Perencanaan dalam manajemen keuangan adalah kegiatan merencanakan sumber dana untuk menunjang kegiatan pendidikan dan tercapainya tujuan
pendidikan.
23
Perencanaan dalam keuangan adalah merencanakan sumber dana untuk menunjang kegiatan pendidikan dan tercapainya tujuan pendidikan di sekolah.
24
b.Ketatausahaan Keuangan Dalam pengaturan keuangan terdapat dua bagian, yaitu penerimaan dan
pengeluaran. Setiap penerimaan dan pengeluaran dilakukan transaksi dan pencatatan dalam pembukuan.
Setiap transaksi keuangan yang berpengaruh terhadap pengeluaran atau pembayaran uang oleh bendaharawan harus dicatat dalam buku kas umum dan
kas pembantu. c.
Pertanggungjawaban Menurut E. Mulyasa dalam buku Manajemen Berbasis Sekolah,
Pertanggungjawaban keuangan sekolah menyangkut seluruh dana sekolah dalam kaitannya dengan apa yang telah dicapai sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Proses ini disebut evaluasi evaluation involves auditing.
25
d.Pengawasan Pertanggungjawaban sebagaimana yang telah diuraikan diatas dapat
mempermudah pengawasan, baik dalam mencegah terjadinya penyimpangan terhadap kebijakan keuangan maupun penindakan terhadap penyimpan.
Pengawasan internal dilakukan oleh kepala sekolah dan secara eksternal oleh badan lain yang ditentukan oleh pemerintah yaitu berupa berita acara.
23
Fatah Syukur, Manajemen Pendidikan Berbasis pada Madrasah,Semarang:PT.Pustaka Rizki Putra,2011, h.113
24
E.Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Jakarta: Pt. Remaja Rosdakarya, 2003, h.174- 175
25
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Jakarta: Pt. Remaja Rosdakarya, 2003, h.178.
Jadi dapat disimpulkan fungsi manajemen keuangan sekolah menurut penulis adalah perencanaan, ketatausahaan keuangan, pertanggungjawaban,
serta pengawasan.
5. Manajemen Pembayaran SPP
Dasar hukum penyusunan SPP adalah keputusan bersama tiga menteri yaitu: 1.
Menteri PK No.0257K1974. 2.
Menteri dalam Negeri No.221 Tahun 1974 3.
Menteri Keuangan No. Kep.1606MKII1974. SPP dimaksudkan untuk membantu pembinaan pendidikan seperti yang
ditunjukkan pada pasal 12 keputusan tersebut yakni membantu penyelenggaraan sekolah, kesejahteraan personel, perbaikan sarana dan
kegiatan supervise. Yang dimaksud untuk membantu penyelenggaraan sekolah ialah:
1 Pengadaan alat atau bahan manajemen
2 Pengadaan alat atau bahan pelajaran
3 Peyelenggaraan ulangan, evaluasi belajar, kartu pribadi, rapor dan
STTB 4
Pengadaan perpustakaan sekolah 5
Prakarya dan pelajaran praktik. 6.
Manajemen keuangan yang berasal dari negara Pemerintah Yang dimaksud keuangan dari negara ialah meliputi pembayaran gaji
pegawai atau guru dan belanja barang. Unutk pertanggungjawaban uang tersebut diperlukan beberapa format sebagai berikut:
1. Lager gaji daftar permintaan gaji
2. Buku catatan SPMU Surat Perintah Mengambil Uang
26
26
M.Mustari, Manajemen Pendidikan, Jakarta: Rajawali, 2014, h.169
Siklus Manajemen Keuangan Sekolah
C
osting and Pricing
Jasa Pola Subdisi
pendidikan Audit Kinerja
Pendidikan
A
udit Keuangan
Pendidi Anggaran
Pendidikan
Pengukuran dan Pelaporan
Kinerja Pendidikan
6. Siklus Manajemen Keuangan Sekolah
Bastian 2007 menjelaskan siklus manajemen keuangan sekolah di dalam perspektif akuntansi seperti terdapat pada gambar 2.1.
Adapun tahapan manajemen keuangan sekolah sesuai gambar 4 sebagai berikut.
