Pengkajian Stok Ikan Model Produksi Surplus

1984 menduga bahwa suatu stok yang dieksploitasi secara optimal maka laju mortalitas penangkapannya F akan setara dengan laju mortalitas alaminya M atau dapat dinyatakan bahwa laju eksploitasi E sama dengan 0,5. Laju eksploitasi penting untuk diketahui sehingga dapat menduga kondisi dari perikanan dalam pengkajian stok ikan King 1995 Penelitian ikan swanggi yang dilakukan di perairan India oleh Sivakami 2005 memiliki nilai mortalitas total beriksar antara 3,99 sampai 6,14, nilai mortalitas alami sebesar 1.14, nilai mortalitas penangkapan berkisar 3,32 -5,00 dan nilai laju eksploitasi 0,73 – 0,78. Nilai tersebut menunjukan ikan swanggi P. harmur di Pantai Barat India telah mengalami eksploitasi. Inges Pauly 1984 in Sivakami 2005 telah memperoleh mortalitas alami P. tayenus sebesar 8,09 di Laut Samar. Chakraborty et al. 1994 in Sivakami 2005 memperkirakan nilai M sebesar 1,10 untuk P. hamrur di pantai Maharashtra. Philip Mathew 1996 in Sivakami 2005 telah melaporkan nilai M sebesar 0,9 dan 0,936 untuk ikan swanggi jantan dan betina

2.5. Pengkajian Stok Ikan

Pengetahuan tentang stok berguna dalam memberikan saran tentang pemanfaatan sumberdaya ikan sehingga sumberdaya tersebut dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Konsep maximum sustainable yield MSY, merupakan konsep pengelolaan sumberdaya ikan secara bertanggung jawab responsible fisheries dengan mempertahankan kelestarian atau keberlanjutan sumberdaya yang ada. Dalam pengelolaan sumberdaya ikan, pengetahuan tentang stok dan dinamikanya merupakan hal yang sangat penting. Gulland 1982 in Sparre Venema 1989, menyatakan bahwa untuk keperluan pengelolaan perikanan, suatu sub kelompok dari satu spesies dapat dikatakan sebagai suatu stok jika perbedaan – perbedaan dalam kelompok tersebut dan “pencampuran” dengan kelompok lain dapat diabaikan Tujuan pengkajian stok ikan dari stok yang dieksploitasi adalah untuk meramalkan apa yang akan terjadi dalam hal hasil di masa depan, tingkat sustainabilitas biomassa dan nilai dari hasil tangkapan jika upaya penangkapan tetap sama atau berubah karena faktor lain.

2.6. Model Produksi Surplus

Menurut Sparre Venema 1999, Model produksi surplus berkaitan dengan stok, upaya total, dan hasil tangkapan total tanpa dipengaruhi oleh parameter pertumbuhan dan mortalitas atau pengaruh dari ukuran mata jaring pada hasil tangkapan. Tujuan penggunaan Model produksi Surplus untuk menentukan tingkat upaya optimum yaitu upaya yang dapat menghasilkan suatu hasil tangkapan maksimum lestari maximum sustainable yield MSY tanpa mempengaruhi produktifitas stok jangka panjang. Model Produksi Surplus dapat diterapkan dengan memperkirakan hasil tangkapan total dan hasil tangkapan per upaya catch per unit effortCPUE per spesies Sparre Venema 1999. Hal tersebut menjadi salah satu alasan bahwa model produksi surplus banyak digunakan untuk estimasi stok ikan di perairan tropis. Menurut Sparre Venema 1999, asumsi yang digunakan dalam model produksi surplus yaitu asumsi dalam keadaan ekuilibrium, asumsi biologi, dan asumsi terhadap koefisien kemampuan menangkap. Pada penelitian Silvakami 2005, model produksi surplus menggunakan model Beverton Holt 1957 dan memperoleh nilai MSY ikan swanggi sebesar 10.620 ton dan produksi aktual sebesar 10.578 ton. Hal ini menunjukan adanya eksploitasi untuk spesies P. hamrur

2.7. Jumlah Tangkapan yang Diperbolehkan