10 ada  bercak  putih  di  daun,  dan  ujung  pelepah  tidak  berwarna  kuning  atau  kecoklatan  karena
mengering Yuliana 2008. Pelepah  tanaman  aloe  vera  L.  terdiri  dari  dua  bagian  utama,  yakni  mucilage  gel  dan
exudate lendir. Bagian utama mucilage gel terdiri atas polisakarida glucomannan, acetylated glucomannan,  acemannan,  galactogalacturan,  dan  galactoglucoarabinomannan,  mineral
calcium, magnesium, potassium, sodium, iron, zinc, dan chromium, protein enzim pectolytic, aloctin,  dan  lectin  glikoprotein,  serta  jenis  protein  lain,  β-sitosterol,  hidrokarbon  rantai
panjang,  dan  ester.  Bagian  utama  exudate  lendir  terdiri  atas  yellow  sap  lendir  berwarna kuning  dan  lendir  tidak  berwarna.  Yellow  sap  mengandung  berbagai  komponen  seperti
anthraquinone beserta turunannya, aloin barbaloin, dan aloe-emodin, sedangkan lendir tidak berwarna mengandung berbagai jenis komponen fenolik Yuliana 2008.
Menurut  Reynolds  dan  Dweck  1999,  gel  aloe  vera  memiliki  aktivitas-aktivitas fungsional  antara  lain  sebagai  anti-mikroba,  penurun  kolesterol  darah,  anti-diabetes,  anti-
kanker,  anti-virus,  mencegah  chilling  injury,  serta  dapat  menyembuhkan  luka  dan  mencegah peradangan  anti-inflammatory.  Aktivitas  anti-inflammatory  pada  gel  aloe  vera  disebabkan
adanya  senyawa  mannosa-6-phosphat  yang  terkandung  dalam  acemannan  aloe  vera  tersebut. Bagian gel berasal dari sel parenkim yang biasa digunakan dalam pengobatan luka pada kulit.
Gel  aloe  vera  telah  banyak  diaplikasikan  pada  industri  pangan  sebagai  bahan  edible coating  alami.  Menurut  Valverde  et  al,.  dalam  Yuliana  2008,  gel  aloe  vera  sebagai  edible
coating  berperan  baik dalam  menahan  laju respirasi  dan  beberapa  perubahan  fisiologis akibat proses  pematangan  pada  buah  anggur  selama  proses  pematangan.  Edible  coating  bersifat
higroskopis sehingga mampu menjaga kelembaban dinding sel buah. Coating dari gel ini juga bersifat permeabel terhadap transfer gas dan air, serta dapat mencegah chilling injury. Gel aloe
vera ini juga terbukti dapat mereduksi aktivitas enzim pada dinding sel buah anggur sehingga mengurangi  reaksi  browning  dan  pelunakan  tekstur.  Selain  itu,  senyawa  antimikroba  yang
terkandung  dalam  gel  aloe  vera  ternyata  mampu  mencegah  proliferasi  mikroba  pada  buah anggur tersebut.
2.6. EDIBLE COATING
Salah satu cara untuk mempertahankan kualitas produk pertanian termasuk buah-buahan yaitu  dengan  melakukan  pelapisan  coating.  Pelapisan  buah  telah  lama  diaplikasikan  oleh
industri  fresh  produce  untuk  mempertahankan  kualitas  buah-buahan  segar.  Pelapisan  buah telah terbukti dapat meningkatkan daya tarik produk seperti menjadikan kulit buah mengkilap.
Selain itu, pelapisan juga dapat menghambat proses metabolisme buah pada saat penyimpanan diantaranya  proses  transpirasi  dan  respirasi  buah.  Pelapisan  terbukti  dapat  mengurangi
kehilangan  air, memperlambat  proses  pematangan, serta  mengurangi  kerusakan  produk.  Hasil yang diperoleh bergantung pada bahan pelapis produk Baldwin 2005.
Pelapis edibel  merupakan salah satu  aplikasi  dari edible  packaging. Pengaplikasiannya diduga diawali di Cina pada abad 12-13 Masehi, dimana pada masa tersebut jeruk dan orange
setelah  dipanen  dicelupkan  ke  dalam  lilin  lebah  cair,  sehingga  permukaan  kulit  jeruk  tidak cepat  mengalami  keriput  karena  kekeringan  penguapan.  Penelitian  pertama  kali  mengenai
pelapis  edibel  dilakukan  oleh  Harvard  dan  Harmony  pada  tahun  1869  yang  melakukan pencelupan  makanan  ke  dalam  gelatin.  Sejak  itu  perhatian  terhadap  penelitian  dan
pengembangan pelapis edibel berkembang Kismaryanti 2007. Pelapis  edibel  didefinisikan  sebagai  lapisan  tipis  dan  kontinyu  yang  dibuat  dari  bahan
yang  dapat  dimakan,  dibentuk  melapisi  komponen  makanan  yang  berfungsi  sebagai  barrier
11 terhadap  transfer  massa  kelembaban,  O
2
,  cahaya,  lipida,  dan  zat  terlarut  atau  sebagai  bahan makanan  aditif,  serta  meningkatkan  penanganan  suatu  makanan.  Dengan  demikian  produk
segar  termasuk  buah  dan  sayur  yang  dilapisi  dengan  pelapis  edibel  yang  sesuai  dapat terlindungi dari kerusakan sehingga masa simpannya dapat diperpanjang Lestari 2008.
Menurut  Krochta,  et  al.  1994,  secara  umum  ada  tiga  kelompok  materi  yang  biasa digunakan untuk pembuatan film atau coating, yakni protein, polisakarida, dan lipid termasuk
lilin, emulsifier serta turunannya. Menurut  Herdiana  2010,  perlakuan  aloe  vera  coating  100  kandungan  yang  ada  di
gel  aloe  vera  diduga  sebagian  besar  terdiri  dari  polisakarida.  Polisakarida  pada  gel aloe  vera mengandung  banyak  komponen  bioaktif  khususnya  acemannan  yang  mampu  menghambat
kerusakan produk  salah satunya  menghambat chilling injury. Coating gel lidah  buaya bersifat higroskopis  sehingga  mampu  menjaga  kelembaban  dinding  sel  buah.  Selain  itu,  coating  dari
gel aloe vera bersifat permeabel terhadap transfer gas dan air. Menurut Donhowe dan Fennema 1994, metode untuk aplikasi coating pada buah dan
sayuran  terdiri  dari  beberapa  cara,  yakni  metode  pencelupan  dipping,  pembusaan, penyemprotan  spraying,  penuangan  casting,  dan  aplikasi  penetesan  terkontrol.  Metode
dipping  merupakan  metode  yang  paling  banyak  digunakan  terutama  untuk  sayuran,  buah, daging,  dan  ikan  dimana  melalui  metode  ini  produk  akan  dicelupkan  ke  dalam  larutan  yang
digunakan sebagai bahan coating.
2.7.   KEKERASAN BUAH