59 Tabel 19. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Ibu dan Persepsi Mahasiswa
Terhadap Kesadaran Gender, Bogor 2009 Persepsi
Tingkat Pendidikan Ibu Total
Tinggi Sedang
Rendah Tinggi
16 22
1 39
Sedang 11
13 17
31 Total
27 35
8 70
P-value 0,175
6.6 Hubungan Antara Pekerjaan Ayah dan Persepsi Mahasiswa Terhadap
Kesadaran Gender
Tabel 20 menunjukkan bahwa di setiap jenis pekerjaan ayah, rata-rata persepsi terhadap kesadaran gender mahasiswa adalah tinggi. Melalui uji statistik
Chi-Square diperoleh nilai P-value sebesar 0,383. Jika dibandingkan dengan taraf nyata α 5 persen, maka P-value 0,05 dan hipotesis penelitian ditolak. Hal ini
berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan ayah responden dengan persepsi terhadap kesadaran gender.
Tabel 20. Hubungan Antara Pekerjaan Ayah dan Persepsi Mahasiswa Terhadap Kesadaran Gender, Bogor 2009
Persepsi Pekerjaan Ayah
Tidak bekerja PNS GuruDosen TNIPolri Buruh Swasta Pedagang Wiraswasta Tinggi
3 14
2 2
12 2
4 Sedang
3 9
2 4
10 1
2 Total
6 23
2 4
4 22
3 6
P-value 0,383
Hampir sebagian besar mahasiswa memiliki ayah yang bekerja sebagai PNS dan tidak mempengaruhi persepsi mahasiswa terhadap kesadaran gender.
Internalisasi oleh ayah mahasiswa di dalam keluarga tidak berhubungan dengan pekerjaannya dan tidak terjadi diskriminasi gender. Sebagai contoh, menurut
60 pengakuan seorang mahasiswa bahwa ayahnya yang bekerja sebagai TNIPolri justru
mendidik anaknya dengan penuh kasih sayang baik kepada laki-laki maupun perempuan. Berikut hasil kutipan wawancara dengan salah seorang mahasiswa:
“ walaupun papa aku kerjanya sebagai TNI tapi dia ga pernah mendidik keras ama aku sebagai anaknya. Aku sebagai laki-laki
juga diperbolehkan menyapu lantai Ahm”.
6.7 Hubungan Antara Pekerjaan Ibu dan Persepsi Mahasiswa terhadap Kesadaran Gender
Hasil uji statistik Chi-Square diperoleh P-value sebesar 0,056. Nilai tersebut lebih besar dari taraf nyata 0,050 yang berarti tidak ada hubungan yang
signifikan antara pekerjaan ibu mahasiswa dengan persepsi terhadap kesadaran gender. Hampir sebagian besar ibu mahasiswa tidak bekerja ataupun menjadi ibu
rumah tangga. Dalam proses merawat dan mendidik anak-anaknya, baik ibu yang tidak bekerja ataupun ibu yang bekerja sebagai PNS sama-sama merawat atau
mendidik anak-anaknya secara adil dan tidak membedakan. Tabel 21. Hubungan Antara Pekerjaan Ibu dan Persepsi Mahasiswa Terhadap
Kesadaran Gender, Bogor 2009
Berikut salah satu hasil kutipan wawancara dari mahasiswa yang ibunya tidak bekerja:
“ mama aku tuh walaupun ga kerja atau sebagai ibu rumah tangga tapi ga mengharuskan aku sebagai anak
cewe kalau besar nanti menjadi ibu rumah tangga. Mama juga ga membedakan antara anak cowo dan cewe. Buktinya
anak cowo di keluarga aku pernah juga disuruh mencuci
baju And”. Persepsi
Pekerjaan Ibu Total
Tidak bekerja PNS GuruDosen Buruh Swasta Pedagang Wiraswasta Tinggi
17 10
5 2
4 1
39 Sedang
21 3
1 2
3 1
31 Total
37 13
6 2
5 4
2 70
P-value 0,056
61
6.8 Hubungan Antara Tingkat Penghasilan Orang tua Mahasiswa dan Tingkat Persepsi Mahasiswa Terhadap Kesadaran Gender
Hasil uji statistik Spearman yang diperoleh menunjukkan nilai koefisien korelasi yang positif 0,149 dan nilai P-value adalah sebesar 0,219. Hipotesis
penelitian ditolak karena P-value 0,05 Hal ini menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif tapi tidak signifikan antara tingkat penghasilan orang tua
mahasiswa dengan persepsi terhadap kesadaran gender yang artinya semakin tinggi tingkat penghasilan orang tua mahasiswa tidak diikuti dengan semakin tinggi
persepsi mahasiswa terhadap kesadaran gender. Tabel 22. Hubungan Antara Tingkat Penghasilan Orang Tua dan Persepsi Mahasiswa
Terhadap Kesadaran Gender, Bogor 2009 Persepsi
Tingkat Penghasilan Orang Tua Total
Tinggi Sedang
Rendah Tinggi
3 34
2 39
Sedang 2
24 5
31 Total
5 58
7 70
P-value 0,219
Berdasarkan tabel 22, tingkat penghasilan orang tua tidak ada hubungannya dengan proses internalisasi yang dilakukan oleh orang tua dalam
membentuk persepsi terhadap kesadaran gender. Justru menurut mahasiswa, salah satu proses internalisasi orang tua kepada anak-anaknya mengarah kepada kesadaran
gender, yaitu dalam hal peluang yang sama bagi setiap anak baik laki-laki dan perempuan dalam menempuh pendidikan. Pengakuan dari mahasiswa yang orang
tuanya berpenghasilan tinggi dan rendah adalah sama, bahwa orang tuanya akan menyekolahkan semua anak-anaknya sampai berhasil tanpa membedakan jenis
kelamin.
62 Berikut kutipan wawancara dengan salah satu mahasiswa yang orang
tuanya berpenghasilan rendah: “ di keluarga saya, semua anak harus sekolah baik
cewe dan cowo. Walaupun pengasilan orang tua pas-pasan tapi orang tua selalu mengusahakan mencari biaya agar
anak- anaknya bisa sekolah Ahm”.
63
BAB VII HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK SEKUNDER DAN
PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KESADARAN GENDER
7.1 Hubungan Antara Tempat Tinggal dan Persepsi Mahasiswa Terhadap Kesadaran Gender