Pengujian Koefisien Determinasi R Uji Sifnifikansi Parsial Uji-t

b. Uji Sifnifikansi Parsial Uji-t

Uji-t dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai variabel terikat. Untuk persamaan struktural pertama hasil uji signifikansi parsial uji-t ditunjukkan pada Tabel 4.8 berikut: Tabel 4.8 Hasil Uji-t Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2011 Dari Tabel 4.8 diperoleh hasil berikut: 1. Variabel Stres Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Motivasi Kerja. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0,000 0,05 dan nilai t hitung 7,961 t tabel 1,67, artinya jika variabel Stres Kerja ditingkatkan maka Motivasi Kerja juga akan meningkat. 2. Konstanta sebesar 2,683, artinya walaupun variabel Stres Kerja bernilai nol maka Motivasi Kerja akan tetap sebesar 2,683.

c. Pengujian Koefisien Determinasi R

2 Koefisien Determinasi R² digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan kata lain, koefisien Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 2.683 .214 12.539 .000 STRES_KERJA .390 .049 .437 7.961 .000 Universitas Sumatera Utara determinasi digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas yang diteliti yaitu stres kerja X terhadap kinerja karyawan Y melalui motivasi kerja Z. Untuk persamaan struktural pertama hasil pengujian koefisien determinasi ditunjukkan pada Tabel 4.9 berikut: Tabel 4.9 Pengujian Koefisien Determinasi Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2011 Berdasarkan Tabel 4.9 dapat terlihat bahwa : 1. R = 0,437 berarti hubungan antara variabel Stres Kerja terhadap Motivasi Kerja adalah sebesar 43,70. Ini berarti hubungannya cukup erat. 2. R 2 = 0,191 berarti 19,10 variabel Stres Kerja dapat dijelaskan oleh variabel Motivasi Kerja, sedangkan sisanya 80,9 dapat dijelaskan variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

2. Persamaan Struktural Kedua a. Metode Analisis Jalur

Metode analisis jalur digunakan dalam sebuah penelitian karena terdapat kemungkinan hubungan antarvariabel dalam model yang bersifat linier. Y 2 = ρy 2 x 1 X 1 + ρy 2 y 1 Y 1 + € 2 Hasil analisis regresi dari persamaan struktural kedua dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut: Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .437 a .191 .188 .52891 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.10 Analisis Regresi Pengaruh X 1 dan Y 1 Terhadap Y 2 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2011 Persamaan matematika model jalur 2: Y 2 = 0,210X 1 + 0.512Y 1 + 60,5 € 2

b. Uji Sifnifikansi Parsial Uji-t

Uji-t dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai variabel terikat. Untuk persamaan struktural pertama hasil uji signifikansi parsial uji-t ditunjukkan pada Tabel 4.11 berikut: Tabel 4.11 Hasil Uji-t Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 2011 Dari Tabel 4.11 diperoleh hasil berikut: Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .888 .260 3.408 .001 STRES_KERJA .210 .053 .210 3.985 .000 MOTIVASI_KERJA .573 .059 .512 9.707 .000 Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .888 .260 3.408 .001 STRES_KERJA .210 .053 .210 3.985 .000 MOTIVASI_KERJA .573 .059 .512 9.707 .000 Universitas Sumatera Utara 1. Variabel Stres Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0,000 0,05 dan nilai t hitung 3,985 t tabel 1,67, artinya jika variabel Stres Kerja ditingkatkan maka Kinerja Karyawan juga akan meningkat. 2. Variabel Motivasi Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0,000 0,05 dan nilai t hitung 9,707 t tabel 1,67, artinya jika variabel Motivasi Kerja ditingkatkan maka Kinerja Karyawan juga akan meningkat. 3. Konstanta sebesar 8,888, artinya walaupun variabel Stres Kerja dan Motivasi Kerja bernilai nol maka Kinerja Karyawan akan tetap sebesar 8,888.

c. Pengujian Koefisien Determinasi R