Bakteri Coli Keanekaragaman Plankton Sebagai Indikator Kualitas Air Danau Siais Kabupaten Tapanuli Selatan

Pembentuk endapan yang paling awal dan dapat menghalangi kemampuan produksi zat organik di suatu perairan. Penetrasi cahaya matahari kepermukaan dan bagian yang lebih dalam tidak berlangsung efektif akibat terhalang oleh zat padat tersuspensi, sehingga fotosintesis tidak berlangsung sempurna. Sebaran zat padat tersuspensi di perairan antara lain di pengaruhi oleh masukan yang berasal dari darat melalui aliran sungai, ataupun dari udara dan perpindahan karena resuspensi endapan akibat pengikisan Permana,1980.

k. Substrat Dasar

Menurut Welch 1952 dalam Odum 1994 Substrat Dasar perarian dibedakan atas 6 jenis substrat, yaitu : substrat lumpur, substrat pasir, liat, kerikil, batu, dan substrat liat berpasir. Tipe substrat perairan dapat berpengaruh terhadap komposisi dan kelimpahan organisme plankton baik fitoplankton maupun zooplankton dalam suatu ekosistem perairan. Menurut Subahjanti 2005, zooplankton biasanya banyak terdapat diperairan yang kaya akan bahan organik sebagai sumber nutrisinya. Menurut Ladner 1976, tingakat kesuburan berdasarkan kelimpahan fitoplankton yaitu : oligotrofik – 2000 indl, mesotrofik 2000 – 15.000 indl, dan eutrofik 15.000 indl. Pembagian kesuburan perairan berdasarkan kelimpahan zooplankton yaitu : oligotrofik 1 indl, mesotrofik 1- 500 indl, eutrofik 500 – 7500 indl.

