dipenuhi dengan mudah, cukup dan lancar, maka dapat dikatakan masyarakat wilayah tersebut sudah sejahtera. Dengan demikian, tingkat
kemudahan dapat digunakan sebagai indikator tingkat kesejahteraan terutama dilihat dalam konteks pencapaian sasaran pengembangan
wilayah. Teori simpul jasa distribusi menghubungkan simpul pada umumnya adalah kota yang merupakan konsentrasi penduduk dalam
jumlah besar dan berbagai kegiatan produktif serta tersedianya kemudahan yang umumnya terdiri dari fasilitas pelayanan. Semakin
tersedia fasilitas
pelayanan yang
memberikan kemudahan,
memungkinkan berkembangnya kegiatan ekonomi, yang berpengaruh terhadap meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi, yang berarti
peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat.
41
Dari uraian diatas maka penulis menyimpulkan, bahwa dalam mengukur tingkat kesejahteraan dapat dilihat dari pendapatan riil
masyarakat dan dari fasilitas ekonomi-sosial yang mudah dijangkau oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dalam
koperasi pendapatan riil, dapat dilihat melalui SHU yang dibagikan kepada anggota koperasi, dan dari fasilitas ekonomi-sosial yang mudah
dijangkau, dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan usaha koperasinya.
41
Rahardjo Adisasmita, Teori-teori Pembangunan Ekonomi: Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Wilayah, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013, 100
46
BAB III GAMBARAN UMUM KOPONTREN
A. Sejarah Berdirinya
Koperasi Pondok Pesantren KOPONTREN Al-Amanah Al-Gontory berdiri pada tanggal 22 November 1999 yang berada di dalam kawasan
lembaga pendidikan pondok pesantren Al-Amanah Al-Gontory Desa Perigi Baru Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten.
Kopontren ini didirikan dengan maksud dan tujuan untuk dapat menjadikan sebuah lapangan usaha bagi para ustadz dan ustadzah yang bermukim atau
menetap di dalam pondok pesantren.
1
Banyaknya santri yang setiap tahun selalu mengalami peningkatan dari segi jumlahnya, memberikan keuntungan yang baik dari kegiatan usaha
kopontren. Selanjutnya dengan fasilitas tempat lokasi berbelanja yang memadai, memudahkan bagi pengurus kopontren untuk menjalankan usaha
kopontrennya. Karena kopontren ini berada di tengah-tengah kawasan pondok pesantren, kemungkinan besar sudah memiliki pelanggan yang tetap, yaitu
para santri-santri dan para ustadz-ustadz yang bermukim di dalam pondok.
2
1
Hasil wawancara dengan Ustadz Drs. Ahmad Rafe’i, M.M, 19 November 2014, di kantor Kopontren, jam 15.30 WIB.
2
Hasil wawancara dengan Ustadz Asep Suhendra, 25 November 2014, di kantor Kopontren, jam 18.20 WIB.
B. Visi dan Misi
1. Visi
Adapun Visi dari kopontren Al-Amanah Al-Gontory adalah: a.
Mengangkat Ekonomi Pesantren. b.
Mensejahterakan Anggota. 2.
Misi Misi dari Kopontren Al-Amanah Al-
Gontory yaitu “Memenuhi Kebutuhan Masyarakat Pondok Pesantren”.
3
C. Struktur Organisasi
Struktur, kata lainnya adalah bagan atau susunan. Sedangkan istilah Organisasi berasal dari perkataan Yunani “Organon” yang dimaksudnya:
alatperkakas. Dengan demikian organisasi dapat diartikan: sebagai suatu alat yang digunakan dalam rangka untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Oleh sebab itu struktur organisasi dapat dijelaskan sebagai suatu susunan dari alat-alat yang digunakan dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Struktur
organisasi ini
tercipta sebagai
hasil dari
proses pengorganisasian. Dan ini merupakan rangka dasar hubungan formal yang
telah ditetapkan, yang membatasi kedudukan antara alat organisasi dengan tujuan organisasi. Adapun tujuannya adalah membantu mengatur dan
3
Hasil wawancara dengan Ustadz Drs. Ahmad Rafe’i, M.M, 19 November 2014, di kantor Kopontren, jam 15.30 WIB.
mengarahkan usaha-usaha dalam organisasi sedemikian rupa sehingga usaha tersebut terkoordinir sejalan denagn tujuan-tujuan organisasi.
4
Sesuai dengan UU No. 121967. Organisasi intern koperasi yang disebut sebagai alat kelengkapan organisasi koperasi terdiri dari Rapat
Anggota, Pengurus dan Badan Pemeriksa. Namun demikian bagi kepentingan koperasi dapat diadakan Dewan Penasihat. Bahkan lebih dari itu juga masih
dibenarkan. Dewasa ini struktur intern organisasi koperasi makin memanjang dan meluas sejalan dengan makin kompleksnya tugaskegiatan baik pengurus
maupun koperasinya, sehingga diperlukan peran karyawan termasuk manajer.
5
Sebagai organisasi yang berwatak sosial, maka pada struktur organisasinya terdapat badan pengawas yang bertugas mengawasi dan
memeriksa kegiatan kopontren guna menjamin bahwa kopontren telah beroperasi sesuai dengan ketentuan dan tidak menyimpang dari aturan
ADART kopontren yang telah dibuat sesuai dengan kesepakatan dari seluruh para anggotanya.
Organisasi yang ada di Kopontren Al-Amanah Al-Gontory adalah sebagai berikut:
Sebagaimana dimaklumi sesuai dengan ketetapan RAT dan Rapat Pengurus Susunan Pengurus dan Pengawas Kopontren Al-Amanah Al-
Gontory priode 2012-2014 adalah:
4
Sudarsono dan Edilius, Koperasi dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Renika Cipta, 2002, Cet. Ke-4, Edisi 3, h. 83
5
Ibid, h. 84
1. Kepengurusan
Ketua : Drs. Ahmad Rafe’i, M.M
Sekretaris : Drs. Muhamidan Wijaya, M.M
Bendahara : Rustiana, S.Pd.I
Wakil Bendahara : Ahmad Kharizal 2.
Kepengawasan Penasehat
: KH. Sundusi Ma’mun Ketua
: Drs. Abdussyakur M.MPd Sekretaris
: Syahril Shidiq S.Ag, M.MPd Anggota
: H. Aditya Warman SE, M.M 3.
Karyawan dan Kasir Pengurus dalam menjalankan operasional kopontren dibantu
dengan karyawan tetap sebanyak 4 orang.
6
4. Keanggotaan
Jumlah anggota per 31 Desember 2012 berjumlah : 66 Anggota Masuk dalam tahun buku 2013 berjumlah
: 14 Anggota Jumlah keseluruhannya
: 80 Anggota Keluar dalam tahun buku 2013
: - Anggota Jumlah per 31 Desember 2013
: 80 Anggota
6
Dokumentasi dari Laporan RAT Tahun Buku 2013 Kopontren Al-Amanah Al-Gontory, 27 Januari 2014.