cukup kecil yaitu sebesar 4,83 dan 5,70. Namun demikian, kesalahan penarikan contoh pada pendugaan biomassa tanpa stratifikasi lebih besar
dibandingkan dengan kesalahan penarikan contoh pada pendugaan biomassa tanpa stratifikasi yaitu sebesar 6,24.
5.2.3 Potensi Cadangan Karbon Tegakan
Pendugaan potensi cadangan karbon dalam suatu tegakan dapat dilihat dari besarnya potensi biomassa yang ada. Proporsi terbesar penyimpanan karbon di
daratan umumnya terdapat pada komponen pepohonan atau tegakan Hairiah Rahayu 2007. Biomassa dapat memberikan dugaan cadangan karbon pada
vegetasi hutan karena karbon merupakan komponen penyusun biomassa tanaman yang kandungannya sekitar 45
–50 bahan kering tanaman. Jadi potensi cadangan karbon kurang lebih setengah dari potensi biomassanya yang berarti
peningkatan jumlah biomassa akan meningkatkan jumlah potensi cadangan karbon. Pendugaan cadangan karbon pada tegakan merupakan hasil pengolahan
data biomassa tegakan dikalikan dengan faktor konversi sebesar 0,47 IPCC 2006. Oleh karena itu, untuk menduga potensi cadangan karbon tegakan di
HPGW digunakan stratifikasi berdasarkan biomassa. Stratum 1 merupakan areal yang memiliki kisaran nilai potensi cadangan
karbon terendah yaitu sebesar 14 sampai 82 tonha. Stratum 2 merupakan areal yang memiliki kisaran nilai potensi cadangan karbon sebesar 83 sampai 127
tonha. Stratum 3 merupakan areal yang memiliki kisaran nilai potensi cadangan karbon sebesar 128 sampai 172 tonha. Stratum 4 merupakan areal yang memiliki
kisaran nilai potensi biomassa tertinggi yaitu sebesar 173 sampai 240 tonha. Potensi cadangan karbon tegakan tegakan di HPGW disajikan pada Tabel 13.
Tabel 13 Potensi cadangan karbon tegakan berdasarkan stratifikasi nilai biomassa
Statistik Stratum
1 2
3 4
Jumlah data plot 54
47 27
14 Luas ha
134,378 112,962
72,334 37,900
Kisaran nilai tonha 13,46
–134,28 24,60
–222,96 20,55
–195,72 69,47
–242,87 Kesalahan baku tonha
2,87 4,26
6,11 9,39
Penduga rata-rata a. Batas atas tonha
63,95 113,92
138,75 154,22
b. Rata-rata tonha 58,33
105,58 126,77
133,94 c. Batas bawah tonha
52,70 97,24
114,80 113,67
Penduga total a. Batas atas ton
8.593,84 12.869,18
10.036,13 5.844,83
b. Rata-rata ton 7.837,82
11.926,60 9.170,02
5.076,49 c. Batas bawah ton
7.081,81 10.984,02
8.303,92 4.308,15
Koefisien variasi 4,09
4,03 4,82
7,01
Keterangan: Stratum 1 = areal dengan potensi karbon 14
–82 tonha Stratum 2 = areal dengan potensi karbon 83
–127 tonha Stratum 3 = areal dengan potensi karbon 128
–172 tonha Stratum 4 = areal dengan potensi karbon 173
–240 tonha
Sama halnya dengan potensi biomassa tegakan, rata-rata tertinggi potensi cadangan karbon tegakan terdapat pada stratum 4 sebesar 133,94 tonha dan rata-
rata terendah terdapat pada stratum 1 sebesar 58,33 tonha. Hal ini dapat dipahami karena hasil pendugaan cadangan karbon pada tegakan merupakan hasil
pengolahan data biomassa tegakan yang dikalikan dengan faktor konversi sebesar 0,47 IPCC 2006. Karbon berkorelasi positif terhadap biomassa karena setiap
penambahan kandungan biomassa akan diikuti oleh penambahan kandungan karbon dan apapun yang menyebabkan peningkatan ataupun penurunan biomassa
maka akan menyebabkan peningkatan ataupun penurunan kandungan karbon. Stratum 4 juga memiliki nilai dugaan cadangan karbon terlebar yaitu 113,67
sampai 154,22 tonha dan nilai dugaan cadangan karbon paling sempit pada stratum 1 yaitu 52,70 sampai 63,95 tonha. Semakin sempit suatu selang semakin
efisien dugaannya. Sementara itu, dugaan biomassa total tertinggi berada pada stratum 2 yaitu sebesar 11.926,60 ton dan dugaan biomassa total terendah berada
pada stratum 4 yaitu sebesar 5.076,49 ton. Stratum 4 lebih bervariasi potensi cadangan karbonnya dibandingkan dengan stratum lain. Hal ini ditunjukkan oleh
nilai koefisien variasi dengan nilai terbesar yaitu sebesar 7,01.
