Nilai Aktivitas Belajar Peserta Didik

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match dalam Meningkatkan Minat Belajar | The Living Kurikulum 2013: Dinamika dan Implikasi dalam Pembelajaran, 26-27 Copyright © 2016 | ISBN 978-602-73551-1-8 pada siklus II ini pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dalam hal ini, faktor guru memegang peranan yang sangat penting. Guru dapat memberikan penjelasan yang memadai tentang model pembelajaran yang akan dilaksanakan bersama peserta didik. Sebagai fasilitator, guru mampu memposisikan peserta didik sebagai subyek pembelajaran yang aktif. Di sisi lain, meningkatnya antusias, keaktifan, perasaan suka, perhatian dan partisipasi peserta didik berpengaruh positif terhadap dinamika proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan teori minat belajar yang dikemukakan oleh Alisuf Sabri, mengatakan bahwa: Minat interest adalah “kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus. Minat ini erat kaitannya dengan perasaan terutama perasaan senang, karena itu dapat dikatakan minat terjadi karena sikap senang kepada sesuatu. Orang yang minat kepada sesuatu berarti ia sikapnya senang kepada sesuatu itu” Sabri, 2007. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas classroom based action research, dapat disimpulkan bahwa: Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan minat belajar peserta didik pada materi sistem hormon di kelas XI IPA 3 SMA Negeri 11 Tangerang Selatan, hal ini terlihat dari keseluruhan nilai angket minat belajar peserta didik, yang apabila dirata-ratakan mempunyai skor 83,3 skor tersebut termasuk ke dalam kategori “tinggi”. Selain itu, penerapan model pembelajaran make a match juga dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari persentase nilai aktivitas belajar peserta didik pada setiap siklusnya, yaitu siklus I 80-86,6 dan siklus II 96,6. Terakhir penerapan model pembelajaran make a match juga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik hal ini dapat dilihat dari persentase jumlah peserta didik yang dapat dikategorikan tuntas karena memenuhi KKM pada setiap siklusnya, yaitu siklus I 55 dan siklus II 90, dan rata-rata hasil belajar peserta didik setiap siklusnya juga mengalami peningkatan secara signifikan yaitu siklus I 72,8 dan siklus II rata-rata hasil belajar peserta didik meningkat menjadi 84,1. SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, agar pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match lebih efektif, efisien dan memberikan hasil yang lebih optimal, dan maksimal maka disampaikan saran-saran sebagai berikut: 1. Guru harus mempersiapkan secara matang, baik dalam pemahamannya kemampuan maupun peralatannya, sehingga modelpembelajaran kooperatif tipe make a match benar-benar dapat diimplementasikan secara efektif dan efisien. 2. Guru harus selektif dalam memilih pokok bahasan yang akan diajarkan kepada peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match sehingga pembelajaran berlangsung secara optimal dan maksimal. DAFTAR PUSTAKA Efendi, Usman dan S. Juhaya. 1993. Pengantar Psikologi. Bandung: Angkasa. Elinady Dzar Al-Ghifari. 2013. Keterampilan Mengelola Kelas. Diakses dari http:elinady.belajar.com201307Ketera mpilan-Mengelola-Kelas.html 30 April 2016. Lorna, Curran. 1994. Metode Pembelajaran Make a match. Jakarta: Pustaka Belajar