Kecakapan untuk membuat suatu perikatan

62 Misalnya apabila Kreditur maupun Debitur memberikan persetujuan karena ia diancam akan dianiaya atau membuka rahasia bank. Dimaksud kekhilafan atau kekeliruan apabila salah satu pihak khilaf tentang hal-hal yang menjadi pokok dari apa yang diperjanjikan atau tentang sifat-sifat penting dari barang yang menjadi obyek perjanjian atau mengenai sifat khusus atau keahlian khusus diri orang dengan siapa diadakan perjanjian. Mengenai penipuan dalam Pasal 1328 KUHPerdata apabila tipu muslihat itu dipakai oleh salah satu pihak sehingga terang nyata membuat pihak lain tertarik akan membuat perjanjian itu. Sehingga, sebelum ada kesepakatan penandatanganan kredit sindikasi para pihak tentu sangat berhati-hati agar tidak terjadi ketiga hal di atas. Penting bagi kreditur untuk meneliti dan menganalisa dokumen penawaran offeree yang diberikan padanya. Bagi Debitur pun demikian, meneliti perjanjian sindikasi terlebih dahulu sebelum menandatanganinya.

2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan

Pada prinsipnya semua orang dinyatakan cakap untuk membuat perjanjian. Pengecualian untuk yang tidak cakap diatur dalam Pasal 1329 KUHPerdata. Adapun bunyi Pasal 1329 KUHPerdata : Setiap orang adalah cakap umtuk membuat perikatan-perikatan, jika ia oleh Undang-undang tidak dinyatakan tidak cakap. Pengecualian atas prinsip yang ada dalam Pasal 1329 KUHPerdata ada dalam Pasal 330 KUHPerdata yang menyatakan bahwa mereka yang belum genap umur 21 tahun dan tidak telah menikah adalah belum dewasa. Dengan kata lain setiap orang Universitas Sumatera Utara 63 yang sudah dewasa pikirannya adalah cakap menurut hukum. Para pihak yang terikat dalam perjanjian kredit sindikasi adalah kreditur dan debitur. Perbeadaannya dalam kredit sindikasi bahwa kreditur lebih dari 1 satu pihak. Subyek dari debitur berupa badan hukum baik swasta maupun pemerintah. Tidak menutup kemungkinan manusia pribadi, namun jarang terjadi. Badan hukum sebagai upaya mempertegas dan memperjelas status hukum para pihak guna menciptakan kepastian hukum. Krediturnya berupa bank baik swasta maupun pemerintah. Serta dimungkinkan dengan bank asing dalam kredit sindikasi bertaraf internasional. Satu-satunya lembaga keuangan lain yang diijinkan oleh Bank Indonesia yaitu sekuritas. Lembaga keuangan lainnya seperti koperasi, pegadaian dan lain-lain belum bisa ikut karena terbentur pada peraturan Bank Indonesia. 56 Dalam perjanjian kredit sindikasi telah dimuat uraian-uraian yang memuat secara jelas identitas para pihak sehingga diketahui cakap tidaknya dalam membuat perjanjian. Badan hukum yang ikut sebagai peserta sindikasi diwakili oleh orang yang telah diberi kuasa oleh perusahaannya. Pihak bank juga diwakili oleh pejabat yang telah diberi kuasa sesuai dengan kewenangannya. Mereka yang nantinya melakukan tanda tangan sebagai tanda telah terjadi kesepakatan. Apabila ada lebih sari 1 satu kreditur dan 1 satu debitur, maka mereka semua harus menandatangani perjanjian. Untuk melakukan segala hal terkait dengan kredit sindikasi tersebut harus melalui kesepakatan dari peserta sindikasi. Apabila tidak tercapai kesepakatan atau persetujuan dari para kreditur untuk memutuskan suatu masalah yang timbul sehubungan dengan perjanjian kredit danatau pelaksanaan perjanjian termasuk restrukturisasi dalam rangka penyelamatan 56 Hasil Wawancara dengan Bapak Teddy Pribadi, Divisi Kredit PT. Bank Sumut, hari Selasa, tanggal 13 Desember 2011, pukul 17.15 Wib. Universitas Sumatera Utara 64 kredit, maka para kreditur dengan ini setuju untuk mengambil keputusan berdasarkan pendapat kreditur mayoritas. 57 Ketentuan pengambilan keputusan atas dasar pendapat kreditur mayoritas tersebut tidak berlaku untuk setiap : 58 a. Perubahan cara perhitungan bunga atau periode berlakunya suku bunga. b. Perubahan jangka waktu kredit, jangka waktu pembayaran, atau perubahan dalam jumlah dari setiap pembayaran kredit, bunga atau setiap jumlah lainnya yang terhutang berdasarkan perjanjian kredit. c. Perubahan definisi dari kreditur mayoritas. d. Perubahan danatau pelepasan jaminan. Pada pokoknya yang bukan dalam rangka restrukturisasi kredit, kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari para kreditur. Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa restrukturisasi perubahan perjanjian utang yang dilakukan dalam kasus RGM tidak dapat dibenarkan, pendapat dari kreditur mayoritas tidak dapat digunakan dalam pengambilan keputusan karena menyangkut jangka waktu pengembalian kredit dan perubahan suku bunga.

3. Suatu hal tertentu