HPGW untuk menduga volume pohon. Persamaan penduga volume tersebut disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Persamaan penduga volume pohon di HPGW
Jenis Persamaan
Sumber Puspa
V = -0,9344 + 5,4816 D + 0,0080 H LPIPB 1985
Mahoni V = -1,0330 + 5,4816 D + 0,0080 H
LPIPB 1985 Pinus
V = 10,3265 –e
e1,9928-0,0339D
Wardasanti 2011 Agathis
V = 0,00008872 D
2,658
Siagian 2011 Jenis lainnya
V = 0,0000091 D
1,54
H
1,64
LPIPB 1985 Keterangan:
Untuk puspa dan mahoni: D = dbh m, T = tinggi total m Untuk jenis lainnya :
D = dbh cm, T = tinggi total m V = volume tegakan m
3
D = diameter setinggi dada cm H = tinggi total pohon m
e = eksponensial
3.3.2.2 Model Pendugaan Biomassa Tegakan
Pendugaan potensi biomassa dalam penelitian ini menggunakan persamaan alometrik karena dalam pembuatan model penduga biomassa memerlukan tenaga,
waktu, dan biaya yang besar. Selain itu, persamaan alometrik bersifat universal sehingga akan memudahkan dalam pengestimasian biomassa tanaman yang
tumbuh pada beberapa daerah berbeda. Persamaan alometrik pada masing-masing jenis pohon berbeda satu sama lain. Persamaan-persamaan alometrik yang
digunakan dalam penelitian ini didapat dari penelitian terdahulu tentang pendugaan biomassa masing-masing jenis pohon sehingga memberikan hasil
dugaan yang akurasinya dapat diuji dan dipertanggungjawabkan. Adapun persamaan alometrik yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Berbagai model persamaan alometrik untuk menduga biomassa tegakan di HPGW
No Jenis pohon
Model persamaan alometrik
Sumber 1
Mangium Acacia mangium
W = 0,0528 D
2 1,3612
Heriansyah et al. 2003 diacu dalam Masripatin et al. 2010
2 Agathis
Agathis lorantifolia W = 0,3406 D
2,0467
Siregar Dharmawan 2007 3
Pinus Pinus merkusii
W = 0,206 D
2,26
W = 0,066 D
2,13
H
0,257
Hendra 2002 4
Mahoni Swietenia macrophylla
W = 0,048 D
2,68
Adinogroho 2002 5
Meranti Shorea leprosula
W = 0,058 D
2,62
Handayani 2003 6
Puspa Schima wallichii
W = 0,4594 D
1,9978
W = 0,0727 D
2
H
0,8993
Salim 2005 7
Jati Tectona grandis
W = 0.2759 D
2.2227
Hendri 2001 diacu dalam Tiryana et al. 2011
8 Sengon
Paraserianthers falcataria W = 0.1479 D
2.2989
Hairiyah Rahayu 2007
Biomassa yang diukur dalam penelitian ini merupakan biomassa di atas permukaan tanah above-ground biomass dari berbagai tegakan yang ada di
HPGW. Persamaan alometrik untuk menaksir biomassa di atas permukaan tanah untuk jenis-jenis pohon yang ada di HPGW sangat terbatas sehingga untuk jenis
pohon yang tidak ada persamaan alometriknya digunakan persamaan alometrik yang bersifat universal seperti yang dikemukakan oleh Ketterings et al. 2001
yaitu sebagai berikut: W = 0,11
ρ D
2,62
...................................................................... 3 Keterangan :
W = biomassa kgpohon
ρ = massa jenis pohon kgcm
3
D = diameter setinggi dada 1,3 m
Persamaan tersebut menggunakan variabel diameter dan kerapatan kayu masing- masing jenis secara spesifik sehingga bisa meminimalkan kesalahan pengukuran.
Tabel 5 menyajikan kerapatan kayu jenis-jenis pohon yang ada di HPGW.
Tabel 5 Kerapatan kayu berbagai jenis pohon di HPGW
Nama lokal Nama botani
Wood density gcm
3
Sumber Ampelas
Ficus ampelas 0,48
Oey Djoen Seng 1951 in Soewarsono 1990
Beringin Ficus benjamina
0,52 Anonim 1981
Ficus Ficus sp.
0,47 Prosea 53 p:233
Jambu Syzygium sp
0,73 Prosea 52 p:442
Jengkol Pithecelobium
rosulatum 0,73
Anonim 1981 Jenis lain
- 0,57
Brown data from reyes et al. 1992 Kayu afrika
Maesopsis eminii 0,42
Oey Djoen Seng 1951 in Soewarsono 1990
Kayu manis Cinnamomum
burmani 0,57
Oey Djoen Seng 1951 in Soewarsono 1990
Kenanga Cananga ordorata
0,38 Ginoga 1978
Kepuh Sterculia foetida
0,64 Oey Djoen Seng 1951 in Soewarsono
1990 Keruing
Dipterocarpus elongatus
0,67 Martawijaya et al. 1992
Ketapang Terminalia catappa
0,65 Oey Djoen Seng 1951 in Soewarsono
1990 Ki huru
Macaranga rhizinoides
0,39 Oey Djoen Seng 1951 in Soewarsono
1990 Ki sireum
Eugenia cymosa 0,73
prosea 52p:442 Ki teja
Machilus rimosa 0,59
http:www.thewoodexchange.info Laban
Vitex pubescens 0,88
Oey Djoen Seng 1951 in Soewarsono 1990
Sonokeling Dalbergia latifolia
0,83 Martawijaya et al. 1992
Macaranga Macaranga sp
0,5 Prosea 53 p:340
Mangga Mangifera indica
0,67 Oey Djoen Seng 1951 in Soewarsono
1990 Mindi
Melia azedarach 0,53
Martawijaya et al. 1992 Nyamplung
Callophyllum inophyllum
0,69 Martawijaya et al. 1992
Pasang Quercus sundaicus
0,58 Oey Djoen Seng 1951 in Soewarsono
1990 Petai cina
Leucaena leucephala 0,82
Anonim 1981 Pulai
Alstonia scholaris 0,30
Martawijaya et al. 1992 Rambutan
Nephelium lappaceum 0,91
Anonim 1981 Rasamala
Altingia exelsa 0,81
Anonim 1981 Resak
Vatica rassak 0,6
Martawijaya et al. 1992 Sempur
Dillenia aurea 0,76
Oey Djoen Seng 1951 in Soewarsono 1990
Sukun Artocarpus communis
0,40 Oey Djoen Seng 1951 in Soewarsono
1990 Sungkai
Peronema canescens 0,52
Martawijaya et al. 1992 Tangkalak
Litsea sebifera 0,72
Prospect: The Wood Database Version 2.1 Teureup
Artocarpus elastica 0,44
Oey Djoen Seng 1951 in Soewarsono 1990
Waru laut Hibiscus tiliaceus
0,54 Oey Djoen Seng 1951 in Soewarsono
1990 Sumber:www.worldagroforestry.orgseaproductsafdbaseswdindex.htm
Terdapat beberapa jenis pohon yang tidak diketahui kerapatan kayu lokalnya seperti apus, dara uncal, ramu giling, harendong dan jenis lainnya
sehingga digunakan kerapatan pohon di Asia seperti yang dikemukakan Brown 1997 diacu dalam Ketterings et al. 2001 yaitu 0,57 gcm
3
.
3.3.2.3 Pendugaan Karbon Hutan