relatif oleh berbagai kalangan dan latar belakang budaya, mengingat tingkat kelayakan ditentukan oleh persepsi normatif suatu masyarakat
atas kondisi sosial, material, dan psikologis tertentu.
31
Kesejahteraan dapat diperoleh dengan berbagai cara, Midgley 1997 mengulas beberapa usaha yang dilakukan masyarakat guna
mencapai taraf kesejahteraan, antara lain pembangunan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Pembangunan bidang pendidikan kesehatan
dan penciptaan kebijakan-kebijakan sosial yang memberi jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan taraf kesejahteraan masyarakat. Selain itu
kesejahteraan juga dapat dipahami sebagai keadaan lahiriyah yang diperoleh dalam kehidupan duniawi yang meliputi kesehatan, sandang,
pangan, papan, perlindungan hak asasi dan sebagainya. Kesejahteraan dipahami sebagai hak dasar manusia yang bersifat
universal, sehingga setiap orang berhak atas suatu tingkat kesejahteraan yang sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Oleh sebab itu, usaha-usaha
pemeliharaan tingkat kesejahteraan dapat dipandang sebagai usaha pemenuhan hak-hak asasi manusia.
32
2. Kesejahteraan Ekonomi Anggota
Koperasi sebagai badan usaha harus mampu mengembangkan usaha dan kelembagaan, termasuk menciptakan profit, benefit, dan
efisiensi serta meningkatkan kesejahteraan anggota. Koperasi sebagai
31
Kusmana, Bunga Rampai: Islam dan Kesejahteraan Sosial, Jakarta: IAIN Indonesia Social Equity Project, 2006, h. 32.
32
Ibid, h. 33
gerakan ekonomi rakyat berperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur dalam tata perekonomian nasional yang disusun
sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi, oleh karena itu pemberdayaan koperasi bukan hanya di tangan
pemerintah, tetapi seluruh masyarakat, khususnya para anggota koperasi. Koperasi sebagai badan usaha berbeda dengan badan usaha lainnya
dan secara spesifik memiliki prinsip-prinsip dan nilai-nilai koperasi, dimana di dalamnya terkandung unsur-unsur moral dan etika. Nilai-nilai
dasar koperasi merupakan aspek penting yang membedakan antara koperasi dan badan usaha ekonomi lainnya karena dalam nilai koperasi
terkandung unsur moral dan etika yang tidak dimiliki oleh semua badan ekonomi lainnya. Adapun rumusan nilai yang dianut adalah merupakan
landasan untuk pengambilan keputusan, yang terdiri atas menolong diri sendiri, memiliki tanggung jawab pribadi, demokrasi, persamaan,
keadilan, dan kesetiakawanan. Nilai-nilai yag terkandung dalam menolong diri sendiri self-help
dan percaya pada diri sendiri self-reliance serta kebersamaan cooperation dalam lembaga koperasi akan melahirkan efek sinergis.
Efek ini akan menjadi suatu kekuatan yang sangat ampuh bagi koperasi untuk mampu bersaing dengan lembaga ekonomi lainnya. Hal itu dapat
diraih, jika dan hanya jika para anggota koperasi mengoptimalkan peran
sertanya, baik sebagai pemilik maupun sebagai pengguna jasa dalam koperasi yang bersangkutan.
33
Sebagai organisasi ekonomi, pendirian koperasi tidak mungkin dilepaskan dari alasan-alasan ekonomis. Yang dimaksud dengan alasan
ekonomis ialah pertimbangan kemanfaatan ekonomis yang akan diperoleh seseorang bila ia bergabung menjadi anggota koperasi. Tanpa
alasan ekonomis, maka dasar pendirian koperasi serta alasan seseorang untuk menjadi anggota koperasi sulit dipertanggungjawabkan. Alasan-
alasan ekonomis untuk pendirian dan atau menjadi anggota koperasi dalam garis besarnya sebagai berikut:
34
a. Menekan biaya usaha
Salah satu alasan terpenting untuk mendirikan dan bergabung menjadi anggota koperasi adalah untuk menekan biaya usaha. Jika
petani kecil menyatukan usahanya ke dalam Koperasi Unit Desa KUD, maka beban usaha petani tersebut akan berkurang
dibandingkan kalau tiap petani mengerjakan usahanya sendiri- sendiri.
b. Meningkatkan pelayanan kepada anggota
Salah satu tujuan koperasi adalah mendirikan atau meningkatkan pelayanan kepada para anggota. Jasa-jasa ini
sebelumnya sulit diperoleh. Sebagai contoh, Koperasi Pertanian sebagaimana di atas, maka sebelum bersatu dalam koperasi, para
33
Pariaman Sinaga, Koperasi Dalam Sorotan Peneliti, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008, h. 448
34
Subandi, Ekonomi Koperasi: Teori dan Praktik, Cet. Ke-4, h. 33-34