C = W x 0,47 ............................................................................. 2
Keterangan : C
= karbon ton W
= biomassa kgpohon 0,47
= fraksi karbon
2.4 Volume Pohon dan Metode Pendugaannya
Volume merupakan suatu besaran tiga dimensi dari suatu benda yang besarannya dinyatakan dalam satuan kubik yang didapatkan dari hasil perkalian
satuan dasar panjang Husch 1963 diacu dalam Hardansyah R 2004. Volume pohon dapat diklasifikasikan menurut dimensi tinggi yaitu volume pohon berdiri,
volume logsortimen, dan volume kayu bakar. Volume pohon berdiri dibedakan menjadi volume total pohon, volume batang, volume kayu tebal, dan volume
bebas cabang. Cara penentuan volume pohon dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
1. Cara analitik, yaitu cara penentuan volume benda dengan menggunakan rumus
volume standar. 2.
Cara langsung, yaitu cara penentuan volume yang dilakukan dengan mengukur dimensinya.
3. Cara grafik, yaitu cara yang dapat digunakan untuk menghitung volume
berbagai bentuk benda putar tanpa memandang ciri-ciri permukaannya. 4.
Penggunaan tabel volume Rumus-rumus yang umum digunakan dalam penentuan volume adalah
rumus Huber, Smalian, dan Newton. Dalam prakteknya, penggunaan tabel volume lebih memudahkan dalam penentuan volume pohon karena memberikan dugaan
volume untuk diameter dan tinggi pohon secara spesifik. Tabel volume pohon adalah suatu tabel yang digunakan untuk mendapatkan volume pohon atau batang
melalui pengukuran satu atau beberapa peubah penaksir volume pohon atau volume batang Husch 1963 diacu dalam Hardansyah 2004. Menurut Simon
1996 diacu dalam Hardansyah 2004, terdapat tiga macam tabel volume yang dapat digunakan untuk menduga volume pohon yaitu tabel volume lokal, tabel
volume standar, dan tabel volume kelas bentuk. Masing-masing tabel volume tersebut menggunakan parameter yang berbeda-beda dalam penyusunannya.
2.5 Jenis Tegakan di Hutan Pendidikan Gunung Walat 2.5.1 Pinus
Pinus merkusii Jungh et de Vriese, merupakan salah satu jenis anggota famili Pinaceae. Pohon ini biasanya juga disebut dengan pohon damar batu, damar
bunga, huyam, kayu sala, kayu sugi, uyam, dan tusam Sumatera atau pinus Jawa. Tinggi pohon pinus dapat mencapai 20
–40 m dengan panjang batang bebas cabang 2
–23 m, diameter 100 cm, dan tidak berbanir. Pinus dapat tumbuh pada tanah yang kurang subur, tanah berpasir dan tanah berbatu, tetapi tidak dapat
tumbuh dengan baik pada tanah becek. Kayu pinus memiliki sifat fisis di antaranya memiliki berat jenis 0,55 0,40
–0,75 dan termasuk kelas kuat III Martawijaya et al. 2005b.
2.5.2 Agathis
Agathis spp. merupakan salah satu famili Araucariaceae. Pohon ini juga biasanya disebut pohon damar sigi, kayu sigi Sumatra; damar, kidamar Jawa;
bindang, damar bindang, damar pilau Kalimantan; dama, damar kapas, damar wana, hulu sinua Sulawesi; damar puti, damar raja, koano, Maluku; damar
putih, damar papeda, kesi, kosima. Tinggi pohon dapat mencapai 55 m, panjang batang bebas cabang 12
–25 m, diameter mencapai 150 cm atau lebih, bentuk batang silindris dan lurus. Damar memiliki tajuk berbentuk kerucut dan berwarna
hijau dengan percabangan mendatar melingkari batang. Kulit luar pohon damar berwarna kelabu sampai coklat tua, mengelupas kecil-kecil berbentuk bundar atu
bulat telur. Pohon ini berbanir, mengeluarkan damar yang lazim disebut kopal. Pohon damar memiliki berat jenis dan kelas kuat sebagai berikut:
Tabel 1 Berat jenis dan kelas kuat pohon agathis
Jenis Berat jenis
Kelas kuat Agathis alba
0,48 0,43 –0,54
III Agathis borneensis
0,47 0,36 –0,64
III Agathis labillardieri
0,47 0,42 –0,52
III
Pohon damar tumbuh dalam hutan primer pada tanah berpasir, berbatu- batu atau liat yang selamanya tidak digenangi air, pada ketinggian 2
–1.750 m dari permukaan laut Martawijaya et al. 2005a.
2.5.3 Mahoni
Swietenia spp. merupakan salah satu famili Meliaceae yang meliputi dua jenis yaitu Swietenia macrophylla King mahoni daun besar dan Swietenia
mahagoni Jacq. mahoni daun kecil. Pohon ini tersebar diseluruh Jawa. Tinggi pohon dapat mencapai 35 m, diameter sampai 125 cm. Pohon mahoni bentuk
silindris, tidak berbanir, dan tajuk membulat. Pohon mahoni daun besar memiliki berat jenis 0,61 0,53
–0,67 dan mahoni daun kecil memiliki berat jenis 0,64 0,56
–0,72. Mahoni dapat tumbuh baik di daerah dengan musim kemarau yang basah maupun kering, yaitu pada tipe curah hujan A
–D. Jenis ini tumbuh pada tanah yang agak liat dan kurus dengan ketinggian sampai 1000 mdpl
Martawijaya et al. 2005a.
2.5.4 Sengon
Paraserianthes falcataria L. merupakan salah satu famili Mimosaceae. Pohon ini juga biasanya disebut jeungjing atau sengon laut. Daerah penyebaran
sengon yaitu seluruh Jawa tanaman, Maluku, Sulawesi Selatan, dan Irian Jaya. Tingi pohon sampai 40 m dengan panjang batang bebas cabang 10
–30 m, diameter sampai 80 cm. Sengon memiliki kulit luar berwarna putih atau kelabu,
tidak beralur, tidak mengelupas, dan tidak berbanir. Sengon memiliki berat jenis 0,33 0,24
–0,49 dan kelas IV–V. Sengon dapat tumbuh pada tanah yang tidak subur dan agak sarang, tanah kering maupun becek atau agak asin. Tanaman muda
tahan kekurangan zat asam sampai 31,5 hari. Jenis ini menghendaki iklim basah sampai agak kering, pada daratan rendah hingga ke pegunungan sampai
ketinggian 1.500 mdpl Martawijaya et al. 2005b.
2.5.5 Puspa
Schima wallichii Korth. merupakan salah satu famili Theaceae. Pohon ini sering juga disebut merang salau atau madang gatal. Daerah penyebaran jenis ini
di Sumatra, Jawa, dan Kalimantan. Tinggi pohon dapat mencapai 40 m dengan panjang batang bebas cabang sampai 25 m, diameter sampai 250 cm. Pohon puspa
tidak memiliki banir, kulit luar berwarna merah muda, merah tua sampai hitam, beralur dangkal dan mengelupas, kulit hidup tebalnya sampai 15 mm berwarna
merah dan di dalamnya terdapat miang yang gatal. Puspa memiliki berat jenis dan kelas kuat sebagai berikut:
Tabel 2 Berat jenis dan kelas kuat pohon puspa
Jenis Berat jenis
Kelas kuat Schima wallichii ssp bancana
0,69 0,62 –0,79
II Schima wallichii ssp crenata
0,66 0,56 –0,83
II Schima wallichii ssp noronhae
0,62 0,45 –0,72
II Schima wallichii ssp oblata
0,71 0,61 –0,92
II
Puspa tumbuh pada tanah kering dan tidak memilih keadaan tekstur dan kesuburan tanah, sehingga baik untuk reboisasi padang alang-alang, belukar dan
tanah kritis. Jenis ini memerlukan iklim basah sampai agak kering dengan tipe curah hujan A
–C, pada dataran rendah sampai di daerah pegunungan dengan ketinggian sampai 1000 mdpl Martawijaya et al. 2005b.
