Temuan Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN
Selanjutnya mengenai pelaksanaan keuangan yang terdapat di Pondok Pesantren dalam pelaksanaan kegiatan, jumlah yang direalisasikan bisa
terjadi tidak sama dengan rencana anggarannya, bisa kurang atau lebih dari jumlah yang telah dianggarkan, Menurut Mohamad Mustari :
“Hal ini dapat terjadi karena beberapa sebab, yakni : adanya efesiensi atau inefisiensi pengeluaran, terjadinya penghematan atau pemborosan,
pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan yang diprogramkan, adanya perubahan harga yang tidak terantisipasi, dan penyusunan anggaran yang
kurang tepat.
”
10
Dari teori diatas dikaitkan dengan hasil penelitian di Pondok Pesantren Nurul Hijrah Jakarta Timur, Dalam pelaksanaan manajemen keuangan Kyai
Pondok Pesantren Nurul Hijrah merupakan penanggungjawab penuh terhadap pengeluaran keuangan. Setiap dana yang keluar harus disetujui oleh
Kyai Pondok Pesantren Nurul Hijrah, proses pelaksanaan keuangan untuk melakukan setiap kegiatan yang telah tercantum dalam anggaran harus
membuat proposal kegiatan beserta rincian dana yang dibutuhkan dalam kegiatan tersebut, setelah disetujui oleh Kepala Sekolah baru kemudian Kyai
Pondok Pesantren Nurul Hijrah menandatangi proposal tersebut dan Bendahara Pondok baru bisa mengeluarkan uang sesuai dengan yang ada
diproposal. Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan keuangan pondok pesantren
Nurul Hijrah belum berjalan dengan baik sesuai dengan teori yang ada, hal ini dibuktikan dengan adanya kegiatan yang tidak sesuai dengan yang telah
diprogramkan, dan penyusunan anggaran yang kurang tepat, semua itu dijelaskan pada tabel 4.5 tentang analisis dan realisasi pengelolaan dana
pondok pesantren Nurul Hijrah. Penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh Muhibbah, bahwa dalam
pelaksanaan manajemen keuangan Kyai Pondok Pesantren Al-Khlidin merupakan otorisator penuh terhadap pengeluaran keuangan. Setiap dana
10
M.Mustari. Maanajemen Pendidikan, Jakarta : PT.Rajagrafindo Persada, 2014, h.192
yang keluar harus disetujui oleh Kyai Pondok Pesantren Al-Kholidin, proses pelaksanaan keuangan untuk melakukan setiap kegiatan yang telah
tercantum dalam anggaran harus membuat proposal kegiatan beserta rincian dana yang dibutuhkan dalam kegiatan tersebut. Hal tersebut memiliki
kesamaan yang dilakukan oleh Pondok pesantren Nurul Hijrah yaitu pelaksaan manajemen keuangan pondok yang harus melalui persetujuan
pimpinan pondok untuk pencairan dana yang diperlukan. Hal berbeda dengan hasil penelitian Dewi Arianti, yang mengatakan
pada proses pelaksanaan keuangan madrasah sebagai pedoman disesuaikan dengan rencana awal yang sudah dibuat. DIPA yang telah disetujui oleh
Kementerian Keuangan digunakan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan .RKA-AL yang menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan. Pada proses
pelaksanaan keuangan dibagi pada aspek penerimaan dan pengeluaran. Selanjutnya pada aspek Akuntansi dan pelaporan keuangan Pondok
Pesantren menurut Rahmini Hadi : “Laporan keuangan harus dilampiri bukti-bukti pengeluaran yang
ada kwitansi atau bukti-bukti pembelian atau bukti penerimaan serta neraca keuangan, selain buku neraca keuangan yang erat
hubungannya dengan pengelolaan keuangan, ada juga beberapa buku lain yang penting bagi bendaharawan pondok pesantren.”
11
Menurut Johannes, mengemukakan bahwa Penerimaan dan pengeluaran keuangan sekolah harus dilaporkan dan dipertanggungjawabkan secara rutin
sesuai peratuaran yang berlaku. Pelaporan dan pertanggungjawaban anggaran yang berasal dari orang tua siswa dan masyarakat dilakukan secara
rinci dan transparan sesuai dengan sumber dana. Pelaporan dan
11
Rahmini Hadi, Parno, Manajemen Keuangan Konsep, Teori, dan Praktiknya di sekolah dan Pondok Pesantren. Purwokerto : STAIN Press, 2011, h.150
pertanggungjawaban anggaran yang berasal dari usaha mandiri sekolah dilakukan secara rinci dan transparan kepada dewan guru dan staf sekolah.
12
Dari teori diatas dikaitkan dengan hasil penelitian di Pondok Pesantren Nurul Hijrah Jakarta Timur, dalam sistem akuntansi dan pelaporan keuangan
Pondok Pesantren Nurul hijrah belum sepenuhnya dikatakan baik, hal tersebut karena tidak lengkapnya bukti-bukti pengeluaran yang ada dan juga
buku yang penting bagi bendaharawan pondok pesantren seperti, buku kas umum, buku persekit uang muka, daftar potongan-potongan, daftar
gajihonorarium, buku tabungan, dan buku iurankontribusi santri, hal ini dibuktikan dengan hasil observasi lapangan pada tabel 4.4.
Dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi dan pelaporan keuangan pondok pesantren Nurul Hijrah belum sepenuhnya berjalan dengan baik, hal
ini dibuktikan dengan hasil observasi lapangan tentang kelengkapkan buku bagi bendaharawan yang kurang lengkap dan juga belum transparannya
laporan bendahara kepada dewan guru dan staff sekolah. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Muhibbah mengemukakan
bahwa semua pertanggung jawaban di Pondok Pesantren Madinatunnajah dilakukan secara transparasi dan tertulis dalam bentuk jurnal atau buku kas,
kemudia diserahkan kepada pimpinan pondok pesantren. Dalam pertanggungjawaban, pondok pesantren Madinatunnajah membutuhkan
adannya standar pembukuan, inventarisasi sarana dan prasarana, pendataan santri, guru dan karyawan yang harus benar-benar dilakukan untuk
mengantisipasi kesalahan. Hal tersebut memiliki kesamaan yang dilakukan di Pondok Pesantren Nurul Hijrah yaitu Bendahara melaporkan setiap
laporan kegiatan yang menyangkut keuangan dari setiap kegiatan dan bagian, yang dilaporkan berupa pembuktian penerimaan, pengeluaran,
penyimpanan dan pembayaran kepada pihak- pihak yang bersangkutan yang
12
Johannes, Bahan Pembelajaran Diklat Calon Kepala Sekolah, Indonesia : LPPKS, 2013,h.22
kemudian dilaporkan bendahara kepada pimpinan pondok Pesantren Nurul Hijrah.
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi Arianti mengemukakan bahwa penerapan evaluasi yang dilakukan di MAN
Cendikia Serpong terdapat dalam bentuk evaluasi lisan dan tulisan serta terdapat evaluator internal dan eksternal dalam melakukan evaluasi. Namun
di Pondok Pesantren Nurul Hijrah tidak dilakukan evaluasi lisan, dan juga evaluator eskternal dalam mengaudit keuangan pondok pesantren.