Keanekaragaman H’ dan keseragaman E

Nilai kelimpahan tertinggi pada stasiun 4 dan 5 adalah genus Glenodinium. Kondisi fisik kimia lingkungan 4 adalah relatif kurang kondusif bila dibandingkan dengan kelima stasiun penelitian lainnya, misalnya nilai COD tertinggi sebesar 5,5216 mgl, Total Coliform 150 jlh 100 ml. Pada stasiun 5 kondisi fisik kimia juga relatif tinggi untuk kadar pH 7,4 intensitas cahaya 1615 candela dan faktor lainnya tabel 4.5. Hal ini karena genus Glenodinium memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Menurut Mc. Naughton 1990 bahwa bila individu dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan yang terjadi maka individu tersebut dapat bertahan. Pada stasiun 4 Nilai Kelimpahan terendah dari genus Melosira, Starastrum, Alonella, dan Cyclops dengan Nilai Kelimpahan 40,816, Kelimpahan Relatif 0,366, Frekuensi Kehadiran 33,33. Hal ini disebabkan kondisi lingkungan yang tidak sesuai pertumbuhan dan perkembangan genus tersebut, misalnya karena kadar DO yang terendah dari kelima stasiun yaitu 7,15 mgl, sehingga perairan pada stasiun 4 dalam keadaan defisit oksigen. Menurut Suin 2002 bahwa kadar oksigen dalam air sangat menentukan kehidupan biota air. Pada stasiun 5 kelimpahan terendah dari genus Coscinodiscus, Denticula, Navicula, Chrysocapsa, Trachelophyllum dengan Nilai Kelimpahan 40,816 indl, Kelimpahan Relatif 0,366 dan Frekuensi Kehadiran 33,33. Rendahnya kelimpahan genus - genus plankton ini karena aliran air yang relatif tinggi pada stasiun 5 dimana stasiun 5 ini merupakan outlet atau tempat mengalirnya keluar air Danau Siais. Kebanyakan plankton tidak dapat berkembang pada air yang mengalir deras. Menurut Ewusie 1990 plankton tidak dapat berkembang subur dalam air mengalir.

IV.3. Keanekaragaman H’ dan keseragaman E

Universitas Sumatera Utara Nilai indeks keanekaragaman H’ dan nilai indeks keseragaman E dari plankton yang terdapat di 5 Stasiun penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.3 Tabel 4.3 Nilai Indeks Keanekaragaman H’ dan KeseragamanE Plankton pada 5 Stasiun Penelitian Indeks Stasiun 1 2 3 4 5 0 M 2 M 0 M 2 M 0 M 2 M 0 M 2 M 0 M 2 M Keanekaragaman H’ 2,639 2,814 2,761 2,621 2,638 2,705 2,321 2,722 3,414 3,299 Rata-rata 2,726 2,691 2,671 2,521 3,356 Keseragaman E 0,768 0,836 0,829 0,836 0,841 0,936 0,653 0,743 0,913 0,914 Rata-rata 0,802 0,832 0,888 0,698 0,935 Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa indeks keanekaragaman berkisar antara 2,321 – 3,414. Hal ini menunjukkan bahwa keseluruhan stasiun memiliki tingkat keanekaragaman sedang. Keanekaragaman spesies merupakan karakteristik yang unik dari tingkat komunitas dalam organisasi biologi yang diekspresikan melalui struktur komunitas.Suatu komunitas dikatakan mempunyai keanakaragaman spesies yang tinggi apabila terdapat banyak spesies dengan jumlah individu masing-masing spesies yang relative merata, dengan kata lain bahwa apabila suatu komunitas hanya terdiri dari sedikit spesies dengan jumlah individu yang tidak merata, maka komunitas tersebut mempunyai keanekaragaman yang rendah Barus, 2004. Menurut Brower et al., 1990, kriteria dari indeks keanekaragaman Shannon- Wienner adalah Bila 0H2,3 menunjukkan tingkat keanekaragaman rendah, 2,3H6,9 menunjukkan tingkat keanekaragaman sedang, sedangkan bila H 6,9 menunjukkan tingkat keanekaragaman yang tinggi. Nilai indeks keanekaragaman H’ tertinggi terdapat pada stasiun 5 yaitu pada kedalaman 0 M sebesar 3,414. Hal ini karena pada stasiun 5 terdapat jumlah jenis dengan penyebaran individu yang merata di bandingkan dengan keempat stasiun lainnya. Brower et al., 1990 menyatakan bahwa suatu komunitas dikatakan mempunyai keanekaragaman spesies dengan jumlah individu masing-masing spesies relative merata. Universitas Sumatera Utara Nilai indeks keane karagaman H’ terendah terdapat pada stasiun 4 yaitu pada kedalaman 0 M sebesar 2,321. Menurut Odum 1994 keanekaragaman jenis dipengaruhi oleh pembagian atau penyebaran individu dari jenisnya karena suatu komunitas walaupun banyak jenisnya tetapi bila penyebaran individunya tidak merata maka keanekaragaman jenisnya dinilai rendah. Berdasarkan indeks diversitas Shannon- W ienner H’ dari plankton pada kelima stasiun penelitian yang diamati dapat dibuat klasifikasi derajat pencemaran lingkungannya. Menurut Sastrawijaya 2000 klasifikasi derajat pencemaran air berdasarkan indeks diversitas dapat digolongkan sebagai berikut : H’ 1,0 = Tercemar berat H’ = 1,0 – 1,6 = Tercemar sedang H’ = 1,6 – 2,0 = Tercemar ringan H’ 2,0 = Tidak tercemar Nilai indeks keanekaragaman yang diperoleh pada tiap-tiap stasiun penelitian stasiun 1sd 5 termasuk kedalam kelompok perairan yang tidak tercemar dimana indeks keanekaragaman H’ lebih besar dari 2. Nilai keseragaman menunjukkan adanya dominasi yang nyata. Nilai indeks keseragaman E yang diperoleh dari 5 stasiun penelitian berkisar antara 0,653-0,936. Indeks keseragaman yang tertingggi terdapat pada stasiun 3 sebesar 0,936 dan terendah pada stasiun 4 sebesar 0,653. Tingginya nilai indeks keseragaman pada stasiun 3 disebabkan karena adanya ketersediaan nutrisi misalnya Nitrat, Fosfat yang cukup untuk penyebaran plankton dan sebaliknya. Pada stasiun 3 jumlah spesies dari masing-masing spesies yang diperoleh tidak ada yang mendominasi, seluruh jenisnya menyebar secara merata. Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa masing-masing indeks keseragaman mendekati 1, menurut Krebs 1985 nilai indeks keseragaman E berkisar 0-1. Jika nilai indeks keseragaman mendekati 0 berarti keseragamannya rendah karena ada jenis yang mendominasi. Bila nilainya mendekati 1, maka Universitas Sumatera Utara keseragaman tinggi dan menggambarkan tidak ada jenis yang mendominasi sehingga pembagian jumlah individu pada masing-masing jenis seragam atau merata. Lebih spesifik lagi dengan kriteria menurut Michael 1984 : 0 E 0,4 : Keseragaman rendah 0,4 E 0,6 : Keseragaman sedang E 0,6 : Keseragaman tinggi Menurut Sastrawijaya 1991 bahwa kondisi yang seimbang adalah jika nilai indeks keanekaragaman H’ dan nilai indeks keseragaman E tinggi. Ketersediaan nutrisi dan pemanfaatan nutrisi yang berbeda menyebabkan nilai indeks keanekaragaman dan indeks keseragaman yang bervariasi.

IV.4. Nilai Indeks Similaritas IS