4. Data  diterima  apa  adanya,  memang  dianggap  tidak  normal  dan  tidak  perlu
dilakukan  berbagai  treatment.  Untuk  itu,  alat  analisis  yang  dipilih  harus diperhatikan,  seperti  untuk  multivariat  mungkin  faktor  analisis  tidak  begitu
mementingkan  asumsi  kenormalan.  Atau  pada  kasus  statistik  univariat,  bisa dilakukan alat analisis nonparametrik, Santoso, 2010.
2.4.4 Model Analisis Diskriminan
Model  dasar  analisis  diskriminan  mirip  regresi  berganda.  Perbedaannya  adalah  kalau variabel  dependen  regresi  berganda  dilambangkan  dengan  Y,  maka  dalam  analisis
diskriminan  dilambangkan  dengan  D.  Model  analisis  diskriminan  adalah  sebuah persamaan  yang  menunjukkan  suatu  kombinasi  linier  dari  berbagai  variabel
independen, yaitu : =
+ +
+ +  …+
+  …+
Dengan: D
i
= nilai skor diskriminan dari responden objek ke-i. i = 1, 2, …, n. D  merupakan variabel tak bebas.
X
ij
= variabel atribut ke-j dari responden ke-i b
j
= koefisien atau timbangan diskriminan dari variabel atau atribut ke j. b
k
= koefisien atau timbangan diskriminan dari variabel atau atribut ke k X
i
=  variabel  bebas  atau  prediktor  ke  j  dari  responden  ke  i,  juga  disebut  atribut, seperti disebutkan diatas.
X
ik
= variabel atribut ke-k dari responden ke-i.
Universitas Sumatera Utara
Yang diestimasi adalah koefisien ‘b’, sehingga nilai ‘D’ setiap grup sedapat mungkin berbeda.  Ini  terjadi  pada  saat  rasio  jumlah  kuadrat  antargrup  between  group  sum  of
squares terhadap jumlah kuadrat dalam grup within grup sum of square untuk skor diskriminan  mencapai  maksimum.  Berdasarkan  nilai  D  itulah  keanggotaan  seseorang
diprediksi.
2.4.5 Fungsi Diskriminan
Fungsi Diskriminan merupakan fungsi atau kombinasi linear peubah-peubah asal yang akan  menghasilkan  cara  terbaik  dalam  pemisahan  kelompok-kelompok.  Fungsi  ini
akan  memberikan  nilai-nilai  yang  sedekat  mungkin  dalam  kelompok  dan  sejauh mungkin antar kelompok Dillon dalam Solikhan, 2003.
Dengan  kata  lain  Analisis  Diskriminan  digunakan  untuk  mengklasifikasikan individu ke dalam salah  satu dari dua kelompok atau lebih. Suatu fungsi diskriminan
layak  untuk  dibentuk  bila  terdapat  perbedaan  nilai  rataan  di  antara  kelompok- kolompok  yang  ada.  Oleh  karena  itu  sebelum  fungsi  diskriminan  perlu  dilakukan
pengujian terhadap perbedaan vektor nilai rataan dari kelompok-kelompok tersebut.
Pada  data  pengamatan  ke-i  yang  berukuran  n  i  =  1,  2,  3,  …,  n  yang  terdiri atas j buah variabel yaitu X
1
, X
2
, X
3
, …, X
j
. Data pengamatan tersebut dapat disajikan dalam bentuk matriks-matriks berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Matriks Pengamatan
Variabel X
1
X
2
…          X
j
Data Pengamatan X
11
X
12
…          X
1j
X
21
X
22
…          X
2j
…         …         …          … …         …         …          …
…         …         …          … X
n1
X
n2
…           X
nj
Untuk Variabel X
j
yang dihitung adalah variansnya, diberi lambang S
ij
, dengan rumus:
=
∑ –
∑
Semuanya  ada  j  buah  varians,  yaitu  S
11
,  S
22
,  …,  S
ij
yang  masing-masing  merupakan varians untuk variabel X
1
, X
2
, …, X
j
. Untuk variabel X
1
dan X
2
dimana i ≠ j terdapat
kovarians, diberi lambang S
ij
yang dapat dihitung dengan rumus berikut:
=
∑ –
∑ ∑
Semuanya  ada  j
2
–  1  buah  kovarians,  dimana  untuk  i  =  j  maka  S
ij
=  S
ji
diberi lambang  S
ij
.  Varians  dan  kovarians  ini  disusun  dalam  sebuah  matriks  yang  disebut dengan matriks varians-kovarians S
ij
dengan bentuk sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
=
⎝ ⎜
⎜ ⎛
⋯ ⋯
⋯ ⋯ ⋯ ⋯
⋯ ⋮ ⋯ ⋮
⋯ ⋯ ⋯
⋮ ⋯
⎠ ⎟
⎟ ⎞
Misalkan ada dua grup yang memiliki variabel masing-masing j buah yaitu X
111
, X
121
, …,  X
1jk
dalam  grup  I  dan  X
211
,  X
222
,  …,  X
2jk
dalam  grup  II.  Perhatikan  bahwa  X
ijk
menyatakan grup ke-I, dengan i = grup I dan grup II, variabel ke-j dan kelompok ke-k. Variabel dalam setiap  grup dapat pula dituliskan  dalam bentuk  vektor kolom sebagai