l. Bakteri Coli

Colifekal Eschericha coli pada awalnya dikenal sebagai Bacterium coli , diidentifikasi oleh Theodor Escherich tahun 1885. Bakteri ini banyak terdapat di saluran pencemaan manusia serta hewan berdarah. Colifekal adalah bakteri coli yang berasal dari kotoran manusia dan hewan mamalia. Bakteri ini bisa masuk ke perairan bila ada buangan feses yang masuk ke dalam badan air sehingga memungkinkan zat-zat yang terdapat pada feses bisa jadi zat toksik yang membahayakan plankton. Universitas Sumatera Utara Kehadiran bakteri colifekal di dalam air mengindikasikan perairan itu kemungkinan tercemar sehingga tidak bisa dijadikan sebagai sumber air minum Sastrawijaya, 2000. Pencemaran air oleh pembuangan kotoran yang belum diolah dapat ditemukan dengan menguji air tersebut untuk mengetahui adanya bakteri-bakteri berbentuk coli yang hanya ditemukan di dalam saluran pencernaan mamalia. Tidak semua bentuk coli berasal dari feses. Karena bentuk coli feses tidak tumbuh normal di luar saluran pencernaan, maka kehadiran mereka di air tanah merupakan petunjuk yang pasti dari pencemaran oleh pembuangan kotoran Michael, 1994. Ada korelasi antara jumlah coliform fecal dalam suatu perairan dengan terjangkitnya penyakit yang disebabkan perairan tersebut dan bisa juga mempengaruhi kehidupan plankton yang ada di dalam perairan. Universitas Sumatera Utara BAB III BAHAN DAN METODE III.1. Deskripsi Area Penelitian ini dilaksanakan di perairan Danau Siais Kecamatan Angkola Sangkunur Kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi Sumatera Utara. Gambar 3.1 Peta Provinsi Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Gambar 3.2 Peta Kabupaten Tapanuli Selatan keterangan gambar : - Tanda panah menunjukkan lokasi penelitian Danau Siais. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.3 Peta Kecamatan Angkola Sangkunur Keterangan gambar : - Tanda panah menunjukkan lokasi penelitian Danau Siais. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.4. Google Map Stasiun Penelitian Keterangan Gambar - Stasiun 1 dimulai dari ujung seberang danau sampai stasiun 5 berlawanan arah jarum jam . Universitas Sumatera Utara Danau Siais dengan luas ± 450 Ha dan kedalaman 20-25 m terletak di Kecamatan Angkola Sangkunur Kabupaten Tapanuli Selatan. Sistem hidrologi berupa sistem hidrologi alami, yaitu berasal dari anak sungai Batangtoru dan Rianiate. Gambar 3.5 Danau Siais Keterangan gambar : - PemandanganView Danau Siais Stasiun1 : Kontrol Berada diujung seberang danau secara geografis terletak pada 1 19’22,3” LU 99 00’56,5” BT. Kondisi relatif alami karena tanpa aktivitas masyarakat. Gambar 3.6 Stasiun 1 : Kontrol Universitas Sumatera Utara Stasiun 2 : Perikanan Tempat penyalehan ikan pengasapan ikan dan tempat wisata, secara geografis terletak pada 1 19’51,2” LU 98 59’43,9” BT. Gambar 3.7 Stasiun 2 : Perikanan Stasiun 3 : Muara Merupakan muara anak sungai Batangtoru dan Rianiate, secara geografis terletak pada 1 19’14,5” LU 98 59’8,9” BT. Gambar 3.8 Stasiun 3 : Muara Universitas Sumatera Utara Stasiun 4 : Dermaga Merupakan dermaga tempat berlabuh kapal – kapal dan pusat aktivitas masyarakat. Secara geografis terletak pada 1 18’12,8” LU 99 00’48,4” BT. Gambar 3.9 Stasiun 4 : Dermaga Stasiun 5 : Outlet Secara geografis terletak pada 1 18’8,1” LU 99 1’30,5” BT, merupakan tempat keluarnya air outlet Danau Siais. Gambar 3.10 Stasiun 5 : Outlet Universitas Sumatera Utara III.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan bulan November 2010 sampai dengan Maret 2011 di perairan Danau Siais Kecamatan Angkola Sangkunur Kabupaten Tapanuli Selatan. Penentuan lokasi pengambilan sampling didasarkan atas zona lingkungan dengan menggunakan Metode Purposive Random Sampling, yaitu dengan menentukan 5 stasiun pengamatan pengambilan sampel. III.3. Alat dan Bahan Pada penelitian ini alat yang digunakan adalah plankton net, ember plastik, lamnot, haemocytometer, beakerglass, erlenmeyer, sedgewick – raftercounting cell SRCC, mikroskop, objek glass, cover glass, botol film, pipet tetes. Bahan kimia yang digunakan adalah lugol 10 . III.4. Pengambilan Sampel Plankton Pada masing-masing stasiun pengamatan dilakukan pengambilan sampel sebanyak 3 tiga kali ulangan. Sebanyak 25 liter sampel air diambil dengan menggunakan ember. Sampel air tersebut kemudian dilewatkan ke dalam jaring plankton plankton net yang pada bagian ujungnya dilengkapi dengan botol penampung bucket. Air bersama plankton yang telah tersaring pada botol penampung selanjutnya dipindahkan ke dalam botol film. Untuk mengawetkan plankton, ke dalam botol filem diberikan larutan lugol 10 sebanyak 2-3 tetes. Sampel air yang berisi plankton tersebut kemudian dibawa ke Laboratorium Ekologi FMIPA USU untuk diidentifikasi dengan mengacu kepada pustaka Edmondson 1963, Bold dan Wynee 1985, serta Pennak 1978. Untuk uji faktor fisik dan kimia dilakukan di Laboratorium Puslit-LP USU dan untuk uji bakteri Colifecal dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi FMIPA-USU. Universitas Sumatera Utara III.5. Pengukuran Faktor Fisik dan Kimia Perairan Metode dan alat ukur yang digunakan untuk menganalisa faktor fisika dan kimia dalam penelitian ini:

a. Suhu Air C Diukur dengan Termometer Air Raksa