Struktur Organisasi PROFIL YAYASAN BINA ANAK PERTIWI

47 harmonisan rumah tangga orang tua, dan masalah khusus menyangkut hubungan anak dengan orang tua Suyanto, 2010: 196. Tetapi bagaimanapun itu, anak jalanan telah menjadi fenomena yang menuntut perhatian kita semua. Mereka memerlukan perhatian khusus untuk diberikan pengarahan, pelatihan, dan pembinaan terhadap perilaku mereka selama ini yang diidentik sebagai pembuat kerusuhan, suka mencuri, dan amoral. Pada awalnya, kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh Yayasan Bina Anak Pertiwi adalah dengan menfasilitasi anak-anak untuk tetap belajar, meskipun mereka masih ada yang mengamen, jual kantong plastik, jual koran, dan semir sepatu. Sebagai lembaga sosial yang berbasis Islam, pembinaan di Yayasan Bina Anak Pertiwi ini tentu saja berbasis agama Islam. Program-program yang dilakasanakan, seperti sholat berjemaah, dan pembinaan keagamaan mendasar bagi anak-anak. Misalnya cara berwudhu’, cara sholat, mengaji, dan segala macamnya. Tujuannya adalah agar anak-anak itu mengerti budi pekerti yang baik, bersikap baik di masyarakat, bisa menghormati orang tua, dan supaya anak ini tetap berpegang teguh kepada prinsip keagamaan mereka. Wawancara dengan Abdus Saleh, pada tanggal 28 April 2013. Kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh lembaga tidak lain adalah memberikan fasilitas-fasilitas untuk anak jalanan agar mereka tetap belajar. Sehingga pendidikan mereka tetap terpenuhi. Sebagaimana amanat Undang Undang Dasar UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yang berbunyi “bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran” Freire Mangunwijaya, 2004: 93. 48 Kebutuhan pendidikan merupakan suatu berkah dari Maha Pencipta terhadap ciptaan-nya. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang ditakdirkan untuk memperoleh pendidikan. Perolehan pendidikan bukanlah merupakan ikatan terhadap manusia itu justru untuk pembebasan manusia dari hakikatnya sebagai makhluk yang bebas dan berakal budi. Sebagai makhluk alamiah yang dilahirkan di dalam lingkungan alamiahnya manusia diberikan kebebasan untuk menentukan sendiri posisinya di dalam dalam lingkungan alamiahnya itu. Di sinilah terletak kebebasan dan keterikatan manusia dalam proses pengembangan kemanusiaannya. Realisasinya kemanusiaan makhluk manusia merupakan suatu proses pembebasan. Itulah makna pendidikan bagi manusia Tilar, 2005: 110. Selanjutnya, suatu kegiatan pendidikan tidak akan berlangsung secara efektif ketika sebuah lembaga tidak memiki seorang guru sebagai tenaga pengajar. Di Lembaga Yayasan Bina Anak Pertiwi ini terdapat beberapa seorang pendamping, yang tugasnya mendampingi dan juga sebagai guru pengajar anak jalanan pada lembaga itu. Secara umum seorang guru itu harus memenuhi dua kategori yaitu memiliki capability dan loyality. Artinya seorang guru itu harus memiliki kemampuan dalam bidang ilmu yang diajarkannya, memiliki kemampuan teoritik tentang mengajar yang baik, dari mulai perencanaan, implementasi sampai evaluasi, dan memiliki loyalitas keguruan. Gilbert H. Hunt dalam bukunya Effective Teaching menyatakan bahwa guru yang baik harus memenuhi tujuh kriteria, yaitu : memiliki sifat antusias, stimulatif, toleran, sopan, bijaksana, dan lain-lain, pengetahuan tinggi, apa yang disampaikan dapat dipahami siswa secara 49 maksimal, bagaimana mengajar, harapan, reaksi guru terhadap siswa, dan management Rosyada, 2004: 113-114. Dari hasil wawancara penulis di lapangan terlihat, bahwa kesediaan mereka sebagai pendampingguru di lembaga itu berdasarkan atas kemauannya sendiri. Artinya, tidak ada proses pengangkatan secara khusus yang dilakukan oleh lembaga tersebut. Selain itu, mereka mau menjadi pendampingguru karena merasa telah dibesarkan oleh lembaga. Mereka pada umumnya juga merupakan mantan anak jalanan yang diasuh, dan disekolahkan oleh lembaga. Dari situ mereka merasa terpanggil untuk membantu lembaga tersebut dalam mendampingi anak jalanan. Sebagai pendampingguru mereka memiliki tugas yang berbeda- beda. Sebagimana yang diungkapkan oleh Ari M Rifki, salah satu pendampingguru di bawah ini : Saya sebagai pendamping ya tugasnya mungkin sebagai guru, mendidik anak-anak dengan mengajarkan sopan santun, mungkin ya moralnya di sini, etikanya, terus menangani proses hukum, mendampingi, memberikan pelatihan keterampilan, ngajak jalan- jalan ke luar mungkin atau rekreasi anak-anak. Ya kita sebagai pendamping harus ikut berperan aktif lah mendampingi anak-anak Wawancara dengan Ari M Rifki, pada tanggal 16 April 2013. Hal senada juga diungkapkan oleh Ali Santoso, pendampingguru yang lain, sebagai berikut : Kalo kita di sini tugasnya masing-masing, kalo saya mendampingi anak-anak yang di dilapanagan yang kadang-kadang punya masalah dengan hukum, bermasalah dengan preman-preman, mungkin juga yang mempunyai perselisihan antar anak-anak di luar Wawancara dengan Ali Santoso, pada tanggal 17 April 2013.