berikut:
=
⎝ ⎜
⎜ ⎛ ⋯
⋯ ⋯
⎠ ⎟
⎟ ⎞
=
⎝ ⎜
⎜ ⎛ ⋯
⋯ ⋯
⎠ ⎟
⎟ ⎞
X
1jk
= menyatakan grup – 1, variabel X ke - j dan kelompok ke - k
X
2jk
= menyatakan grup – 2, variabel X ke - j dan kelompok ke - k
Dari  setiap  grup  berukuran  n
1
dari  grup  ke-1  dan  berukuran  n
2
dari  grup  ke-2.  Data pengamatan akan berbentuk matriks yang bentuknya seperti di bawah ini:
Tabel 2.2 Matriks Data Pengamatan dari Grup I
Variabel X
11
X
12
…          X
1j
Data Pengamatan X
111
X
121
…          X
1j1
X
112
X
222
…          X
2j2
…         …           …          … …         …           …          …
…         …           …          … …
Rata – rata …
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3 Matriks Data Pengamatan dari Grup II
Variabel X
21
X
22
…          X
2j
Data Pengamatan X
211
X
221
…          X
2j1
X
212
X
222
…          X
2j2
…         …           …          … …         …           …          …
…         …           …          … …
Rata – rata …
Hasil  pengamatan  ini  menghasilkan  rata-rata  untuk  tiap  variabel  yang  dalam  bentuk vektor bisa ditulis:
= ⎝
⎜ ⎛ ⋯
⋯ ⋯
⎠ ⎟
⎞ dan
= ⎝
⎜ ⎛ ⋯
⋯ ⋯
⎠ ⎟
⎞
Dengan: = grup ke – 1, variabel X ke-j yang berukuran n
1
= grup ke - 2, variabel X ke-j yang berukuran n
2
= rata-rata variabel ke-j dalam grup ke-1 = rata-rata variabel ke-j dalam grup ke-2
Dari  masing  masing  rata-rata  dari  grup  I  dan  rata-rata  dari  grup  II,  selanjutnya  akan dihitung  varians  dan  kovariansnya  tersebut  dalam  matriks  S
1
dan  S
2
,  masing-masing dari grup ke-1 dan grup ke-2, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
=
⎝ ⎜
⎜ ⎛
⋯ ⋯
⋯ ⋯ ⋯ ⋯
⋯ ⋮ ⋯ ⋮
⋯ ⋯ ⋯
⋮ ⋯
⎠ ⎟
⎟ ⎞
dan
=
⎝ ⎜
⎜ ⎛
⋯ ⋯
⋯ ⋯ ⋯ ⋯
⋯ ⋮ ⋯ ⋮
⋯ ⋯ ⋯
⋮ ⋯
⎠ ⎟
⎟ ⎞
Dengan: S
1
= matriks varians kovarians dari grup ke-1 S
2
= matriks varians kovarians dari grup ke-2 Meskipun  dalam  S
1
dan  S
2
digunakan  S
ij
yang  sama  namun  jelas  besarnya  berlainan antara  S
ij
dalam  S
1
dan  S
ij
dalam  S
2
,  kedua  datanya  juga  berlainan  yaitu  S
1
diambil dari grup I dan S
2
diambil dari grup II. Kedua buah matriks varians-kovarians ini bisa dihitung matriks varians-kovarians gabungan, diberi lambang S dengan rumus:
S =
Matriks varians-kovarians gabungan ini mempunyai invers, yaitu .
Dengan  adanya  vektor  rata-rata dan
dan  juga  matriks  varians-kovarians gabungan S bersama dengan persyaratan bahwa data variabel  independen seharusnya
berdistribusi  normal  multivariat  disingkat  multinormal  dan  matriks  varian-kovarians kedua relatif sama maka rumus fungsi diskriminan untuk ini adalah:
Y = −
X adalah vektor pengamatan yaitu X = ⎝
⎜ ⎛⋯
⋯ ⋯
⎠ ⎟
⎞
Fungsi  diskriminan  ini  dapat  digunakan  untuk  membuat  aturan  klasifikasi  yang  kita cari berdasarkan salah satu dari kedua aturan di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Aturan I Jika Y
−
+
klasifikasi objek dengan data pengamatan X Dimasukkan ke dalam grup I
Jika Y ≤
−
+
suatu objek diklasifikasi ke dalam grup II
Aturan  II Fungsi  ini  akan  memberikan  nilai-nilai  yang  sedekat  mungkin  dalam  kelompok  dan
sejauh  mungkin  antar  kelompok  Dillon  dalam  Solikhan,  2003.  Fungsi  diskriminan untuk hal ini adalah menggunakan statistik W Wuld Anderson, 1998:
W = −
− −
+
Dengan: X
: Vektor pengamatan : vektor rata-rata variabel independen
: invers matriks varians kovarian dalam kelompok gabungan Yang  akan  menghasilkan  model  atau  fungsi  analisis  diskriminan  berkenaan  dengan
kombinasi linear sebagai berikut: =
+ +
+ +  …+
+  …+
Dengan: D
i
= nilai skor diskriminan dari responden objek ke-i. i = 1, 2, …, n. D  merupakan variabel tak bebas.
X
ij
= variabel atribut ke-j dari responden ke-i b
j
= koefisien atau timbangan diskriminan dari variabel atau atribut ke j. b
k
= koefisien atau timbangan diskriminan dari variabel atau atribut ke k X
i
= variabel bebas atau prediktor ke j dari responden ke i, juga disebut atribut, seperti disebutkan diatas.
X
ik
= variabel atribut ke-k dari responden ke-i.
Universitas Sumatera Utara
2.4.6 Algoritma dan Model Matematis