Dividen dan Teori Kebijakan Dividen

dengan dua cara, dimana yang pertama adalah : Ri,t = Pt-1 Pt – Pt-1 + Dt Keterangan : Ri,t : Return saham i untuk waktu t hari, bulan, tahun berjalan, dsb Pt : Price yaitu harga untuk waktu t. Pt-1 : Price yaitu harga untuk waktu sebelumnya kemarin, bulan lalu, dsb Dt : Dividen tunai interim dan dividen tunai final. Karena ada kemungkinan capital loss, maka Ri,t dapat negatif. Rumus perhitungan return saham yang kedua adalah : Ri,t = IHSIi-t IHSIt - IHSIt-1 + Dt Keterangan : Ri,t : Return saham individual untuk waktu t hari ini, bulan berjalan, dsb IHSIt : Indeks Harga Saham Individual untuk waktu t IHSIt-1 : Indeks Harga Saham Individual untuk waktu sebelumya. Dt : Dividen tunai interim dan dividen tunai final.

2.1.2. Dividen dan Teori Kebijakan Dividen

Dividen merupakan laba yang dibagikan kepada pemegang saham atau pembayaran sejumlah dana kepada pemegang saham sesuai jumlah saham yang dimilikinya Skousen Stice, 2001. Universitas Sumatera Utara Kieso dan Weygandt 2008 menyatakan pembagian dividen umumnya didasarkan atas akumulasi laba, yaitu laba ditahan, atau atas beberapa pos modal lainnya seperti tambahan modal disetor. Dividen memiliki jenis sebagai berikut : a. Dividen Tunai. Dividen jenis ini dibagikan dalam bentuk kas atau uang tunai. Dividen tunai paling umum dibagikan oleh perusahaan kepada para pemegang saham. Besar kecilnya pembagian dividen tergantung dari pembatasan – pembatasan, undang-undang, kontrak-kontrak dan jumlah uang yang dimiliki atau tersedia dalam perusahaan. b. Dividen Properti Hutang dividen dalam bentuk aktiva perusahaan selain kas disebut sebagai dividen properti atau dividen in kind. Dividen properti dapat berupa barang dagang, real estate atau investasi atau bentuk lainnya yang dirancang dewan direksi. Ketika dividen properti diumumkan, perusahaan harus menetapkan kembali nilai wajar properti yang akan dibagikan, dengan mengakui setiap keuntungan atau kerugian sebagai perbedaan antara nilai wajar dan nilai buku properti pada tanggal pengumuman. c. Dividen likuidasi Dividen likuidasi liquidating dividend yaitu dividen yang tidak didasarkan atas laba ditahan yang menyiratkan bahwa dividen ini merupakan pengembalian dari investasi pemegang saham dan bukan dari laba. Dengan kata lain, setiap dividen yang tidak didasarkan pada laba merupakan Universitas Sumatera Utara pengurangan modal disetor perusahaan dan sejauh itu merupakan dividen likuidasi. d. Dividen saham Dividen saham stock dividend merupakan penerbitan oleh suatu perseroan atas saham miliknya sendiri kepada pemegang saham atas dasar prorata. Dividen saham diterbitkan untuk mengkapitalisasi sebahagian dari laba misalnya reklasifikasi jumlah yang dihasilkan ke modal kontribusi dan dengan demikian menahan laba dalam perusahaan atas dasar permanen. Menurut Halim 2005, Ada tiga bentuk pembayaran dividen, yaitu : a. Dividen dalam jumlah rupiah stabil. Kebijakan pembayaran dividen yang stabil artinya jumlah dividen per lembar yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi. b. Dividen dengan rasio pembayaran konstan Kebijakan pembayaran dividen dengan rasio pembayaran konstan yaitu pembayaran dividen berdasarkan persentase tertentu dari laba. c. Dividen tetap yang rendah ditambah dividen ekstra. Yaitu kebijakan pembayaran dividen yang merupakan modifikasi dari kebijakan dividen dalam jumlah stabil dan kebijakan pembayaran dividen dengan rasio pembayaran konstan. Weston dan Brigham 1998 menyatakan mekanisme pembagian dividen yang Universitas Sumatera Utara aktual adalah sebagai berikut : a. Announce Date tanggal pengumuman, adalah pada saat direksi perusahaan mengumumkan rencana pembagian dividen sesuai dengan hasil RUPS. b. Holder of Record Date tanggal pencatatan pemegang saham, adalah hari terakhir untuk mendaftarkan diri sebagai pemegang saham agar berhak menerima dividen yang akan dibagikan perusahaan. Investor yang membeli saham setelah tanggal tersebut tidak berhak menerima dividen yang akan dibagikan. c. Ex – Dividend Date tanggal