelompok ukuran dan pada bulan lain, ikan swanggi memiliki 2 hingga 3 kelompok ukuran. Sebaran kelompok ukuran ikan swanggi jantan Tabel 5
mengambarkan ikan swanggi yang ditangkap pada bulan Maret, April, Juni, Juli, dan Oktober memiliki 1 kelompok ukuran, ikan swanggi yang ditangkap pada
bulan Mei memiliki 5 kelompok ukuran, dan pada bulan lain, ikan swanggi memiliki 2 kelompok ukuran.
Kelompok ukuran ikan swanggi dapat dilihat sebagai berikut Gambar 8. Grafik pertumbuhan Ikan swanggi betina dan jantan mengalami pergeseran ke
arah kiri dan ke arah kanan. Pergeseran ke arah kanan menunjukkan adanya pertumbuhan, sedangkan pergeseran ke arah kiri di duga menunjukkan adanya
rekruitmen. Peningkatan jumlah ikan ditentukan dengan pertumbuhan badan individu ikan dalam populasi dan penambahan atau rekruitment dari generasi
muda Widodo Suadi 2006. Rekruitmen ikan swanggi jantan dan betina diduga terjadi pada bulan April
dan bulan Juli. Ikan yang ditangkap di bulan April, Juli, dan Agustus memiliki ukuran panjang yang kecil, dapat dikatakan ikan swanggi berusia muda tertangkap
oleh nelayan, penangkapan ikan berusia muda sangat mempengaruhi keberadaan stok sumberdaya ikan swanggi ini. Faktor utama ikan berusia muda ini tertangkap
yaitu ukuran mata jaring yang terlalu kecil sehingga penangkapan tidak selektif.
a b
Gambar 8. Pergeseran modus frekuensi panjang ikan swanggi a betina dan b jantan
Maret n = 54
April n = 24
Mei n= 42
Juni n = 38
Juli n = 16
Agustus n= 31
September n = 12
Oktober n = 35
Maret n = 11
April n = 36
Mei n= 29
Juni n = 25
Juli n = 49
Agustus n= 26
September n = 38
Oktober n = 15
4.6. Pertumbuhan