Analisis Fundamental Perubahan Harga Saham

2.1.4. Perubahan Harga Saham

Harga saham merupakan harga yang terbentuk di bursa saham dan umumnya harga saham itu diperoleh untuk menghitung nilai saham. Faktor – faktor yang mempengaruhi harga saham dapat dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal Weston dan Brigham, 1993. Menurut Kodrat dan Indonanjaya 2010, Faktor internal yang mempengaruhi harga saham adalah keputusan dividen, struktur permodalan dan risiko. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi harga saham adalah peraturan yang ada, resesi ekonomi, sentimen pasar dan lain – lain. Terdapat dua pendekatan dalam penilaian saham yaitu : 1. Analisis saham fundamental Fundamental Security Analysis 2. Analisis teknikal Technical Analysis

2.1.4.1. Analisis Fundamental

Analisis fundamental menyatakan bahwa setiap instrumen investasi mempunyai landasan yang kuat yaitu nilai intrinsik yang dapat ditentukan melalui suatu analisis yang sangat hati-hati terhadap kondisi pada saat sekarang dan prospeknya di masa yang akan datang. Analisis fundamental menggunakan data fundamental yaitu data yang berasal dari keuangan perusahaan. Ide dasar pendekatan ini adalah bahwa harga saham dipengaruhi oleh kinerja perusahaan. Model penilaian saham berdasarkan atas faktor-faktor fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan i mengestimate nilai Universitas Sumatera Utara faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan ii menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Model ini sering disebut sebagai share price forecasting model, dan sering dipergunakan dalam berbagai pelatihan analisis sekuritas. Kodrat dan Indonanjaya, 2010. Menurut Yuliati et al, 1997 Analisis fundamental akan bergerak dari keadaan yang umum ke keadaan yang lebih spesifik, yaitu : a. Analisis dimulai dengan memahami siklus usaha secara umum perekonomian. Berdasarkan pengamatan pada harga-harga saham di pasar modal, diketahui bahwa harga saham cenderung turun sebelum siklus usaha business cycle memasuki masa resesi. Beberapa bulan sebelum mengalami penurunan, harga saham umumnya akan mencapai puncaknya. Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan fenomena tersebut. Teori yang pertama menyatakan bahwa perilaku investor akan dipengaruhi oleh pengharapannya terhadap kondisi usaha di masa yang akan datang. Jika mereka merasa bahwa akan terjadi resesi, maka mereka akan menjual sekuritas yang dimiliki pada saat itu juga. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan diri dari kerugian capital loss. Penjualan sekuritas oleh para investor akan menurunkan harga keseimbangan sekuritas. Teori yang lain berusaha menjelaskan fenomena diatas dengan mengemukakan argumen yang berlawanan. Mereka menyatakan bahwa perhatian investor Universitas Sumatera Utara akan ditujukan pada keadaan saat ini misalnya tingkat penjualan dan tingkat keuntungan perusahaan. Apabila investor memiliki persepsi yang sama, maka mereka akan melakukan tindakan yang sama pula membeli, menahan atau menjual sekuritas. Hal ini terjadi karena investor diasumsikan bersifat rasional. Salah satu cara untuk mengikuti dan memperkirakan perubahan harga sekuritas adalah dengan memperhatikan indeks pasar modal. Dari pengamatan diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif antara harga sekuritas dengan indeks pasar modal. Pada saat indeks pasar merambat naik, harga sekuritas juga mengalami kenaikan. Dengan melihat perubahan pada indeks pasar, investor secara tidak langsung telah mengikuti dinamika perekonomian secara umum. b. Analisis Industri. Nilai suatu sekuritas akan sangat dipengaruhi oleh tingkat penjualan dan laba perusahaan. Analisis industri dilakukan karena tingkat penjualan dan laba perusahaan, umumnya akan terkait dengan kondisi industri. Analisis industri dilakukan dengan memperhatikan siklus industri yang dibagi dalam empat tahap, yaitu tahap pertumbuhan awal initial growth, ekspansi, kejenuhan dan tahap pertumbuhan akhir. c. Analisis perusahaan individual emiten. Analisis perusahaan individual antara lain dapat dilakukan dengan mengamati kinerja fungsi-fungsi perusahaan dan kepemimpinan para Universitas Sumatera Utara direksi. Dalam hal ini laporan keungan perusahaan memegang peranan penting. Dengan mengevaluasi laporan keuangan tersebut, analis akan mengetahui perkembangan dan kondisi keuangan perusahaan. Menurut Yuliati, et al 1997 Pada hakikatnya penilaian saham melalui analisis fundamental dapat dibedakan menjadi dua metode, yaitu : a. Pendekatan Nilai Sekarang Present Value Approach Pendekatan nilai sekarang menganggap bahwa harga teoritis intrinsik saham merupakan total nilai sekarang dari seluruh aliran kas yang akan diterima selama periode pemegangan saham holding period. Dalam bentuk persamaan matematis, hal ini dapat dinyatakan sebagai berikut : Po = ∑ CI t 1 + k e Dimana : t Po : harga teoritis saham pada periode ke 0. Harga ini merupakan harga beli teoritis saham. CI t k : aliran kas masuk cash inflow pada periode ke t e Berdasarkan persamaan diatas, dapat disimpulkan bahwa penilaian saham dengan menggunakan pendekatan nilai sekarang memerlukan dua informasi berikut : 1. Estimasi aliran kas yang akan diterima selama : tingkat keuntungan yang disyaratkan investor required rate of return. Universitas Sumatera Utara periode pemegangan saham. Aliran kas masuk tersebut dapat berasal dari dividen dan atau capital gain. ; 2. Estimasi terhadap required rate of return. Tingkat keuntungan tersebut mencerminkan penghargaan terhadap waktu dan risiko. b. Pendekatan Price Earning Ratio PER. PER merupakan salah satu indikator yang banyak digunakan dalam penentuan harga saham. Perhitungan harga teoritis saham dengan pendekatan PER dilakukan dengan menentukan harga dari setiap rupiah pendapatan yang akan diterima. Berikut persamaan matematis untuk mencari rasio tersebut adalah : PER = P o E o atau PER = P o E Dimana : 1 P o E : harga saham saat ini o E : laba per lembar saham earning per share saat ini. 1 PER sering dipakai untuk mengelompokkan saham berdasarkan tingkat pertumbuhannya. Saham dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi umumnya memiliki PER yang lebih tinggi pula. : estimasi earning per share EPS pada periode yang akan datang.

2.1.4.2. Analisis Teknikal

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap Perubahan Harga Saham dan Likuiditas Saham Pada Perusahaan Go Public Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 51 103

Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap Perubahan Harga Saham dan Likuiditas Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 24 112

Pengaruh Kebijakan Dividen, Leverage, dan Likuiditas terhadap Harga Saham dengan Beta Saham sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 11 111

ANALISIS PENGARUH PENGUMUMAN PEMECAHAN SAHAM (STOCK SPLIT) TERHADAP HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 7

Pengaruh Stock Split dan Earnings Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 20

ANALISIS LABA PER SAHAM DAN DIVIDEN PER SAHAM TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN STOCK SPLIT DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 72

Pengaruh Kebijakan Dividen, Leverage, dan Likuiditas terhadap Harga Saham dengan Beta Saham sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Kebijakan Dividen, Leverage, dan Likuiditas terhadap Harga Saham dengan Beta Saham sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Kebijakan Dividen, Leverage, dan Likuiditas terhadap Harga Saham dengan Beta Saham sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

ANALISIS LABA PER SAHAM DAN DIVIDEN PER SAHAM TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN STOCK SPLIT DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 16