peternakan perkebunan, perikanan, industri, pertambangan dan lalu lintas air. Sebagai sumber air paling praktis, danau sudah menyediakannya melalui terkumpulnya air
secara alami melalui aliran permukaan yang masuk ke danau, aliran sungai-sungai yang menuju ke danau dan melalui aliran di bawah tanah yang secara alami mengisi
cekungan di muka bumi ini. Bentuk fisik danaupun memberikan daya tarik sebagai tempat membuang yang praktis.
Menurut Connel Miller 1995, jika semua dibiarkan demikian, mengakibatkan danau tidak bertahan lama berada di muka bumi. Saat ini terlihat
ekosistem danau tidak dikelola sebagaimana mestinya. Sebaliknya, untuk memenuhi kepentingan manusia, lingkungan sekitar danau diubah untuk dicocokkan dengan cara
hidup dan cara bermukim manusia, atau bahkan kawasan ini sering dirombak untuk menampung berbagai bentuk kegiatan manusia seperti permukiman, prasarana jalan,
saluran limbah rumah tangga, tanah pertanian, rekreasi dan sebagainya.
Sementara, kondisi ekosistem danau tidak lepas dari pengaruh kondisi sungai- sungai yang mengalir masuk inlet bagi danau. Danau merupakan bagian hulu dari
Daerah Aliran Sungai DAS. DAS telah mengalami degradasi lingkungan, akibat kegiatan-kegiatan pembangunan pada sektor pertanian, kehutanan, perikanan,
pariwisata dan industri. Hal ini mengakibatkan perubahan penggunaan lahan yang selain memberikan manfaat juga menimbulkan dampak negatif terhadap fungsi
ekologi, ekonomi, dan estetika ekosistem danau Anonim, 2008.
II.3. Ekosistem Danau Siais
Danau Siais merupakan bagian dari Desa Rianiate dengan luas + 450ha dan kedalaman 20-25m terletak di kecamatan Angkola Sangkunur. Berdasarkan kondisi
fisik desanya, kawasan Danau Siais memiliki topografi yang berbukit-bukit dengan kemiringan lahan 40. Danau Siais mempunyai satu karakter penggunaan lahan
edisting yaitu sebagai kawasan wisata, namun kawasan ini memiliki bermacam
Universitas Sumatera Utara
fungsi, antara lain sebagai kawasan peyangga, wisata, permukiman, kegiatan perlindungan, pendidikan, penelitian dan olah raga serta kawasan pengembangan
pertanian, perikanan, perkebunan dan peternakan Bappeda, 2008. Kawasan Danau Siais memiliki beberapa objek wisata yang berpotensi untuk
dikembangkan, diantaranya adalah panorama alam kawasan Danau Siais, sumber kehidupan Danau Siais seperti jenis-jenis ikan yang ada di dalamnya. Danau Siais
merupakan tempat bermuaranya anak sungai Batangtoru dan sungai Rianiate dimana disekitar sungai merupakan tempat pembuangan limbah industry dan rumah tangga
masyarakat yang ada disekitar sungai tersebut.
II.4. Plankton dan Pembagiannya
Plankton adalah organisme baik tumbuhan maupun hewan yang umumnya berukuran relatif kecil mikro, hidup melayang-layang di air, tidak mempunyai daya
gerakkalaupun ada daya gerak relatif lemah sehingga distribusinya sangat dipengaruhi oleh daya gerak air, sepeti arus dan lainnya Nybakken, 1992. Plankton
terbagi dua jenis yakni plankton tumbuhan fitoplankton dan plankton hewan zooplankton Newel Newel, 1977. Plankton diaplikasikan untuk seluruh hewan
dan tumbuhan yang hidup secara bebas di air karena keterbatasan pergerakannya atau secara pasif melawan arus perairan karena memiliki flagel Heddy Kurniati, 1996.
Sebagian besar plankton yang memiliki flagel dapat berenang aktif. Plankton yang termasuk golongan ini adalah
Prasinophyceae, Cryptophyceae, Haptophyceae, Chrysophyceae
dan
Dinophyceae,
sedangkan dua kelompok plankton lainnya diatom dan Alga Biru Hijau tidak dapat berenang karena tidak memiliki flagel Fogg, 1975.
