Nilai Kelimpahan Plankton K, Kelimpahan Relatif KR, dan Frekuensi Kehadiran FK

IV.2. Nilai Kelimpahan Plankton K, Kelimpahan Relatif KR, dan Frekuensi Kehadiran FK

Dari hasil penelitian yang dilakukan didapat pada stasiun 1 ujung seberang danauKontrol ditemukan 41 genus plankton yang terdiri dari 36 Famili, 20 ordo dan 12 kelas. Stasiun 2 tempat penyalehan ikanWisata, ditemukan 28 genus plankton yang terdiri dari 37 famili, 18 ordo dan 10 kelas. Stasiun 3 muara anak sungai Batangtoru dan Rianiate ditemukan 29 genus plankton yang terdiri dari 35 famili, 16 ordo dan 9 kelas. Stasiun 4 dermagapelabuhan ditemukan 49 genus yang terdiri dari 38 famili, 19 ordo dan 11 kelas. Stasiun 5 outletkeluarnya air danau ditemukan 41 genus yang terdiri dari 40 famili, 21 ordo dan 13 kelas. Nilai kelimpahan populasi plankton, kelimpahan relatif dan frekuensi kehadiran tertinggi dan terendah yang di peroleh pada 5 stasiun penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.2 . Tabel 4.2 Nilai Kelimpahan indl, Kelimpahan Relatif , dan F rekuensi Kehadiran

4.2.1 Tertinggi : STASIUN

GENUS KELAS K indl KR FK 1. Navicula Bacillariophyceae 4857,14 indl 17,63 100 2. Navicula Bacillariophyceae 2938,77 indl 21,68 66,67 3. Fragilaria Bacillariophyceae 2040,82 indl 19,45 100 4. Glenodinium Dinophyceae 6571,49 indl 51,60 100 5. Glenodinium Dinophyceae 4489,80 indl 40,29 100 Universitas Sumatera Utara

