BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemanasan global global warming merupakan isu yang saat ini hangat diperbincangkan dikalangan masyarakat dunia. Pemanasan global yang terjadi
disebabkan semakin banyaknya gas rumah kaca GRK yang dilepaskan ke atmosfer bumi CIFOR 2010. Menurut Risnandar 2010, terdapat dua kelompok
gas rumah kaca yaitu kelompok gas rumah kaca yang berpengaruh secara langsung dan kelompok gas rumah kaca yang berpengaruh secara tidak langsung
terhadap pemanasan global. Gas rumah kaca yang berpengaruh secara langsung salah satunya adalah CO
2
karbon dioksida. Konsentrasi CO
2
yang berlebih di atmosfer akan menyebabkan suhu udara menjadi lebih panas CIFOR 2010.
Meningkatnya suhu rata-rata atmosfer bumi dari tahun ke tahun menyebabkan terjadinya perubahan iklim. Perubahan iklim tersebut berupa perubahan suhu
udara, curah hujan dan kecepatan angin CIFOR 2010. Upaya untuk mengatasi perubahan iklim tersebut salah satunya dengan
melakukan mitigasi. Mitigasi adalah tindakan untuk mengurangi emisi GRK dan untuk meningkatkan penyimpanan karbon dalam rangka mengatasi perubahan
iklim CIFOR 2010. Salah satu sektor yang berperan dalam mitigasi perubahan iklim adalah sektor kehutanan. Tegakan hutan merupakan rosot karbon yang
paling efektif Handoko et al. 1996 diacu dalam Rdi et al. 2005. Hutan mampu menyerap kelebihan karbon di atmosfer dan menyimpannya dalam bentuk
biomassa di berbagai bagian tanaman khususnya kayu melalui proses fotosintesis Lana et al. 2005. Selain itu, hutan juga melindungi sejumlah besar
karbon yang tersimpan di bawah tanah CIFOR 2010. Berdasarkan hasil penelitian Gardner dan Engelman 1999 diacu dalam Suhendang 2002, sekitar 40
atau 330 milyar ton karbon tersimpan dalam bagian pohon dan bagian tumbuhan hutan lainnya di atas permukaan tanah, sedangkan sisanya, yaitu sekitar 60 atau
500 milyar ton, tersimpan dalam tanah hutan dan akar-akar tumbuhan di dalam hutan.
Hutan-hutan Indonesia berpotensi menyimpan karbon. Menurut FAO, jumlah total vegetasi hutan Indonesia meningkat lebih dari 14 milyar ton
biomassa, jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain di Asia dan setara dengan 20 biomassa di seluruh hutan tropis di Afrika. Jumlah biomassa tersebut
menyimpan 3,5 milyar ton karbon FWI 2003 diacu dalam Bakri 2009. Salah satu hutan Indonesia yang memiliki potensi cadangan karbon adalah Hutan Pendidikan
Gunung Walat HPGW. Hal tersebut dapat dilihat dari potensi tegakan HPGW yang didominasi oleh tumbuhan berkayu dengan umur relatif tua dan terdiri dari
berbagai jenis vegetasi berbeda. Telah banyak dilakukan kajian dan penelitian di HPGW mengenai aspek
ekonomi dan ekologi. Namun masih sedikit yang mengkaji tentang manfaat HPGW sebagai penyedia jasa lingkungan seperti penyerapan dan penyimpanan
karbon. Oleh karena itu, pengukuran terhadap biomassa sangat dibutuhkan untuk mengetahui seberapa besar jumlah karbon yang tersimpan di HPGW dan
pengaruhnya terhadap pemanasan global serta selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mendukung terlaksananya perdagangan
karbon carbon trading. Selain itu, untuk memastikan ketersediaan fungsi HPGW untuk jasa lingkungan guna mencapai pengelolaan hutan lestari
Sustainable Forest Management.
1.2 Tujuan Penelitian