Pengertian Retorika Ruang Lingkup Retorika
e To actuate to put into action, yaitu menggerakan dan mengarahkan mereka
untuk bertindak mereaisi dan melaksanakan ide yang telah dikomunikasikan oleh orator dihadapan massa.
23
Jadi tujuan dari retorika pada dasarnya adalah untuk mengajak atau meyakinkan kepada penonton bahwa apa yang disampaikan oleh pembicara
orator adalah hal yang penting untuk didengarkan, karena di dalamnya terdapat pesan untuk memberikan informasi, mengarahkan ke arah yang benar, dan juga
untuk menghibur massa. b.
Fungsi Retorika Menurut Plato, retorika bertujuan untuk memberikan kemampuan dalam
menggunakan bahasa yang sempurna, dan merupakan jalan bagi seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang luas.
24
Sedangkan menurut Aristoteles, menampilkan retorikas sebagai ilmu yang berdiri sendiri, yang dikatakan tujuannya adalah untuk mempengaruhi orang
persuasif.
25
Aristotels menyebutkan tiga cara untuk mempengaruhi orang lain: a.
Ethos: anda harus bisa dan sanggup menunjukan pada khalayak bahwa anda memiliki pengetahuan yang luas dan status terhormat.
b. Phatos: anda mampu menyentuh hati, khalayak perasaan, emosi, harapan,
kebencian dan kasih sayang mereka.
23
T.A Latief Rosydy, Dasar-Dasar Retorika Komunikasi dan Informasi, Medan: PT. Firma Rinbow, 1939, hal. 234-235.
24
Onong Uchana Effendi, Filsafat Komunikasi, Bandung: Citra Aditia Bakti, 2003, hal.55.
25
I Gusti Ngurah Oka, Retorika Sebuah Tinjauan Sejarah Pengantar, hal. 63.
c. Logos: anda harus meyakinkan khalayak dengan mengajukan bukti. Pada
situasi ini anda harus mendekati khalayak melalui otak atau pola pikir mereka.
26
I Gusti Ngurah Oka menjelaskan bahwa retorika adalah untuk: a.
Menyediakan gambaran yang jelas tentang manusia terutama dalam hubungan kegiatan bertuturnya, termasuk ke dalam gambaran ini antara lain
gambaran proses kejiwaan ketika ia terdorong untuk bertutur ketika ia mengidentifikasi pokok persoalan dan retorika bertutur ditampilkan.
b. Menampilkan gambaran yang jelas tentang bahasa atau benda yang bisa
diangkat menjadi topik tutur, misalnya gambaran tentang hakikatnya, strukturnya, fungsi dan sebagainya.
c. Mengemukakan gambaran yang terperinci tentang masalah tutur misalnya,
dikemukakan tentang hakikatnya, strukturnya , bagian-bagian dan sebagainya.
d. Bersama-sama dengan penampilan gambaran ketiga hal tersebut di atas
disiapkan pula bimbingan tentang: a
Cara memilih topik b
Cara-cara memandang dan menganalisa topik tutur untuk menentukan sasaran ulasan yang persuasif dan objektif.
c Pemilihan jenis tutur yang disesuaikan dan tujuan yang hendak dicapai.
d Pemilihan materi bahasa serta penyusunan menjadi kalimat-kalimat yang
padu, utuh, mantap, dan bervariasi. Pemilihan gaya bahasa dan gaya tutur dalam penampilan tuturnya.
27
26
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000, hal. 156.