Pendugaan cadangan karbon selain dilakukan dengan stratifikasi berdasarkan nilai biomassa, juga dilakukan stratifikasi berdasarkan jenis vegetasi
untuk menduga potensi cadangan karbon pada masing-masing jenis vegetasi yang ada di lokasi penelitian. Seperti yang dilakukan sebelumnya pada pendugaan
volume dan biomassa. Tabel 14 menyajikan dugaan potensi karbon tegakan berdasarkan jenis vegetasi.
Tabel 14 Potensi karbon tegakan berdasarkan stratifikasi jenis vegetasi
Statistik Stratum
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Jumlah data plot 12
3 23
3 35
2 13
10 36
5 Luas ha
27,426 7,964
54,045 7,418
104,003 4,260
29,692 23,880
89,464 9,422
Jumlah pohonha 96
123 197
55 141
260 275
266 126
206 Kisaran nilai tonha
48,13 –
171,50 20,41
– 171,50
27,80 –
153,13 20,29
– 153,13
31,86 –
242,87 92,68
– 153,06
39,96 –
222,96 21,77
– 214,36
13,46 –
140,06 32,40
– 109,50
Kesalahan baku tonha 6,94
26,57 5,97
13,57 6,09
21,99 12,43
12,24 4,22
11,98 Penduga rata-rata
a. Batas atas tonha 131,71
170,48 106,27
96,37 127,63
402,28 130,68
141,56 76,68
98,78 b. Rata-rata tonha
116,43 56,14
93,89 38,00
115,69 122,87
103,60 113,87
68,42 65,52
c. Batas bawah tonha 101,15
-58,20 81,50
-20,38 103,75
-156,53 76,52
86,19 60,15
32,26 Penduga total
a. Batas atas ton 3.612,32
1.347,72 5.743,22
714,90 13.274,37
1.713,69 3.880,14
3.380,41 6.860,53
930,73 b. Rata-rata ton
3.193,17 447,11
5.074,03 281,87
12.032,40 523,45
3.076,08 2.719,33
6.120,73 617,35
c. Batas bawah ton 2.774,01
-463,50 4.404,85
-151,16 10.790,42
-666,80 2.272,01
2.058,25 5.380,93
303,96 Koefisien variasi
5,96 47,33
6,36 35,70
5,27 17,90
12,00 10,75
6,17 18,29
Keterangan : Stratum 1 = tegakan agathis
Stratum 6 = tegakan pinus dan agathis Stratum 2 = tegakan agathis, pinus, dan puspa
Stratum 7 = tegakan pinus dan kayu afrika Stratum 3 = tegakan agathis dan puspa
Stratum 8 = tegakan pinus dan puspa Stratum 4 = tegakan kayu afrika
Stratum 9 = tegakan puspa Stratum 5 = tegakan pinus
Stratum 10 = tegakan puspa dan mahoni
47
Tabel 14 menyajikan dugaan potensi cadangan karbon berbagai jenis tegakan yang ada di HPGW. Potensi cadangan karbon tegakan agathis memiliki
rata-rata sebesar 116,43 tonha dengan total potensi cadangan karbon untuk seluruh tegakan luas efektif yaitu 357,574 ha diduga sebesar 3.193,17 ton.
