Kerangka konsepsi Tinjauan Yuridis Tentang Perjanjian Kredit Sindikasi Berdasarkan Hukum Kontrak (Study Kasus PT. Bank Sumut)

16 Untuk mencapai Keadilan mengukur keuntungan atau hasil pengukuran keuntungan bukan bertolak dari orang per orang particular tetapi bertolak dari pure procedural of justice. Ide dari resiprositas adalah ada pada different principles yang mempunyai fungsi untuk mengijauantahkan ide resiprositas. Prinsip perbedaan merupakan peningkatan kekinian dan ekspektasi orang yang beruntung harus sama dengan kekinian dan ekspektasi orang yang kurang beruntung resiprositas. Berdasarkan teori keadilan Adam Smith yakni teori keadilan komutatif yang berprinsip No Harm. Keadilan komutatif yang berprinsip No Harm maksunya adalah prinsip tidak merugikan orang lain, khususnya tidak merugikan hak dan kepentingan orang lain. Prinsip ini menuntuk agar dalam interaksi sosial apapun setiap orang harus menahan dirinya untuk tidak sampai merugikan hak dan kepentingan orang lain, sebagaimana ia sendiri tidak mau agar hak dan kepentingannya dirugikan oleh siapapun. 24 Berdasarkan teori keadilan seperti yang dikemukakan oleh John Rawls dan Adam Smith tersebut, maka dalam pemberian kredit sindikasi, kontrak kredit sindikasi haruslah mencerminkan keadilan yang seimbang diantara para pihak, baik diantara para kreditur dan debiturnya. Jangan sampai ada pihak yang merasa dirugikan dengan pelaksanaan sindikasi tersebut.

