Sama  seperti  regresi  berganda,  dalam  analisis  diskriminan  variabel  dependen hanya  satu,  sedangkan  variabel  independennya  banyak  multiple.  Analisis
diskriminan  merupakan  teknik  yang  akurat  untuk  memprediksi  seseorang  termasuk dalam kategori apa, dengan catatan data-data yang dilibatkan terjamin akurasinya.
2.4.1 Tujuan Analisis Diskriminan
Adapun tujuan analisis diskriminan secara umum adalah:
1. Ingin  mengetahui  apakah  ada  perbedaan  yang  jelas  antar  grup  pada
variabel dependen. 2.
Jika ada perbedaan, variabel independen manakah pada fungsi diskriminan yang membuat perbedaan tersebut.
3. Membuat fungsi atau model diskriminan, yang pada dasarnya mirip dengan
persamaan regresi. 4.
Melakukan  klasifikasi  terhadap  objek    dalam  terminology  SPSS  disebut baris,  apakah  suatu objek  bisa  nama  orang,  nama  tumbuhan,  benda  atau
lainnya termasuk pada grup 2, atau lainnya.
2.4.2 Proses Dasar Analisis Diskriminan
Adapun proses dasar dari analisis diskriminan adalah: 1.
Memisah  variabel-variabel  menjadi  variabel  dependen  dan  variabel independen
2. Menentukan  metode untuk  membuat  fungsi  diskriminan.  Pada prinsipnya
ada dua metode dasar untuk itu, yakni :
Universitas Sumatera Utara
a. Simultaneous  Estimation,  dimana  semua  variabel  dimasukkan  secara
bersama-sama kemudian dilakukan proses analisis diskriminan. b.
Step-Wise  Estimation,  dimana  variabel  dimasukkan  satu  persatu kedalam  model  diskriminan.  Pada  proses  ini,  tentu  ada  variabel  yang
tetap  ada  pada  model,  dan  ada  kemungkinan  satu  atau  lebih  variabel independen yang ‘dibuang’ dari model.
3. Menguji  signifikansi  dari  fungsi  diskriminan  yang  telah  terbentuk
menggunakan Wilk’s Lambda, Pillai, F test lainnya. 4.
Menguji  ketepatan  klasifikasi  dari  fungsi  diskriminan,  termasuk mengetahui  ketepatan  klasifikasi  secara  individual  dengan  Casewise
Diagnostics. 5.
Melakukan interpretasi terhadap fungsi diskriminan tersebut. 6.
Melakukan uji validitas fungsi diskriminan.
2.4.3 Asumsi Dalam Analisis Diskriminan
Adapun  berikut  ini  asumsi  yang  harus  dipenuhi  agar  model  diskriminan  dapat digunakan:
1. Multivariat  Normality,  atau  variabel  independen  seharusnya  berdistribusi
normal,  hal  ini  akan  menyebabkan  masalah  pada  ketepatan  fungsi  model diskriminan.  Regresi  Logistik  Logistic  Regression  bisa  dijadikan  alternatif
metode jika memang data tidak berdistribusi normal. Tujuan uji normal adalah ingin  mengetahui,  apakah  distribusi  dengan  bentuk  lonceng  bell  shapped.
Data  yang  ‘baik’  adalah  data  yang  mempunyai  pola  seperti  distribusi  normal, yakni  distribusi  data  tersebut  tidak  menceng  ke  kiri  atau  menceng  ke  kanan.
Uji  normalitas  pada  multivariat  sebenarnya  sangat  kompleks,  karena  harus dilakukan pada seluruh variabel secara bersama-sama. Namun, uji ini bisa juga
dilakukan  pada  setiap  variabel  dengan  logika  bahwa  jika  secara  individual masing-masing  variabel  memenuhi  asumsi  normalitas,  maka  secara  bersama-
Universitas Sumatera Utara
sama  multivariat  variabel-variabel  tersebut  juga  bisa  dianggap  memenuhi asumsi normalitas. Adapun kriteria pengujiannya adalah:
a. Angka  signifikansi  Sig    0,05,  maka  data  tersebut  berdistribusi
normal. b.
Angka signifikansi Sig  0,05, maka data tidak berdistribusi normal. 2.
Matriks kovarians dari semua variabel independen seharusnya sama.
3. Tidak ada korelasi antara dua variabel independen.
4. Tidak adanya data yang sangat ekstrim pada variabel independen.
Jika  sebuah  variabel  mempunyai  sebaran  data  yang  tidak  normal,  maka  perlakuan yang di mungkinkan agar menjadi normal, Santoso, 2010:
1. Menambah  jumlah  data.  Seperti  pada  kasus,  bisa  dicari  20  atau  30  atau
sejumlah  data  baru  untuk  menambah  ke  75 data  berat  badan  konsumen  yang sudah  ada.  Kemudian  dengan  jumlah  data  yang  baru,  dilakukan  pengujian
sekali lagi. 2.
Menghilangkan  data  yang  di  anggap  penyebab  tidak  normalnya  data.  Seperti pada  variabel  berat,  jika  dua data  yang  ekstrim  dibuang,  yakni  berat  100 dan
120,  kemudian  diulang  proses  pengujian,  mungkin  data  bisa  menjadi  normal, ulangi  pengurangan  data  yang  dianggap  penyebab  ketidaknormalan  data.
Namun  demikian,  pengurangan  data  harus  dipertimbangkan,  apakah  tidak mengaburkan  tujuan  penelitian  karena  hilangnya  data-data  yang  seharusnya
ada.
3. Dilakukan transformasi data, misal mengubah data ke logaritma atau ke bentuk
natural ln atau bentuk lainnya, kemudian dilakukan pengujian ulang.
Universitas Sumatera Utara
4. Data  diterima  apa  adanya,  memang  dianggap  tidak  normal  dan  tidak  perlu
dilakukan  berbagai  treatment.  Untuk  itu,  alat  analisis  yang  dipilih  harus diperhatikan,  seperti  untuk  multivariat  mungkin  faktor  analisis  tidak  begitu
mementingkan  asumsi  kenormalan.  Atau  pada  kasus  statistik  univariat,  bisa dilakukan alat analisis nonparametrik, Santoso, 2010.
2.4.4 Model Analisis Diskriminan