Potensi cadangan karbon tegakan campuran agathis, pinus, dan puspa memiliki rata-rata sebesar 56,14 tonha dengan total potensi cadangan karbon sebesar
447,11 ton. Potensi volume tegakan campuran agathis dan puspa memiliki rata- rata sebesar 93,89 tonha dengan total potensi cadangan karbon sebesar 5.074,03
ton. Potensi cadangan karbon tegakan kayu afrika memiliki rata-rata sebesar 38,00 tonha dengan total potensi cadangan karbon sebesar 281,87 ton. Potensi cadangan
karbon tegakan pinus memiliki rata-rata sebesar 115,69 tonha dengan total potensi cadangan karbon sebesar 12.032,40 ton. Potensi cadangan karbon tegakan
campuran pinus dan agathis memiliki rata-rata sebesar 122,87 tonha dengan total potensi cadangan karbon sebesar 523,45 ton. Potensi cadangan karbon
tegakan campuran pinus dan kayu afrika memiliki rata-rata sebesar 103,60 tonha dengan total potensi cadangan karbon sebesar 3.076,08 ton. Potensi
cadangan karbon tegakan campuran pinus dan puspa memiliki rata-rata sebesar 113,87 tonha dengan total potensi cadangan karbon sebesar 2.719,33 ton. Potensi
cadangan karbon tegakan puspa memiliki rata-rata sebesar 68,42 tonha dengan total potensi cadangan karbon sebesar 6.120,73 ton. Potensi cadangan karbon
tegakan campuran puspa dan mahoni memiliki rata-rata sebesar 65,52 tonha dengan total potensi cadangan karbon sebesar 617,35 ton.
Tegakan pinus memiliki kapasitas cadangan karbon rata-rata tertinggi yaitu sebesar 115,69 tonha dengan dugaan total sebesar 12.032,40 ton. Tegakan pinus
memiliki kapasitas cadangan karbon terbesar karena pohon pinus memiliki ukuran diameter besar. Hasil penelitian Elias dan Wistara 2009 juga menunjukan bahwa
semakin besar diameter pohon-pohon dalam tegakan, maka semakin besar pula stok karbon dalam hutan dan semakin tua umur tegakan, maka semakin besar pula
stok karbon dalam hutan. Hasil berbeda ditunjukkan oleh penelitian Balinda 2008 yang menduga cadangan karbon pada tegakan pinus di RPH Leuwiliang
KPH Bogor yaitu memiliki rata-rata potensi cadangan karbon pada kelas umur V 21
–25 tahun sebesar 133,03 tonha untuk bonita 3 dan 88,71 tonha untuk bonita
2. Pada penelitian tersebut dapat diketahui bahwa semakin tinggi KU semakin tinggi pula potensi cadangan karbonnya. Hal itu berarti semakin lama umur suatu
tegakan maka potensi cadangan karbonnya akan semakin besar. Sedangkan kapasitas cadangan karbon terendah dimiliki oleh tegakan kayu afrika yaitu
sebesar 281,87 ton. Kapasitas cadangan karbon tegakan masing-masing dapat diduga dengan penduga selang pada selang kepercayaan 95. Selang dengan
interval terpanjang adalah tegakan campuran antara pinus dan agathis yaitu antara -156,53 sampai 402,28 tonha sedangkan selang potensi biomassa yang paling
sempit adalah pada tegakan puspa, yaitu antara 60,15 sampai 76,68 tonha. potensi cadangan karbon pada stratum 2 lebih bervariasi dibandingkan dengan stratum
lain dengan nilai koefisien variasi sebesar 47,33. Nilai-nilai dugaan bagi potensi volume dalam tegakan-tegakan berdasarkan
strata nilai potensi dan jenis vegetasi di HPGW yang diketahui dari hasil pendugaan dengan metode stratified systematic plot sampling with random start
