Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa melalui Problem Based Learning
| The Living Kurikulum 2013: Dinamika dan Implikasi dalam Pembelajaran, 76-80
Copyright © 2016 | ISBN 978-602-73551-0-8
Siklus II pada penelitian ini dilakukan pada 23 Mei 2016 yang membahas tentang materi cara
pembuatan sistem koloid, yaitu cara dispersi dan cara kondensasi. Berbeda dengan siklus I yang
dilaksanakan dengan dua kali pertemuan, siklus II hanya dilakukan dengan sekali pertemuan atau
2 jam pelajaran 2 x 45 menit.
a. Tahap Perencanaan
Berdasarkan refleksi siklus I, penerapan penggunaan model PBL cukup efektif dalam
meningkatkan keaktifan siswa pada proses pembelajaran. Dari hasil evaluasi dilakukan di
akhir siklus I dilihat dari tes hasil belajar masih terdapat 15 siswa yang belum mencapai kriteria
ketuntasan minimal KKM sebesar 78. Aktivitas dan partisipasi siswa di dalam kelas sudah aktif,
tetapi masih perlu ditingkatkan lagi seperti kurangnya kerjasama antar anggota kelompok,
masih terdapat anggota kelompok yang belum memiliki
kontribusi yang
lebih dalam
menyumbangkan ide pemecahan masalah yang dihadapi.
Pada siklus II ini hanya terdiri dari satu pertemuan saja atau dua jam pelajaran kimia yang
membahas proses dan cara pembuatan sistem koloid. Pada siklus II ini, peneliti mencoba untuk
memberikan pengertian yang lebih kepada siswa seperti
penjelasan mengenai
tahap-tahap pembelajaran berdasarkan model PBL yang
diterapkan serta mengatur waktu agar pas dengan jadwal yang telah ditentukan.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Sebelum pelajaran dimulai, terlebih dahulu guru memberikan motivasi maupun apersepsi
konsep yang akan dibahas. Karena, konsep pada pertemuan ke-3 di siklus II ini membahas tentang
cara-cara pembuatan sistem koloid, guru terlebih dahulu
menjelaskan secara
umum cara
pembuatannya secara
dispersi maupun
kondensasi. Kemudian, guru memorganisasi siswa dalam belajar dengan memberikan perintah
kepada setiap kelompok untuk mulai membaca wacana masalah yang terdapat dalam LKS
pertemuan ke-3. Guru memberikan arahan atau instruksi kepasa segenap siswa untuk menjawab
dan memecahkan masalah secara berkelompok dan memfasilitasi kegiatan diskusi kelompok
tersebut.
c. Tahap Observasi
Pada pelaksanaan
kegiatan belajar
mengajar siklus II, pengamatanobservasi sama halnya denga pengamatan yang dilakukan di
siklus I. Adapun pengamatan yang dilakukan ialah terhadap aktivitas belajar mengajar yang
berkaitan dengan langkah-langkah pembelajaran model PBL. Observer sebagai pengamat
melakukan check-list pada lembar observasi yang tersedia. Berdasarkan observer yangdilakukan
dapat diketahui bahwa tidak semua tahapan model PBL dilakukan oleh siswa ketika proses
pembelajaran
berlangsung. Terdapat
satu indikator pada tahap keempat yaitu melibatkan
dirinya aktif dalam kegiatan diskusi kelompok. Menurut observer, ketika tahap pengembangan
dan penyajian hasil karya terdapat beberapa anggota dari masing-masing kelompok yang
kurang terlibat dalam kegiatan diskusi kelas. Namun, jika dibandingkan dengan hasil observasi
pada siklus I dimana 3 indikator belum dapat dipenuhi oleh siswa, pada hasil observasi siklus II
hanya terdapat satu indikator saja yang belum mampu terpenuhi. Oleh karena itu, pengamatan
aktivitas pembelajaran pada siklus II dirasa lebih baik daripada siklus I.