Anggaran
Gambar 2.1 : Siklus Manajemen Keuangan Sekolah
1 Anggaran Pendidikan
Anggaran merupakan rencana operasional yang dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk satuan uang yang digunakan sebagai pedoman dalam
melaksanakan kegiatan lembaga dalam kurun waktu tertentu Fattah, 2002.
2 Pola Subsidi Pendidikan
Subsidi pendidikan merupakan sumber pendanaan dari Pemerintah, Pemerintah Daerah, pengusaha, dan masyarakat untuk membiayai aktivitas
investasi fisik dan nonfisik dalam rangka menignkatkan kapasistas dan mutu layanan sekolah.
3 Pengukuran dan Pelaporan Kinerja pendidikan
Dengan adanya laporan kinerja pendidikan, maka stakeholders sekolah dapat mengetahui secara jelas tentang organisasi sekolah sehingga akan menjadi
bahan masukan bagi proses perencanaan kinerja pendidikan selanjutnya. Salah satu tujuan diadakannya pelaporan kinerja pendidikan adalah dalam rangka
pelaksanaan akuntabilitas pada sektor publik Akdon, 2007.
4 Cost dan pricing jasa pendidikan
Menurut James dan Philips 1995, unsur-unsur biaya dan penetapan harga
pendidikan meliputi pertama ialah pembiayaan costing jasa pendidikan,
yaitu membandingkan pengeluran sekolah dengan manfaatnya bagi pelanggan
jasa pendidikan. Kedua penetapan harga pricingjasa pendidikan, yaitu
penerima jasa pendidikan, yaitu penerima jasa pendidikan akan dikenakan harga jasa pendidikan tertentu sesuai dengan tujuan sekolah. Ada tiga aspek
penetapan harga jasa pendidikan : diferensiasi jasa pendidikan, faktor-faktor penentu jasa pendidikan, serta biaya pengembangan produk jasa pendidikan.
5 Audit Keuangan Pendidikan
Audit keuangan pendidikan bertujuan untuk menetukan apakah laporan keuangan sekolah secara keseluruhan telah disajikan sesuai dengan prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaku secara umum.
6 Audit kinerja pendidikan
Audit kinerja merupakan upaya sistematis untuk mengumpulkan, menyusun, mengolah, dan menafsirkan informasi, dengan tujuan menyimpulkan
peringkat kompetensi seseorang dalam satu jenis keahlian profesi pendidikan berdasarkan norma kriteria tertentu, serta menggunakan kesimpulan tersebut
di dalam proses pengambilan keputusan kinerja yang direkomendasikan Sagala, 2007
27
27
David wijaya, Implementasi Manajemen Keuangan sekolah terhadap kualitas pendidikan, Jurnal pendidikan penabur, 13, 2009, h.87
Jadi dapat disimpulkan bahwa siklus manajemen keuangan sekolah terdiri dari anggaran pendidikan, pola subsidi pendidikan, pengukuran dan pelaporan
kinerja pendidikan, cost dan pricing jasa pendidikan, audit keuangan pendidikan, audit kinerja pendidikan.
C. Manajemen Pondok Pesantren
a. Pengertian Pondok Pesantren
Secara terminology, pesantren didefinisikan sebagai lembaga pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari, memahami, mendalami, menghayati, dan
mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari. Perlu dijelaskan bahwa pengertian
“tradisional” dalam definisi ini bukan berarti kolot atau ketinggalan zaman, tetapi menunjuk pada pengertian bahwa lembaga ini telah hidup sejak ratusan
yang lalu.
28
Menurut Yacub, pesantren berarti lembaga pendidikan Islam yang umumnya dengan cara non-klasikal, pengajarnya seorang yang mempunyai ilmu agama
Islam melalui kitab-kitab agama Islam Klasik kitab kuning dengan tulisan Arab dalam Bahasa melayu kuno dalam Baharasa arab.
Sedangkan almarhumK.H. Imam Zarkasyi mendefinisikan pondok pesantren sebagai “lembaga pendidikan agama Islam dengan system asrama
atau pondok, di mana kyai sebagai figure sentralnya, masjid sebagai pusat
28
Muljono Damopolii, Pesantren Modern IMMIM Pencetak muslim modern Jakarta : Rajagrafindo Persada, 2011h.56