yaitu disajikan pada Tabel 15. Tabel 15 Nilai-nilai dugaan potensi cadangan karbon seluruh tegakan di HPGW
Statistik Potensi karbon
strata biomassa Potensi karbon
strata vegetasi Rata-rata tonha
95,12 95,32
Ragam rata-rata tonha 5,49
7,68 Kesalahan baku rata-rata tonha
2,34 2,77
Selang kepercayaan 95 bagi rata-rata tonha 90,52
–99,71 89,89
–100,76 Total tegakan ton
34.010,93 34.085,51
Kesalahan penarikan contoh 4,83
5,70
Tabel 15 menunjukkan potensi cadangan karbon yang dihitung berdasarkan potensi biomassa tegakan, pada strata biomassa diduga memiliki nilai dugaan
antara 90,52 sampai 99,71 tonha dengan rata-rata sebesar 95,12 tonha. Perbedaan kandungan karbon pada tegakan tersebut cenderung dipengaruhi oleh
kerapatan tegakan, umur tegakan, dan kualitas tumbuh tegakan. Kualitas tempat tumbuh yang lebih baik membuat pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik
karena tersedianya unsur hara dan mengakibatkan kandungan karbon semakin bertambah. Secara keseluruhan total potensi cadangan karbon yang terdapat di
HPGW sebesar 34.010,93 ton. Sedangkan berdasarkan strata vegetasi potensi cadangan karbon diduga memiliki nilai dugaan antara 89,89 sampai 100,76 tonha
dengan rata-rata 95,32 tonha. Untuk potensi keseluruhan cadangan karbon yang terdapat di HPGW sebesar 34.085,51 ton. Kesalahan penarikan contoh sampling
error yang terjadi pada hasil pendugaan dengan stratifikasi cukup kecil yaitu 5,03 dan 5,70 sedangkan pada pendugaan tanpa stratifikasi memiliki
kesalahan sampling yang lebih besar. Nilai kesalahan sampling tersebut dipengaruhi oleh pendugaan ragam. Semakin besar ragam semakin besar pula
kesalahan penarikan contohnya. Tabel 16 menyajikan rekapitulasi kesalahan penarikan contoh pendugaan tanpa stratifikasi dan dengan stratifikasi.
Tabel 16 Rekapitulasi kesalahan penarikan contoh
Metode SE Volume
SE Biomassa SE Karbon
Tanpa Stratifikasi 7,35
6,24 6,25
Menggunakan Stratifikasi a. Stratifikasi berdasarkan nilai potensi
5,73 4,83
4,83 b. Stratifikasi berdasarkan jenis vegetasi
5,82 5,70
5,70
Berdasarkan Tabel 16, kesalahan penarikan contoh pada pendugaan dengan menggunakan stratifikasi lebih kecil dibandingkan dengan kesalahan penarikan
contoh pada pendugaan tanpa stratifikasi baik stratifikasi berdasarkan nilai potensi maupun stratifikasi berdasarkan jenis vegetasi. Seperti yang dikemukakan oleh
Shiver and Borders 1996 bahwa pendugaan potensi dengan stratifikasi akan menghasilkan nilai dugaan dengan keragaman dan kesalahan penarikan contoh
yang lebih kecil dibandingkan pendugaan potensi tanpa stratifikasi karena dengan melakukan stratifikasi, populasi dikelompokkan menjadi beberapa stratum yang
kondisinya relatif homogen dan tidak saling tumpang tindih. Dalam hal ini, stratifikasi yang dipilih adalah stratifikasi berdasarkan nilai potensi dan jenis
vegetasi. Stratifikasi tersebut dipilih untuk mengurangi keragaman sehingga menghasilkan nilai dugaan yang lebih akurat. Pada penelitian ini, stratifikasi yang
dilakukan berhasil menurunkan kesalahan penarikan contoh pada pendugaan potensi volume, biomassa, dan cadangan karbon di HPGW sehingga memiliki
dugaan yang lebih akurat dibandingkan pendugaan tanpa stratifikasi.
BAB VI KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan