Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Manfaat Penelitian

7 diberikan mengakibatkan terjadinya proses penanganan tidak tepat sasaran. Selain itu, program rumah singgah yang dilakukan tidak menginventaris data anak yang berada di jalan, sehingga program yang diberikan tidak dapat mencapai tujuan program yang sebenarnya. Selanjutnya, implementasi program pemberdayaan anak jalanan ini bersifat rehabilitatif. Program rumah singgah tidak mendapat dukungan dari masyarakat sekitar rumah singgah. Hampir sama dengan kajian di atas, tesis yang ditulis oleh Ridha Haykal Amal dengan judul “Program Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui Rumah Singgah Studi Kasus 5 Anak Jalanan Di Rumah Singgah Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia ”, ditulis oleh Ridha Haykal Amal pada tahun 2002, Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia. Menemukan bahwa, strategi yang digunakan rumah singgah Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia yaitu menggunakan pendekatan centre based program dengan fungsi intervensi rehabilitatif, yaitu berusaha melepaskan anak jalanan. Meskipun demikian rumah singgah juga menggunakan pendekatan community based dan street based yang tercermin dalam beberapa program dan kegiatannya. Terakhir, tesis yang berjudul “Peranan Rumah Singgah Dalam Membina Anak Jalanan di DKI Jakarta Studi Kasus Rumah Singgah Insan Mandiri DKI Jakarta ”, Tesis ini ditulis oleh Alwi Alimuddin pada tahun 2007, Universitas Indonesia. Yang menemukan bahwa keberadaan Rumah Singgah Insan Mandiri dapat mendidik dan mengembangkan moral anak jalanan menjadi warga 8 masyarakat yang produktif dan berguna, sehingga mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan ketahanan wilayah DKI Jakarta. Dari beberapa penelitian terdahulu terkait dengan anak jalanan, belum ada penelitian yang memfokuskan pada pola pembinaan dan kontribusinya terhadap perilaku anak jalanan. Walaupun ada penelitian yang sudah disebutkan di atas, tetapi itu hanya lebih pada pembinaan anak jalanan secara umum saja. Oleh karena itu, penelitian ini ingin mengungkap perbedaan dalam penelitian sebelumnya, yaitu dengan menganalisa tentang bagaimana pola pembianaan dan kontribusinya terhadap perilaku anak jalanan dengan mengambil lokasi di Lembaga Sosial Yayasan Bina Anak Pertiwi.

E. Definisi Konsep

A. Anak Jalanan

1. Definisi Anak Jalanan

Sampai saat ini, pengertian tentang anak jalanan belum bisa ditemukan secara kongkrit, dan belum ada keseragaman pendapat. Banyak istilah atau sebutan yang ditujukan kepada mereka, seperti anak pasar, anak tukang semir, anak lampu merah, peminta-minta, anak gelandangan, anak pengamen, dan lain sebagainya Setiawan, 2007: 45. Menurut Pusdatin Kesos, Kementerian Sosial RI dalam kaitannya dengan penyajian data dasar Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS, mendefinisikan anak jalanan sebagai anak yang berusia 5-18 tahun yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mencari nafkah dan berkeliaran di