2. Kerangka konsepsi

Konsepsi berasal dari bahasa latin yaitu conceptio yang bermakna hal yang dimengerti. Sedangkan pengertian berasal dari kata defenitio yang bermakna perumusan yang pada hakekatnya merupakan suatu bentuk ungkapan pengertian 24 http:annie-ocktaviani.blogspot.com201010keadilan-dalam-bisnis-pahamtradisional.html Universitas Sumatera Utara 17 disamping aneka bentuk lain yang dikenal dalam epistemologi atau teori ilmu pengetahuan. 25 Dalam penelitian hukum, adanya kerangka konsepsi dan landasan teoritis menjadi syarat yang sangat penting. Dalam beberapa kerangka konsepsi diungkapkan beberapa konsepsi atau pengertian yang akan digunakan sebagai dasar penelitian hukum dan didalam landasan atau kerangkan teoritis diuraikan segala sesuatu yang terdapat dalam teori sebagai sistem aneka teori. 26 Suatu teori pada umumnya merupakan gambaran dari apa yang sudah pernah dilakukan penelititan atau diuraikan, sedangkan suatu konsepsi lebih bersifat subjektif dari konsepnya untuk sesuatu penelitian atau penguraian yang akan dirampung. Kerangka konsepsional mengungkapkan beberapa konsepsi atau pengertian yang akan dipergunakan sebagai dasar penelitian hukum. 27 Konsep atau kerangka konsepsi pada hakikatnya merupakan suatu pengarah atau pedoman yang lebih konkrit daripada kerangka teoritis yang sering kali masih bersifat abstrak, namun demikian suatu kerangka konsepsi belaka kadang-kadang masih juga dirasakan abstrak, sehingga diperlukan defenisi-defenisi operasional yang akan dapat pegangan konkrit dalam proses penelitian. 28 Oleh karena itu, untuk dapat menjawab permasalahan dalam penelitian tesis ini diperlukan rumusan defenisis 25 Soerjono Soekanto, Sri Mahmuji, Penelitian Hukum Normatif suatu tinjauan singkat, Rajawali Pers, 1995, hal. 7. 26 Edmon Makarim, Pengantar Hukum Telematika Suatu Kompilasi, Rajagrafindo, Jakarta, 2005, h. 2. 27 Sarjono Suekanto, Sri Mahmuji, loc Cit. 28 A. Pitlo, Pembuktian dan Kadaluarsa, Intermasa, Jakarta, 1986, h. 52. Universitas Sumatera Utara 18 operasional yang berhubungan dengan istilah-istilah yang akan dipergunakan seperti Undang-undang dan beberapa literatur. Istilah kontrak dalam bahasa Indonesia sudah lama ada dan bukan merupakan istilah asing. Misalnya dalam hukum dikenal istilah ”Kebebasan Berkontrak”, bukan ”Kebebasan Berperjanjian”, ”Berperhutangan”, atau ”Berperikatan”. Juga lama dikenal istilah ”kuli kontrak”. Istilah kontrak berasal dari bahasa Inggris, yaitu contracts, bahasa Belanda menyebutnya overeenkomst perjanjian. 29 Menurut Stefen Gifis dalam bukunya Munir Fuady, ada juga yang memberikan pengertian kepada kontrak sebagai suatu perjanjian atau serangkaian perjanjian dimana hukum memberikan ganti rugi terhadap wanprestasi terhadap kontrak tersebut oleh hukum dianggap sebagai tugas. 30 Selanjutnya Salim HS mengemukakan bahwa hukum kontrak adalah ”Keseluruhan dari kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum. Definisi lain berpendapat bahwa hukum kontrak dari Ensiklopedia Indonesia adalah rangkaian kaidah-kaidah hukum yang mengatur berbagai persetujuan dan ikatan antara warga- warga hukum. Secara etimologis istilah kredit berasal dari bahasa latin credere, yang berarti kepercayaan. Misalkan, seorang nasabah debitur yang memperoleh kredit dari bank adalah tentu seseorang yang mendapat kepercayaan dari bank. Hal ini menunjukkan 29 Salim HS, Op Cit, h. 29. 30 Munir Fuady, Misteri di Balik Kontrak Bermasalah, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000, h. 4 Universitas Sumatera Utara 19 bahwa yang menjadi dasar pemberian kredit oleh bank kepada debitur adalah kepercayaan. Atau dari kata creditumcredo yang berarti saya percaya. 31 Menurut Ketentuan Pasal 6 Undang-undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 yang mengatur tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan selanjutnya disebut UU Perbankan, kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh Bank Umum adalah memberikan kredit. Pengertian kredit dalam Undang-undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 pasal 1 butir 11 dapat temukan pengertian kredit adalah sebagai berikut: Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Savelberg dalam buku Mariam Darus Badarulzaman menyatakan bahwa kredit mempunyai arti antara lain adalah: a Sebagai dasar dari suatu perikatan bahwa seseorang berhak menuntut sesuatu dari orang lain. b Sebagai jaminan, yaitu seseorang menyerahkan sesuatu kepada orang lain dengan tujuan untuk memperoleh kembali apa yang diserahkan itu commodatus, depositus, regulare, pignus. Levy dalam Mariam Darus Badarulzaman merumuskan arti hukum dari kredit sebagai berikut: Menyerahkan secara sukarela sejumlah uang untuk digunakan secara bebas oleh penerima kredit. Penerima kredit berhak mempergunakan pinjaman itu 31 Hermansyah, Hukum Perbankan Indonesia, Kencana, Jakarta, 2005, h. 55 Universitas Sumatera Utara 20 untuk keuntungannya dengan kewajiban mengembalikan jumlah pinjaman itu di belakang hari. M Jakile dalam buku Mariam Darus Badarulzaman mengemukakan bahwa kredit adalah suatu ukuran kemampuan dari seseorang untuk mendapatkan sesuatu yang bernilai ekonomis sebagai ganti dari janjinya untuk membayar kembali hutangnya pada tanggal ersebut. 32 Kata sindikasi secara etimologis berasal dari kata syndicat latin yang berarti pengelompokan kepentingan. Bisa juga dari kata syndicat Belanda yang mempunyai arti gabungan pengusaha. 33 Yang dimaksud dengan kredit sindikasi tidak lain dari suatu pemberian kredit seperti biasanya, baik domestik maupun internasional, hanya dalam suatu kredit sindikasi, pihak krediturnya lebih dari satu pihak sementara pihak debitur tetap 1 satu subyek hukum. 34 Pendapat lain mengenai kredit sindikasi atau syndicated loan ialah pinjaman yang diberikan oleh beberapa kreditur sindikasi, yang biasanya terdiri dari bank-bank atau lembaga keuangan lainnya kepada seorang debitur yang biasanya berbentuk badan hukum untuk membiayai satu atau beberapa proyek pembangunan gedung dan pabrik milik debitur. 35 32 Mariam Darus Badarulzaman, Perjanjian Kredit Bank, Alumni, Bandung, 1982 , h.. 21-22 33 S Wojowarsita, Istilah Hukum Latin Indonesia, PT. Intrermasa, Jakarta, 1977, h. 653. 34 Munir Fuady, Hukum Kontrak dari Sudut Pandang Hukum Bisnis, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001, h. 109. 35 Karimsyah Law Firm. Kredit Sindikasi.http :Google.com Universitas Sumatera Utara 21