ex-dividend, adalah tanggal pada saat hak atas dividen periode berjalan dilepaskan dari sahamnya, biasanya dengan jangka waktu empat hari kerja sebelum tanggal pencatatan saham. Perdagangan saham sebelum tanggal ex-dividend disebut cum dividend. d. Dividend Payment tanggal pembayaran, adalah tanggal pada saat dividen benar-benar dibayarkan oleh perusahaan. Kebijakan dividen ialah keputusan untuk membagikan keuntungan atau menahannya untuk melakukan investasi kembali didalam perusahaan. Model dasar harga saham memperlihatkan bahwa jika perusahaan yang bersangkutan menjalankan kebijakan untuk membagikan tambahan dividen tunai, hal ini akan meningkatkan nilai perusahaan yang tercermin dalam peningkatan harga saham. Namun jika dividen tunai meningkat, maka akan semakin sedikit dana yang tersedia untuk melakukan investasi kembali, sehingga tahap pertumbuhan yang diharapkan untuk Universitas Sumatera Utara masa akan datang akan rendah, dan hal ini akan menekan harga saham Erlina, 2008. Ada tiga pendapat mengenai Kebijakan dividen, yaitu : 1. Dividen tidak mempengaruhi harga saham. Teori ini berdasarkan pandangan bahwa Kebijakan dividen tidak akan mempengaruhi baik rancangan investasi atau struktur modal dan tidak akan mempengaruhi terhadap aliran kas pada masa depan. Berdasarkan pandangan ini, keefisienan pasar modal menjadi kritis dan cukai diabaikan. 2. Dividen akan menurunkan harga saham. Jika kadar cukai investor atas dividen lebih besar dari untung laba modal, maka investor akan berusaha untuk melakukan investasi kembali pendapatan mereka untuk memaksimumkan return setelah cukai mereka. Sudah tentu, berdasarkan alasan ini, jika tarif cukai atas capital gain melebihi tarif dividen, maka akan terjadi sebaliknya. 3. Dividen akan menaikkan harga saham. Pendapatan dari dividen merupakan hal yang sangat diharapkan oleh investor. Dengan asumsi seperti ini, keputusan manajer untuk menaikkan dividen merupakan tanda bahwa perusahaan tersebut mempunyai kemampuan untuk menghasilkan keuntungan pada masa yang akan datang, hal ini akan mendorong harga saham menjadi lebih tinggi. Sebaliknya, dividen yang rendah merupakan tanda yang kurang baik dan akhirnya akan menurunkan harga saham. Disamping itu pembagian dividen merupakan pertanda bagi investor. Universitas Sumatera Utara Kenaikan dividen yang sangat besar menandakan bahwa manajer merasa sangat optimis, sedangkan penurunan dividen menunjukkan bahwa manajer pesimis terhadap masa depan perusahaan. Kebijakan dividen perusahaan akan menarik minat kalangan investor tertentu yang sepakat tentang kebijakan dividen perusahaan Erlina, 2008. Menurut Rosdini 2009, Berikut ini adalah pemaparan mengenai beberapa teori kebijakan dividen : 1. Hipotesis Kontrak Konsep dasar hipotesis kontrak digambarkan oleh Myers 1977, dalam Smith Watts 1992 sebagai berikut: IOS perusahaan merupakan call option hak untuk melakukan pembelian atau investasi di masa mendatang pada tingkat harga tertentu yang nilainya bergantung pada kecenderungan bahwa manajemen akan melaksanakan kesempatan tersebut. Jika perusahaan memiliki hutang yang berisiko tinggi dan dengan hutang tersebut perusahaan melaksanakan pilihan untuk menjalankan proyek yang memiliki net present value positif, maka akan terdapat kemungkinan terjadinya penurunan nilai perusahaan. Hubungan antara kebijakan investasi dan dividen dapat diidentifikasi melalui arus kas perusahaan, yaitu semakin besar jumlah investasi dalam satu periode tertentu, akan semakin kecil dividen yang diberikan. 2. Hipotesis Pecking Order Hipotesis Pecking Order yang dikemukakan oleh Myer Majluf 1984 Universitas Sumatera Utara menyatakan bahwa perusahaan yang profitable memiliki dorongan untuk membayar dividen relatif rendah dalam rangka memiliki dana internal lebih banyak untuk membiayai proyek – proyek investasinya. 