Ada tiga elemen permasalahan optimalisasi yang harus diidentifikasi, yaitu tujuan, alternatif keputusan, dan sumberdaya yang dibatasi.
1. Tujuan
Tujuan bisa berbentuk maksimisasi atau minimisasi. Bentuk maksimisasi digunakan jika tujuan pengoptimalan berhubungan dengan
keuntungan, penerimaan, dan sejenisnya. Bentuk minimisasi akan dipilih jika tujun pengoptimalan berhubungan dengan biaya, waktu, jarak, dan
sejenisnya. Penentuan tujuan harus memperhatikan apa yang diminimumkan atau maksimumkan.
2. Alternatif Keputusan
Pengambilan keputusan dihadapkan pada beberapa pilihan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Alternatif keputusan yang tersedia
tentunya alternatif yang menggunakan sumberdaya terbatas yang dimiliki pengambil keputusan. Alternatif keputusan merupakan aktifitas atau
kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan. 3.
Sumberdaya yang Dibatasi Sumberdaya merupakan pengorbanan yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan. Ketersediaan sumberdaya ini terbatas. Keterlibatan ini yang mengakibatkan dibutuhkannya proses optimalisasi.
4
Dengan demikian, maka kesimpulan dari optimalisasi adalah sebagai upaya, proses, cara, dan perbuatan untuk menggunakan sumber-sumber yang
4
Hotniar Siringoringo, Pemrograman Linier: Seri Teknik Riset Operasi, h. 5-6
dimiliki dalam rangka mencapai kondisi yang terbaik, paling menguntungkan dan paling diinginkan dalam batas-batas tertentu dan kriteria tertentu.
B. Koperasi
1. Pengertian Koperasi
Secara harfiah kata “koperasi” berasal dari : Cooperation Latin, atau Cooperation Inggris, atau Co-operatie Belanda, dalam bahasa
Indonesia diartikan sebagai : bekerja bersama, bekerja sama, atau kerjasama, merupakan koperasi. Menurut Sri Edi Swasono.
5
Koperasi yang kita maksudkan di sini dalam kaitannya dengan demokrasi ekonomi, adalah koperasi sebagai organisasi atau lembaga
ekonomi modern yang mempunyai tujuan, mempunyai sistem pengelolaan, mempunyai tertib organisasi mempunyai rules dan
relugations bahkan mempunyai asas dan sendi-sendi dasar. Di tanah air kita sejarah perkembangan bentuk kerjasama tersebut
kemudian mengarah ke dua muara, yaitu yang satu disebut sebagai “kerjasama sosial” dan yang lainnya, sebagai akibat adanya
perkembangan zaman ba ru, disebut sebagai “kerjasama ekonomi”.
6
Menurut undang-undang No.12 tahun 1967 pasal 3 menyatakan bahwa:
5
Kamaralsyah, DH. SKK, Pancawindu Gerakan Koperasi, Jakarta: Dekopin, 1987, Cet. Ke-1, h. 190
6
Sudarsono dan Edilius, Koperasi: dalam Teori dan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, Cet. Ke-5, h. 1
“Koperasi Indonesia adalah organisasi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang
merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.”
7
Definisi lain tentang koperasi dikemukakan oleh: a.
Muhammad Hatta: Koperasi didirikan sebagai persekutuan kaum lemah untuk membela keperluan hidupnya. Mencapai keperluan
hidupnya dengan ongkos yang semurah-murahnya, itulah yang dituju. Pada koperasi didahulukan keperluan bersama, bukan
keuntungan. b.
ILO mendefinisikan bahwa: koperasi ialah suatu kumpulan orang, biasanya yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang
melalui suatu bentuk organisasi perusahaan yang diawasi secara demokratis, masing-masing memberikan sumbangan yang setara
terhadap modal yang diperlukan, dan bersedia menanggung resiko serta menerima imbalan yang sesuai dengan usaha yang mereka
lakukan. c.
Dr. G. Mladenata, di dalam bukunya “Histoire Desdactrines Cooperative” mengemukakan bahwa koperasi terdiri atas
produsen-produsen yang bergabung secara sukarela untuk mencapai tujuan bersama, dengan saling bertukar jasa secara
7
Muhammad Firdaus dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, dan Praktek, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002, h. 40