G. Metode Penelitian

Sebagai sebuah penelitian ilmiah, maka rangkaian kegiatan penelitian dimulai dari pengumpulan data sampai pada analisis data dilakukan dengan memperhatikan kaidah-kaidah ilmiah, sebagai berikut : 1. Sifat penelitian dan metode pendekatan Sesuai dengan karakteristik perumusan masalah yang ditujukan untuk menganalisis tentang perjanjian kredit sindikasi ditinjau dari hukum kontrak, maka jenis penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis Normatif yaitu dengan meneliti bahan kepustakaan atau data skunder yang meliputi buku-buku serta norma- norma hukum yang terdapat pada praturan perundang-undangan yang berkaitan dengan judul dalam penelitian ini. Penelitian yuridis normatif adalah metode penelitian yang mengacu pada norma-norma yang dilakukan dengan menganalisis permasalahan dalam penelitian melalui pendekatan asas-asas hukum serta peraturan perundang-undangan. 36 Mengutip istilah Ronald Dworkin, penelitian ini juga disebut penelitian doktrinal doctrinal research, yaitu suatu penelitian yang menganalisis hukum baik yang tertulis di dalam buku law as written in the book, maupun yang diputuskan oleh hakim melalui proses di pengadilan law it is decided by the judge through judical prosess. 37 36 Soerjono Soekanto, Sri Mahmuji, penelitian hukum normatif, Bayumedia, Surabaya, 2006, h. 14. 37 Bismar Nasution, Metode Penelititan Normatif Dan Perbandingan Hukum Makalah Disampaikan Dalam Dialog Interaktif Tentang Penelitian Hukum Dan Hasil Penulisan Hukum Pada Makalah Akreditasi, Medan : Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Tanggal 18 Februari 2003, h. 1. Universitas Sumatera Utara 22 2. Sumber data Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari : Data sekunder, data yang diperlukan untuk melengkapi data primer. Adapun data sekunder tersebut antara lain : 1 Bahan hukum primer Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang besifat autoritatif artinya mempunyai otoritas. Bahan hukum primer terdiri dari Peraturan perundang-undangan dan putusan pengadilan. 38 Peraturan perundang-undangan yang di kaitkan dalam penulisan tesis ini adalah, Buku ke-III KUHPerdata, Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan, Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 yang mengatur Tentang Perubahan UU No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, Undang- undang Nomor 42 tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia, Peraturan Bank Indonesia Nomor 732005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit, Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 2369KEPDIR tentang Jaminan Pemberian Kredit, Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 633UPK tanggal 3 Oktober 1973 Tentang Pembiayaan Bersama oleh Bank Pemerintah, Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 1126UPK tanggal 12 Januari 1979 Tentang Pembiayaan Secara Konsorsium oleh Bank Pemerintah, Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 161UKU tanggal 1 Juni 1983 Tentang Pembiayaan kepada Bank Sindikasi. 2 Bahan hukum sekunder 38 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta, 2006, h. 141. Universitas Sumatera Utara 23 Bahan hukum sekunder merupakan publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen resmi, seperti: buku-buku bacaan hasil-hasil penelitian, artikel, majalah dan jurnal ilmiah hasil seminar atau pertemuan lainnya yang relevan dengan penelitian ini. 3 Bahan hukum tertier Bahan hukum tersier merupakan bahan hukum penunjang yang mencakup Bahan yang memberi petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti : kamus hukum, kamus umum, serta bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier diluar hukum yang relevan dan dapat dipergunakan untuk melengkapi data yang diperlukan dalam penelitian ini. Beberapa tulisan dalam media internet juga turut menjadi bahan bagi penulisan tesis ini sepanjang memuat informasi yang relevan dengan penelitian ini. Pengggunaan secara layak fair use terhadap bahan-bahan huku yang diperoleh dari media internet untuk tujuan ilmiah. 39 Selain itu sebagai bahan perbandingan, penulis akan melalukan wawancara pada PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan. Tujuan wawancara ini adalah untuk menyempurkan penulisan tesis ini dalam membahas masalah perjanjian kredit sindikai. Wawancara dilakukan Pada Bulan Desember Pada bagian Divisi Kredit pada PT. Bank Sumut yaitu dengan mewawancara langsung Bapak Teddy Pribadi selaku pimpinan Divisi Kredit PT. Bank Sumut. 39 Jhonny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Bayumedia, Jakarta, 2005, h. 340. Universitas Sumatera Utara 24 3. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik kepustakaan library reseach untuk mendapatkan data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertier yakni dengan meneliti sumber bacaan yang berhubungan dengan tesis ini, seperti buku-buku, majalah hukum, artikel-artikel dan bahan penunjang lainnya. Alat pengumpulan data dilakukan dengan cara studi dokumen. 4. Analisis data Analisis data adalah proses mengumpulkan data, mentabulasi data, mensistematisasi data, menganalisis data dan menarik kesimpulan dengan menggunakan logika berfikir deduktif-induktif yaitu menarik kesimpulan dari hal yang umum kepada hal yang khusus. Analisis data dalam penelitian ini menggunalan metode pendekatan yang bersifat kualitatif, yaitu pendekatan dengan cara mempelajari, memperhatikan kualitas dan kedalaman data yang diperoleh. Universitas Sumatera Utara 25