2.5.6 Rasamala
Altingia excelsa Noronhae. merupakan salah satu familli Hamamalidaceae. Pohon ini juga sering disebut mala, rasamala, rasamala gadog. Daerah penyebaran
rasamala di Sumatra dan Jawa Barat. Tinggi pohon sampai 50 m dengan panjang batang bebas cabang 15
–30 m, diameter sampai 150 cm, dan berbanir. Rasamala memiliki kulit luar berwarna coklat muda atau kelabu merah dan sedikit
mengelupas. Pohon rasamala memiliki berat jenis 0,81 0,61 –0,90 dan kelas kuat
II. Rasamala tumbuh pada tanah sarang, tanah berpasir atau tanah berbatu, dan lebih menyukai tanah yang subur, umumnya pada lapangan yang miring di kaki
bukit dan pegunungan. Jenis ini menghendaki iklim basah dan kemarau yang sedang dengan tipe curah hujan A
–B pada ketinggian 500–1500 mpdl Martawijaya et al. 2005b.
2.5.7 Sonokeling
Dalbergia latifolia Roxb. merupakan famili Papilionaceae. Jenis ini tersebar di seluruh Jawa. Sonokeling memiliki tajuk berbentuk bulat dan berdaun jarang.
Tinggi pohon sampai 43 m dengan panjang batang bebas cabang 3 –5 m, diameter
dapat mencapai 150 cm, batang umumnya tidak lurus, kebanyakan berlekuk, dan
tidak berbanir. Sonokeling berkulit luar putih dan mengelupas kecil-kecil. Berat jenis sonokeling adalah 0,83 0,77
–0,86. Sonokeling tumbuh di daerah dengan musim kemarau sedang sampai kering paling tinggi 30 hari hujan dalam 4 bulan
terkering. Jenis ini masih dapat tumbuh pada tanah jelek, berbatu-batu dan keras, pada ketinggian 0
–600 mdpl Martawijaya et al. 2005a.
2.5.8 Meranti
Shorea spp. merupakan salah satu famili Dipterocarpaceae. Pohon ini sering juga disebut meranti, banio, lampung, merkuyung. Penyebaran meranti di
Sumatra, Kalimantan dan Maluku. Tinggi pohon dapat mencapai 50 m dengan panjang batang bebas cabang sampai 30 m, diameter umumnya 100 cm. Meranti
memiliki banir berukuran tinggi 3,5 m; lebar 2,5 m; dan tebal 20 cm. Kulit luar berwarna kelabu atau coklat dengan tebal lebih kurang 5 mm. Jenis ini memiliki
berat jenis 0,52 0,30 –0,86 dan kelas kuat III–IV. Meranti tumbuh dalam hutan
hujan tropis dengan tipe curah hujan A,B,C. Jenis ini tumbuh pada tanah latosol, podsolik merah-kuning dan podsolik kuning pada ketinggian sampai 1300 mdpl
Martawijaya et al. 2005a.
2.5.9 Kayu Afrika
Maesopsis eminii termasuk ke dalam famili Rhaminaceae dengan nama perdagangan setempat musici sedangkan di Indonesia dikenal dengan nama kayu
afrika. Tanaman ini memiliki tajuk yang besar, tinggi pohon dapat mencapai 43 m dan diameter 120 cm serta dapat mencapai umur 200 tahun. Tumbuh pada daerah
bergunung dengan ketinggian kira-kira 100 m dengan curah hujan tahunan bervariasi antara 1000
–2000 mm. Kayu ini memiliki berat jenis kering udara berkisar 0,34
–0,46 dan termasuk kedalam kelas kuat III–IV. Jenis ini merupakan tanaman perintis karena kecambah dan semainya dapat bertahan di bawah tajuk-
tajuk hutan selama beberapa bulan dan membutuhkan celah tajuk yang lebar untuk tumbuh.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Hutan Pendidikan Gunung Walat HPGW, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus
sampai September 2011.
3.2 Bahan dan Alat