Total Padatan Terlarut TPT

29

4.4. Total Padatan Terlarut TPT

Total padatan terlarut merupakan bahan-bahan terlarut dalam air. Padatan ini terdiri dari senyawa-senyawa anorganik dan organik yang terlarut dalam air, mineral dan garam- garamnya. Total padatan terlarut merupakan jumlah total padatan yang terlarut dalam produk dari seluruh unsur penyusunnya misalnya gula, garam, dan lain-lain. Total padatan terlarut merepresentasikan kadar gula atau kadar padatan terlarut dalam bahan tersebut Winarno 1997. Menurut Wolfe 1953, menyatakan bahwa nilai total padatan terlarut yang tinggi menunjukkan bahwa buah lebih cepat mengalami proses perombakan pati yang ditandai dengan proses pematangan yang juga berlangsung cepat. Terjadi proses terhidrolisisnya pati menjadi glukosa, fruktosa dan sukrosa, setelah itu akan terjadi fase penurunan total padatan terlarut karena telah melewati batas kematangannya. Gambar 19. Grafik perubahan nilai total padatan terlarut TPT buah belimbing dengan perlakukan aloe vera coating selama penyimpanan pada suhu 5 C Pada Gambar 19 dapat dilihat bahwa terjadi perubahan nilai total padatan terlarut. Grafik menunjukkan adanya perubahan yang tidak signifikan dan nilai total padatan terlarut cenderung meningkat. Pada buah belimbing dewa dengan perlakuan aloe vera coating nilai total padatan terlarutnya cenderung lebih tinggi apabila dibandingkan dengan nilai total padatan terlarut pada buah tanpa perlakuan kontrol. Menurut Winarno 1981 menyatakan bahwa kenaikan kandungan gula disebabkan oleh pemecahan polisakarida-polisakarida. Gula utama yang terdapat pada buah adalah sukrosa, glukosa dan fruktosa. Seftina 2002 menyatakan bahwa buah belimbing merupakan buah non klimakterik yang mana kandungan gulanya hanya mengalami sedikit perubahan dan berlangsung lambat. 30 Gambar 20. Grafik perubahan nilai total padatan terlarut TPT buah belimbing tanpa perlakukan aloe vera coating selama penyimpanan pada 3 kondisi suhu Perubahan nilai total padatan terlarut buah belimbing dewa tanpa perlakuan aloe vera coating selama penyimpanan pada 3 kondisi suhu dapat dilihat pada Lampiran 8. Grafik pada Gambar 20 menunjukkan nilai total padatan terlarut tidak mengalami perubahan yang signifikan dan cenderung mengalami peningkatan selama penyimpanan. Perubahan nilai total padatan terlarut dapat diakibatkan karena adanya proses respirasi dimana terjadi pemecahan oksidatif dari bahan yang kompleks seperti karbohidrat, protein dan lemak yang mengakibatkan gula sedehana sukrosa, fruktosa terbentuk.

4.5. Susut Bobot