BAB II PROSEDUR PERJANJIAN KREDIT SINDIKASI

A. Pengertian Perjanjian Kredit Sindikasi

Berdasarkan poin 1 Ketentuan Umum SK Direksi PT. Bank Sumut Nomor : 371DIRDKR-KRSK2005 tentang Kredit Sindikasi, yang dimaksud dengan Kredit Sindikasi adalah Suatu kerjasama pemberian kredit antara dua atau lebih lembaga keuangan Bank kepada atau dengan sebuah perusahaan Debitur untuk pembiayaan suatu proyek dengan syarat-syarat atau ketentuan kredit yang sama dengan perjanjian kredit yang umumnya ditandatangani bersama-sama dan ditatausahakan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Bank yang disebut agen. Kredit sindikasi adalah adalah teknik bagi suatu bank untuk menyebarkan resiko dalam pemberian kredit. Oleh karena itu tidak cocok untuk kredit dalam jumlah kecil, dimana bank dapat sendiri memenuhi permintaan kredit tersebut. 40 Namun apabila jumlah kredit yang sangat besar sehingga resiko yang dirasakan bank terlaku besar dan bank tersebut tidak dapat memikulnya sendiri , meskipun BMPK dari bank belum terlampaui, maka bank tersebut akan berusaha menbentuk suatu sindikasi utuk dapat memberikan dana kepada debitur. 41