Berdasarkan hasil tes pada siklus II diperoleh informasi bahwa bahwa hanya 8 siswa
yang belum mendapatkan nilai di atas KKM sebesar 78. Nilai rata-rata kelas pada siklus II
mengalami peningkata yaitu dari 75,47 menjadi 83,00 perhitungan ada pada lampiran. Selain
itu, indikator keberhasilan penelitian ini juga telah tercapai sebesar 78,74, nilai ini jauh lebih
besar daripada nilai indikator keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya
yaitu 75. Oleh karena itu, penelitian ini dianggap cukup sampai siklus II dan tidak
dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi data pada siklus II, diperoleh gambaran bahwa
menggunkan model PBL telah efektif digunakan dalam proses pembelajaran kimia pada konsep
sistem koloid antara lain: 1 Perhatian guru terhadap siswa sudah meningkat dan tidak hanya
pada sebagian siswa melainkan seluruh siswa; 2 Motivasi untuk terlibat di dalam kegiatan belajar
Luki Y., Rifa K., Nina A. D.
|The Living Kurikulum 2013: Dinamika dan Implikasi dalam Pembelajaran, 77-80 Copyright © 2016 | ISBN 978-602-73551-0-8
cukup tinggi, siswa lebih percaya diri, lebih berani mengungkapkan pendapatnya, lebih
berkonsentrasi dan lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar; 3 Kegiatan siswa dalam
melakukan langkah-langkah atau sintaks model PBL seperti mencari informasi yang relevan,
menyajikan hasil karya serta menganalisis proses pemecahan masalah yang diajukan oleh gutu
telah mengalami peningkatan dibandingkan siklus pertama; 4 Hasil belajar kimia yang
diperoleh siswa telah mencapai indikator pencapaian keberhasilan; 5 Hal-hal yang kurang
dan perlu diperbaiki dalam siklus pertama sudah terlihat adanya penyempurnaan dalam siklus
kedua berdasarkan hasil tes dan lembar observasi serta kuesionerangket implementasi model PBL.
Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka diperoleh hasil temuan penelitian. Temuan
penelitian pada siklus I menunjukan bahwa aktivitas belajar mengajar yang dilakukan oleh
siswa dan guru di dalam kelas dalam melakukan langkah-langkah model PBL masih perlu
peningkatan, karena berdasarkan hasil observasi masih terdapat aktivitasindikator yang belum
dilakukan oleh siswa seperti menuliskan konsep- konsep terdahulu yang dimiliki untuk dapat
memecahkan masalah yang diberikan oleh guru di dalam lembar kerja siswa LKS. Menurut
Bridges dan Hallinger 2007, hal. 215 pelaksanaan model PBM terdiri dari lima tahapan
utama. [15] Hal itu dikarenakan kurangnya pengawasan dari guru seperti membantu
memperjelas tugas-tugas yang dihadapi siswa serta
peranan masing-masing,
mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan
dipecahkan membantu siswa dengan informasi atau data yang dibutuhkan siswa, dan mengamati
siswa dalam melakukan kegiatan. Sedangkan pada siklus kedua, aktivitas siswa selama proses
pembelajaran dengan menggunakan model PBL telah memenuhi sebagian besar pernyataan dalam
lembar observasi.
Temuan ini
didukung berdasarkan observasi yang dilakukan selama
proses pembelajaran berlangsung, dimana pada siklus ke-2 ini siswa dirasa lebih serius dan
tenang pada saat pembelajaran berlangsung, interaksi antara siswa dengan siswa dalam hal
kerjasama antar kelompok dan pembagian tugas masing-masing dalam kelompok meningkat dan
didukung oleh pengawasan guru yang optimal, sehingga siswa merasa lebih fokus dalam
memecahkan masalah serta pencarian informasi dari berbagai sumber. Senada menurut oleh
Hmelo-Silver dan Eberbach 2012 bahwa PBM merupakan metode pengajaran instruksional yang
berpusat pada peserta didik. Siswa belajar melalui masalah tidak terstruktur ill-structured yang
harus dipecahkan di dalam diskusi kelompok. [16] Dalam PBL, siswa melibatkan kemandirian
belajar dengan mengaplikasikan pengetahuan terdahulu maupun sekarang untuk dihubungkan
dengan
masalah yang
diberikan serta
merefleksikan pengetahuan
yang mereka
dapatkan dan menilai keefektivitasan strategi yang mereka gunakan dalam proses belajar atau
pencarian pengetahuan baru.
Peneliti juga melakukan tes hasil belajar yang diberikan pada tiap akhir siklus. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan kognitiif siswa pada konsep sistem
koloid.
Tabel 1. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
Deskripsi Nilai
Siklus I Siklus II
Tertinggi 90
100 Terendah
50 68
Rata-rata 75,57
83,00 Berdasarkan hasil tes yang telah dilakukan,
kemampuan siswa di bidang kognitif mengalami peningkatan signifikan dari siklus I dengan nilai
rata-rata sebesar 75,47 ke siklus II dengan nilai rata-rata sebesar 83,00.