Berdasarkan daur hidupnya plankton dibedakan menjadi dua yakni plankton yang bersifat plantonik hanya pada sebagian kecil daur hidupnya, misal embrio
disebut mesoplankton, sedangkan organisme seluruh daur hidupnya bersifat plankton disebut holoplankton Nybakken, 1992.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Basmi 1992, mengelompokkan plankton berdasarkan beberapa hal yakni :
1 Nutrien pokok yang dibutuhkan, terdiri atas : a.
Fitoplankton, yakni plankton nabati 90 terdiri dari algae yang mengandung klorofil yang mampu mensintesis nutrien-nutrien anoganik
menjadi zat organik melalui proses fotosintesis dengan energi yang berasal dari sinar surya.
b. Saproplankton, yakni kelompok tumbuhan bakteri dan jamur yang tidak
mempunyai pigmen fotosintesis, dan memperoleh nutrisi dan energi dari sisa- sisa organisme lain yang telah mati.
c. Zooplankton, yakni plankton hewani yang makanannya sepenuhnya
tergantung pada organisme lain yang masih hidup maupun partikel-partikel sisa organisme, seperti detritus dan debris. Disamping itu plankton ini juga
mengkonsumsi fitoplankton. 2. Berdasarkan lingkungan hidupnya terdiri atas :
a. Limnoplankton, yakni plankton yang hidup di air tawar.
b. Haliplankton, yakni plankton yang hidup di laut
c. Hipalmiroplankton, yakni plankton yang hidupnya di air payau
d. Heleoplankton, yakni plankton yang hidupnya di kolam.
3. Berdasarkan ada tidaknya sinar ditempat mereka hidup, terdiri atas : a.
Hipoplankton, yakni plankton yang hidupnya di zona afotik. b.
Epiplankton, yakni plankton yang hidupnya di zona eufotik c.
Batiplankton, yakni plankton yang hidupnya dekat dasar perairan yang juga umumnya tanpa sinar. Baik hipoplankton maupun batiplankton terdiri dari
Zooplankton seperti mysid dari jenis
Crustaceae
dan hewan-hewan planktonis yang tidak membutuhkan sinar.
4. Berdasarkan asal usul plankton, dimana ada plankton yang hidup danberkembang dari perairan itu sendiri dan ada yang berasal dari luar, terdiri atas :
Universitas Sumatera Utara
a. Autogenetik plankton, yaitu plankton yang berasal dari perairan itu sendiri.
b. Allogenetik plankton, yakni plankton yang datang dari perairan lain hanyut
terbawa oleh sungai atau arus. Hal ini dapat diketahui sekitar muara sungai. Menurut Arinardi, 1995 secara umum plankton dapat dikelompokkan
berdasarkan ukuran dan contoh biotanya, seperti tertera pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Pengelompokkan Plankton Berdasarkan Ukuran dan Contoh Biota Umumnya
Kelompok Ukuran
Biota Umum A. Plankton Non Net
1. Ultrananoplankton 2 - 20 u.m
Bakteri 2. Nanoplankton ..
20 - 200 um Fungi, Flagellata, dan Diatoma kecil
3. Mikroplankton Sebagian, Fitoplankton, Foraminifera,
Ciliata, dan Rotifera
B. Plankton Net
1. Mesoplankton 0,20 - 20 mm
Copepoda, Cladocera 2. Mikroplankton
2 - 2 0 mm Cephalopoda, Euphasid
3. Makroplankton 20 - 200 mm
Copepoda 4. Megaplankton
200 mm Cyanea, Schiphozoa
II.5. Ekologi Plankton
Kehadiran plankton di suatu ekosistem perairan sangat penting, karena fungsinya sebagai produsen primer atau karena kemampuannya dalam mensintesis senyawa
organik dari senyawa anorganik melalui proses fotosintesis Heddy Kurniati, 1996. Dalam ekosistem air hasil dari fotosintesis yang dilakukan oleh fitoplankton
bersama dengan tumbuhan air disebut sebagai produktivitas primer. Fitoplankton hidup terutama pada lapisan perairan yang mendapat cahaya matahari yang
dibutuhkan untuk melakukan proses fotosintesis Barus, 2001.
Dalam pertumbuhannya fitoplankton membutuhkan nutrisi baik makro nutrisi. Elemen yang termasuk dalam makro nutrisi terdiri dari : C, H, O, N, S, P, K, Mg, Ca,
Na, dan Cl, sedangkan mikro nutrisi terdiri dari Fe, Mg, Co, Zu, B, Si, Mm, dan Cu.
Universitas Sumatera Utara
Elemen tersebut merupakan penyusun sel plankton sama dengan sel tumbuhan Bold Wayne, 1985.
Distribusi zooplankton dan fitoplankton tidak merata karena fitoplankton mengeluarkan bahan metabolik yang membuat zooplankton tertarik terhadap
fitoplankton. Jumlah dan distribusi musiman plankton maupun zooplankton dapat diketahui berdasarkan beberapa faktor pembatas seperti suhu, penetrasi cahaya dan
konsentrasi unsur hara seperti nitrat dan fosfat dalam suatu perairan Barus, 2004.
II.6. Plankton Sebagai Bioindikator