B. Dasar Hukum Pelaksanaan Perjanjian Kredit Sindikasi di Indonesia

Kredit sindikasi yang dilakukan oleh lembaga perbankan adalah kredit yang diberikan oleh dua atau lebih banklembaga keuangan non bank dengan syarat dan 40 Sutan Remi Sjahdeini, Kredit Sindikasi Proses, Teknik Pemberian Dan Aspek Hukumnya, Loc Cit. 41 Ibid. Universitas Sumatera Utara 26 ketentuan yang sama bagi peserta sindikasi, didokumentasikan dengan dokumen kredit dan diadministrasikan oleh agen. Hal ini untuk membedakannya dengan kredit konsorsium. Perbedaan antara kredit konsorsium dengan kredit sindikasi, yaitu: 42 1. Analisa kredit sindikasi dilakukan oleh masing-masing peserta sindikasi sedangkan analisa kredit konsorsium dilakukan oleh bank induk. 2. Kontrak kredit sindikasi ditandatangani oleh semua peserta sindikasi dan debitur, dan hanya terdapat 1 kontrak untuk semua pihak dalam sindikasi. Kontrak kredit konsorsium ditandatangani oleh bank induk debitur. Ada juga kontrak kredit konsorsium yang ditandatangani bank induk dengan bank peserta konsorsium. 3. Suku bunga kredit sindikasi didasarkan atas kesepakatan kreditur dan debitur, sedangkan suku bunga kredit konsorsium didasarkan atas kesepakatan bank induk dengan debitur. 4. Hubungan peserta sindikasi dengan debitur diwakili oleh agen, sedangkan dalam kredit konsorsium debitur hanya boleh berhubungan dengan bank induk, peserta konsorsium hanya berhubungan dengan bank induk. Semua kegiatan yang dilakukan bank tentu membutuhkan hukum sebagai landasannya. Walaupun belum terdapat Undang-undang yang mengaturnya, kredit sindikasi berpedoman pada: 42 Wawancara penulis dengan Bapak Teddy Pribadi, Bagian Divisi Kredit PT. Bank Sumut, pada hari Selasa tanggal 13 Desember 2011 pukul 17.16 Wib. Universitas Sumatera Utara 27 1. Peraturan Bank Indonesia No. 732005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit. 2. Surat Edaran Bank Indonesia No. 633UPK tanggal 3 Oktober 1973 Tentang Pembiayaan Bersama oleh Bank Pemerintah. 3. Surat Edaran Bank Indonesia No. 1126UPK tanggal 12 Januari 1979 Tentang Pembiayaan Secara Konsorsium oleh Bank Pemerintah. 4. Surat Edaran Bank Indonesia No. 161UKU tanggal 1 Juni 1983 Tentang Pembiayaan kepada Bank Sindikasi. Khusus mengenai pemberian dan pelaksanaan kredit sindikasi pada PT. Bank Sumut, selain berpedoman kepada aturan di atas juga berpedoman kepada Ketentuan Umum SK Direksi PT. Bank Sumut Nomor : 371DIRDKR-KRSK2005 Tentang Kredit Sindikasi. Di samping itu peraturan perundang undangan yang terkait dengan kontrak kredit sindikasi yaitu Pasal 1320 dan Pasal 1338 KUHPerdata. Pasal 1320 KUHPerdata mengatur tentang syarat sahnya kontrak, sedangkan Pasal 1338 KUHPerdata mengatur tentang kebebasan para pihak membuat kontrak. Peraturan-peraturan dari Bank Indonesia tersebut yang menjadi dasar berlakunya kredit sindikasi di Indonesia. Hal ini tentu mendorong perlu dipikirkannya pembentukan peraturan Perundang-undangan yang khusus mengatur tentang kredit sindikasi. Jadi, dengan adanya Undang-undang tersebut akan menjamin kepastian hukum para pihak dalam melakukan kontrak berdasarkan prinsip kontrak sindikasi. Adanya peraturan di atas membuat kredit sindikasi berkembang pesat. Universitas Sumatera Utara 28 Dalam Ketentuan Umum SK Direksi PT. Bank Sumut Nomor : 371DIRDKR-KRSK2005 tentang Kredit Sindikasi, pelaksanaan kredit sindikasi berpedoman kepada : 1. Buku pedoman perkreditan tentang kredit sindikasi yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan SK direksi tentang kredit sindikasi. 2. Asas-asas perkreditan yang sehat dan prinsip kehati-hatian prudentian banking.

C. Proses Terjadinya Perjanjian Kredit Sindikasi

Proses terjadinya kredit sindikasi dijelaskan di bawah ini terdiri dari beberapa rangkaian proses, yaitu :

1. Pembentukan Arranger