11 terhadap  transfer  massa  kelembaban,  O
2
,  cahaya,  lipida,  dan  zat  terlarut  atau  sebagai  bahan makanan  aditif,  serta  meningkatkan  penanganan  suatu  makanan.  Dengan  demikian  produk
segar  termasuk  buah  dan  sayur  yang  dilapisi  dengan  pelapis  edibel  yang  sesuai  dapat terlindungi dari kerusakan sehingga masa simpannya dapat diperpanjang Lestari 2008.
Menurut  Krochta,  et  al.  1994,  secara  umum  ada  tiga  kelompok  materi  yang  biasa digunakan untuk pembuatan film atau coating, yakni protein, polisakarida, dan lipid termasuk
lilin, emulsifier serta turunannya. Menurut  Herdiana  2010,  perlakuan  aloe  vera  coating  100  kandungan  yang  ada  di
gel  aloe  vera  diduga  sebagian  besar  terdiri  dari  polisakarida.  Polisakarida  pada  gel aloe  vera mengandung  banyak  komponen  bioaktif  khususnya  acemannan  yang  mampu  menghambat
kerusakan produk  salah satunya  menghambat chilling injury. Coating gel lidah  buaya bersifat higroskopis  sehingga  mampu  menjaga  kelembaban  dinding  sel  buah.  Selain  itu,  coating  dari
gel aloe vera bersifat permeabel terhadap transfer gas dan air. Menurut Donhowe dan Fennema 1994, metode untuk aplikasi coating pada buah dan
sayuran  terdiri  dari  beberapa  cara,  yakni  metode  pencelupan  dipping,  pembusaan, penyemprotan  spraying,  penuangan  casting,  dan  aplikasi  penetesan  terkontrol.  Metode
dipping  merupakan  metode  yang  paling  banyak  digunakan  terutama  untuk  sayuran,  buah, daging,  dan  ikan  dimana  melalui  metode  ini  produk  akan  dicelupkan  ke  dalam  larutan  yang
digunakan sebagai bahan coating.
2.7.   KEKERASAN BUAH
Winarno  dan  Aman  1981  mengemukakan  bahwa  selama  proses  pematangan,  buah mengalami  beberapa  perubahan  nyata  secara  fisik  maupun  kimia  yang  umumnya  terdiri  dari
perubahan  warna,  tekstur,  bau,  tekanan  turgor  sel,  dinding  sel,  zat  pati,  protein,  senyawa turunan fenol dan asam-asam organik.
Tekstur  buah-buahan  dan  sayuran  bergantung  pada  tekanan  turgor,  ukuran  dan  bentuk sel,  keterikatan  sel-sel,  adanya  jaringan  penunjang,  serta  susunan  jaringan.  Tekanan  turgor
disebabkan  oleh  tekanan  isi  sel  pada  dinding  sel  dan  dipengaruhi  oleh  konsentrasi  zat-zat osmotik aktif dalam vakuola, permeabilitas protoplasma, dan elastisitas dinding sel Pantastico
1986. Perubahan  kekerasan  tergolong  perubahan  fisik  pada  buah-buahan.  Kekerasan  sayuran
dan buah dipengaruhi oleh turgor dari sel yang masih hidup yang selalu berubah dalam proses perkembangan  dan  pematangan.  Hal  ini  disebabkan  adanya  komponen  dinding  sel  yang
berubah,  dimana  perubahan  ini  berpengaruh  terhadap  kekerasan  yang  biasanya  buah  menjadi lunak  setelah  masak  Winarno  dan  Aman  1981.  Pada  umumnya  secara  kimiawi,  dinding  sel
pada  buah  tersusun  dari  senyawa-senyawa  seperti  selulosa,  pektin,  hemiselulosa  dan  lignin yang  akan  mengalami  perubahan  selama  proses  pematangan.  Dinding  sel  dan  lapisan  lamella
tengah  dengan  bobot  ±  1-3    dari  berat,  membentuk  suatu  struktur  padat  dengan  campuran yang kebanyakan air Bourne 1981.
Semakin  lama  buah  disimpan  akan  semakin  lunak,  karena  propektin  yang  tidak  larut diubah  menjadi  pektin  yang  larut  dalam  asam  pektat  Winarno  dan  Aman  1981.  Propektin
adalah  bentuk  zat  pektan  yang  tidak  larut  dalam  air,  dimana  pecahnya  propektin  menjadi  zat dengan  berat  molekul rendah  mengakibatkan lemahnya  dinding  sel  dan  turunnya  daya  kohesi
yang mengikat sel satu dengan yang lainnya Pantastico 1986. Hancurnya polimer karbohidrat penyusun  dinding  sel,  khususnya  pektin  dan  hemiselulosa  akan  melemahkan  dinding  sel  dan
ikatan kohesi jaringan akibatnya tekstur buah menjadi lunak.
12
2.8.   TOTAL PADATAN TERLARUT TPT