9 dinding  sel.  Proses  osmosis  menyebabkan  zat-zat  bergerak  dari  daerah  dengan  energi  kinetik
tinggi ke daerah dengan energi lebih rendah. Cairan sel mempunyai jenjang energi lebih rendah karena zat-zat yang terlarut didalamnya, sebagai akibat air berdifusi ke dalam sel. Difusi terus
menerus  meningkatkan  jenjang  energi  sel,  dan  berakibat  naiknya  tekanan  yang  mendorong sitoplasma ke dinding sel dan menyebabkan sel menjadi tegang. Bila jenjang energi di luar sel
lebih  rendah  akan  terjadi  difusi  zat-zat  ke  luar  sel  yang  mengakibatkan  plasmolisis  atau kematian sel. Perubahan bentuk fisik membran pada suhu rendah diduga merupakan penyebab
terjadinya ion leakage dari jaringan tanaman yang sensitif terhadap suhu dingin Nobel 1991.
2.5.   LIDAH BUAYA Aloe Vera
Lidah buaya merupakan tanaman tropis ataupun subtropis yang sudah digunakan selama berabad-abad  lalu  karena  fungsi  pengobatannya.  Taksonomi  tanaman  lidah  buaya  seperti
berikut ini: Divisi
: Spermatophyta Sub divisi
: Angiospermae Kelas
: Monocotyledoneae Ordo
: Liliales Famili
: Liliaccae Genus
: Aloe L. Spesies
: Aloe vera L. Lidah  buaya  dapat  tumbuh  di  daerah  beriklim  kering  maupun  basah  dengan  suhu  optimum
untuk  pertumbuhan  berkisar  16 C-33
C,  curah  hujan  1000-3000  mm  dengan  musim  kering agak  panjang.  Ketinggian  tempat  tumbuh  yang  baik  sekitar  0-1500  m  di  atas  permukaan  laut
dengan jenis tanah latosol, podsolik, anosol, dan regorsol serta mempunyai saluran yang cukup baik Yohanes 2005.
Gambar 4. Daun lidah buaya google picture 2011 Lidah  buaya  aloe  vera  memiliki  ciri-ciri  morfologi  antara  lain  yaitu  pelepah  daun
yang runcing dan permukaan yang lebar, berdaging tebal, tidak bertulang, mengandung getah, permukaan  pelepah  daun  dilapisi  lilin,  bersifat  sukulen,  berbatang  pendek  tetapi  tidak
bercabang.  Masa  panen  aloe  vera  sekitar  8-10  bulan  setelah  tanam  BST.  Ciri-ciri  daun pelepah  aloe  vera  yang  sudah  tua  dan  siap  dipanen  adalah  pelepah  berwarna  hijau  tua,  tidak
10 ada  bercak  putih  di  daun,  dan  ujung  pelepah  tidak  berwarna  kuning  atau  kecoklatan  karena
mengering Yuliana 2008. Pelepah  tanaman  aloe  vera  L.  terdiri  dari  dua  bagian  utama,  yakni  mucilage  gel  dan
exudate lendir. Bagian utama mucilage gel terdiri atas polisakarida glucomannan, acetylated glucomannan,  acemannan,  galactogalacturan,  dan  galactoglucoarabinomannan,  mineral
calcium, magnesium, potassium, sodium, iron, zinc, dan chromium, protein enzim pectolytic, aloctin,  dan  lectin  glikoprotein,  serta  jenis  protein  lain,  β-sitosterol,  hidrokarbon  rantai
panjang,  dan  ester.  Bagian  utama  exudate  lendir  terdiri  atas  yellow  sap  lendir  berwarna kuning  dan  lendir  tidak  berwarna.  Yellow  sap  mengandung  berbagai  komponen  seperti
anthraquinone beserta turunannya, aloin barbaloin, dan aloe-emodin, sedangkan lendir tidak berwarna mengandung berbagai jenis komponen fenolik Yuliana 2008.
Menurut  Reynolds  dan  Dweck  1999,  gel  aloe  vera  memiliki  aktivitas-aktivitas fungsional  antara  lain  sebagai  anti-mikroba,  penurun  kolesterol  darah,  anti-diabetes,  anti-
kanker,  anti-virus,  mencegah  chilling  injury,  serta  dapat  menyembuhkan  luka  dan  mencegah peradangan  anti-inflammatory.  Aktivitas  anti-inflammatory  pada  gel  aloe  vera  disebabkan
adanya  senyawa  mannosa-6-phosphat  yang  terkandung  dalam  acemannan  aloe  vera  tersebut. Bagian gel berasal dari sel parenkim yang biasa digunakan dalam pengobatan luka pada kulit.
Gel  aloe  vera  telah  banyak  diaplikasikan  pada  industri  pangan  sebagai  bahan  edible coating  alami.  Menurut  Valverde  et  al,.  dalam  Yuliana  2008,  gel  aloe  vera  sebagai  edible
coating  berperan  baik dalam  menahan  laju respirasi  dan  beberapa  perubahan  fisiologis akibat proses  pematangan  pada  buah  anggur  selama  proses  pematangan.  Edible  coating  bersifat
higroskopis sehingga mampu menjaga kelembaban dinding sel buah. Coating dari gel ini juga bersifat permeabel terhadap transfer gas dan air, serta dapat mencegah chilling injury. Gel aloe
vera ini juga terbukti dapat mereduksi aktivitas enzim pada dinding sel buah anggur sehingga mengurangi  reaksi  browning  dan  pelunakan  tekstur.  Selain  itu,  senyawa  antimikroba  yang
terkandung  dalam  gel  aloe  vera  ternyata  mampu  mencegah  proliferasi  mikroba  pada  buah anggur tersebut.
2.6. EDIBLE COATING