4.2.2 Terendah

: STASIUN GENUS KELAS K indl KR FK 1. Asterionella Caloneis Melosira Tribonema Monhystera Anuraeopsis Bacillariophyceae Xantophyceae Adhenoporea Monogononta 40,82 indl 0,15 33,33 2. Rhizosolenia Bacillariophyceae 40,82 indl 0,30 33,33 3. Cymbela Diatoma Leptodora Platyas Bacillariophyceae Branchiopoda Monogononta 40,82 indl 0,39 33,33 4. Melosira Staurastrum Alonella Cyclops Bacillariophyceae Chlorophycea Branchiopoda Maxillopoda 40,82 indl 0,37 33,33 5. Coscinodiscus Denticula Navicula Chrysocapsa Trahelophyllum Bacillariophyceae Chrysophyceae Ciliata 40,82 indl 0,37 33,33 Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai kelimpahan, kelimpahan relatif dan frekuensi kehadiran tertinggi pada stasiun 1 yaitu dari genus Navicula kelas: Bacillariophyceae dengan Nilai Kelimpahan 4857,14 indl, Kelimpahan Relatif 17,63, dan Frekuensi Kehadiran 100. Tertinggi kedua yaitu genus Peridinium kelas: Dinophyceae dengan Nilai Kelimpahan 4775,510 indl, Kelimpahan Relatif 17,33, dan Frekuensi Kehadiran 100. Tertinggi ketiga genus Spyrogira kelas: Chlorophyceae dengan Nilai Kelimpahan 4408,163 indl, Kelimpahan Relatif 16,463, dan Frekuensi Kehadiran 100. Hal ini menunjukkan bahwa pada stasiun 1 banyak mengandung nutrien yang dibutuhkan oleh plankton. Untuk mengoksidasi nutrient yang masuk kedalam tubuhnya diperlukan oksigen yang terdapat dalam perairan. Kadar atau konsentrasi oksigen berbanding terbalik dengan besarnya suhu. Suhu pada stasiun 1 lebih rendah dibandingkan dengan 4 stasiun lainnya sedangkan kadar oksigen DO lebih tinggi. Menurut Barus 2001 peningkatan suhu menyebabkan konsentrasi oksigen menurun dan sebaliknya suhu yang semakin rendah meningkatkan konsentrasi oksigen terlarut. Nilai kelimpahan terendah pada stasiun 1 adalah 40,816 indl, Kelimpahan Relatif 0,148, Frekuensi Kehadiran 33,33 yaitu genus Asterionella , Caloneis, Melosira, ketiganya dari kelas Bacillariophyceae, genus Tribonema kelas: Xanthophyceae dan genus Monhystera kelas: Adhenoporea, genus Anuraeopsis kelas: Monogononta. Hal ini disebabkan karena intensitas cahaya pada stasiun 1 lebih tinggi. Menurut Nybakken 1992 setiap jenis fitoplankton memiliki perbedaan intensitas cahaya yang dibutuhkan untuk melakukan proses fotosintesis. Intensitas cahaya yang tinggi akan merusak klorofil sehingga proses fotosintesis akan mengalami gangguan dan tidak berjalan dengan baik demikian sebaliknya. Nilai kelimpahan tertinggi pada stasiun 2 adalah genus Navicula kelas: Bacillariophyceae dengan Kelimpahan 2938,776 indl, Kelimpahan Relatif 21,687, Frekuensi Kehadiran 100. Universitas Sumatera Utara Nilai kelimpahan tertinggi pada stasiun 3 adalah genus Fragilaria kelas: Bacillariophyceae dengan Kelimpahan 2040,816 indl, Kelimpahan Relatif 19,455, Frekuensi Kehadiran 66,667. Pada stasiun 1 kelimpahan tertinggi juga dari kelas Bacillariophyceae. Menurut Jaworski dalam Lukman dan Gunawan 1991 banyak jenis Bacillariophyceae yang tidak dapat tumbuh pada pH tinggi sehingga pertumbuhan terhambat. Kisaran pH perarian Danau Siais pada stasiun 1,2 dan 3 cukup rendah yaitu 5,7 – 6,4 sehingga Bacillariophyceae banyak ditemukan. Diatomae Bacillariophyceae merupakan indikator yang baik untuk kualitas air tercemar. Jika Diatomae melimpah : kualitas air baik, jika Diatomae menurun : air tercemar Yudha, 2009. Pada stasiun 2, nilai kelimpahan terendah adalah dari genus Rhizosolenia kelas: Bacillariophyceae dengan Nilai Kelimpahan 40,816 indl, Kelimpahan Relatif 0,301 dan Frekuensi Kehadiran 33,33. Hal ini diduga karena rendahnya kandungan organik substrat yaitu hanya sebesar 0,4261 kisaran paling rendah dari ke 5 stasiun, kemudian tingginya kadar TDS 156mgl dan TSS 34mgl yang mempengaruhi penetrasi cahaya masuk kedalam badan perairan akibatnya proses fotosintesis juga akan berkurang, sehingga tidak mendukung untuk pertumbuhan Rhizosolenia. Pada stasiun 3 kelimpahan plankton terendah dari jenis Cymbela, Diatoma, Leptodora, dan Platyas dengan Nilai Kelimpahan 40.816 indl, Kelimpahan Relatif 0,389, dan Frekuensi Kehadiran 33,33. Hal ini disebabkan karena kondisi perairan pada stasiun 3 kurang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan keempat genus tersebut. Menurut Suin 2002 bahwa pertumbuhan populasi suatu organisme sangat tergantung pada keadaan lingkungan hidupnya. Universitas Sumatera Utara Nilai kelimpahan tertinggi pada stasiun 4 dan 5 adalah genus Glenodinium. Kondisi fisik kimia lingkungan 4 adalah relatif kurang kondusif bila dibandingkan dengan kelima stasiun penelitian lainnya, misalnya nilai COD tertinggi sebesar 5,5216 mgl, Total Coliform 150 jlh 100 ml. Pada stasiun 5 kondisi fisik kimia juga relatif tinggi untuk kadar pH 7,4 intensitas cahaya 1615 candela dan faktor lainnya tabel 4.5. Hal ini karena genus Glenodinium memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Menurut Mc. Naughton 1990 bahwa bila individu dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan yang terjadi maka individu tersebut dapat bertahan. Pada stasiun 4 Nilai Kelimpahan terendah dari genus Melosira, Starastrum, Alonella, dan Cyclops dengan Nilai Kelimpahan 40,816, Kelimpahan Relatif 0,366, Frekuensi Kehadiran 33,33. Hal ini disebabkan kondisi lingkungan yang tidak sesuai pertumbuhan dan perkembangan genus tersebut, misalnya karena kadar DO yang terendah dari kelima stasiun yaitu 7,15 mgl, sehingga perairan pada stasiun 4 dalam keadaan defisit oksigen. Menurut Suin 2002 bahwa kadar oksigen dalam air sangat menentukan kehidupan biota air. Pada stasiun 5 kelimpahan terendah dari genus Coscinodiscus, Denticula, Navicula, Chrysocapsa, Trachelophyllum dengan Nilai Kelimpahan 40,816 indl, Kelimpahan Relatif 0,366 dan Frekuensi Kehadiran 33,33. Rendahnya kelimpahan genus - genus plankton ini karena aliran air yang relatif tinggi pada stasiun 5 dimana stasiun 5 ini merupakan outlet atau tempat mengalirnya keluar air Danau Siais. Kebanyakan plankton tidak dapat berkembang pada air yang mengalir deras. Menurut Ewusie 1990 plankton tidak dapat berkembang subur dalam air mengalir.

IV.3. Keanekaragaman H’ dan keseragaman E