3. Hipotesis Sinyal Hipotesis sinyal yang dikemukakan oleh Miller Rock 1985 menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas tinggi akan membayar dividen lebih tinggi. Jika sinyal meningkat karena adanya disparitas informasi antara manajer dengan investor, maka perusahaan yang memiliki disparitas informasi besar yang biasanya merupakan perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang kecil akan membayarkan dividen lebih tinggi hubungan negatif sebagai sinyal bahwa kondisi perusahaan baik. 4. Residual Dividend Policy Kebijakan ini menyatakan bahwa dividen yang dibayarkan merupakan sisa dari laba perusahaan setelah dikurangkan dengan yang dibayarkan untuk membiayai perencanaan modal perusahaan Weston dan Brigham, 1993. Artinya perusahaan membayarkan dividen hanya jika terdapat kelebihan dana atas laba perusahaan yang digunakan untuk membiayai proyek yang telah direncanakan. Dasar dari kebijakan ini adalah bahwa investor lebih menyukai perusahaan menahan dan menginvestasikan kembali laba daripada membagikannya dalam bentuk dividen apabila laba yang diinvestasikan kembali tersebut dapat menghasilkan return yang lebih tinggi daripada return rata-rata yang dapat dihasilkan investor dari Universitas Sumatera Utara investasi lain dengan risiko yang sebanding. Menurut Modigliani dan Miller 1958, dengan suatu keputusan investasi tertentu, rasio dividen yang dibagikan tidak ada pengaruhnya dengan harga saham perusahaan. Inti dari pendapat mereka bahwa Kebijakan dividen tidak relevan. Menurut Modigliani dan Miller, penganjur utama teori ketidakrelevanan dividen, bahwa nilai perusahaan perubahan harga saham hanya ditentukan oleh kemampuan dasarnya untuk menghasilkan keuntungan serta resiko dari perusahaan. Dengan kata lain, mereka berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan bergantung semata-mata pada keuntungan yang dihasilkan oleh assetnya bukan pada cara keuntungan tersebut dibagikan antara pembayaran dividen dengan keuntungan yang ditahan Erlina, 2006. Menurut Modigliani dan Miller 1961 Dalam menganalisis kebijakan dividen memakai asumsi adanya pasar sempurna, perilaku rasional dan adanya kepastian. Asumsi-asumsi itu adalah : 1. Semua pembeli dan penjual sekuritas tidak ada yang dapat mempengaruhi harga pasar. 2. Semua pedagang sekuritas memiliki akses yang sama dan tanpa biaya atas semua informasi yang relevan. 3. Tidak ada biaya transaksi seperti biaya broker atau biaya transfer yang terkait dengan perdagangan sekuritas. 4. Tidak ada perbedaan tarif pajak atas dividen dan capital gain atau antara laba yang didistribusikan dan yang tidak didistribusikan. Universitas Sumatera Utara 5. Investor lebih menyukai kekayaan yang banyak daripada yang sedikit. 6. Investor tidak mempermasalahkan apakah kenaikan kekayaan berasal dari dividen atau dari capital gain. 7. Setiap investor sangat yakin akan keberhasilan program investasi dan laba perusahaan di masa depan. 8. Karena adanya kepastian tentang masa depan, semua perusahaan mengeluarkan satu jenis sekuritas yaitu saham biasa. Berdasarkan asumsi diatas, Modigliani dan Miller mengemukakan sebuah fundamental principle of valuation yang menyatakan bahwa harga setiap saham harus sedemikian rupa supaya rate of return dividen ditambah capital gain per rupiah yang diinvestasikan setiap saham sama di seluruh pasar untuk interval waktu tertentu. Rodoni Ali 2010 menyatakan kebijakan dividen penting karena dua alasan yaitu yang pertama, pembayaran dividen akan mempengaruhi harga saham, dengan demikian akan berpengaruh pula dengan perdagangan saham. Kedua, pendapatan yang ditahan retained earning biasanya merupakan sumber tambahan modal sendiri equity capital yang terbesar dan terpenting untuk pertumbuhan perusahaan. Dengan demikian kebijakan dividen yang diambil perusahaan berkaitan dengan tujuan utama pembuatan keputusan keuangan yaitu memaksimalkan nilai harga saham umum perusahaan.

2.1.3. Earnings Growth

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap Perubahan Harga Saham dan Likuiditas Saham Pada Perusahaan Go Public Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 51 103

Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap Perubahan Harga Saham dan Likuiditas Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 24 112

Pengaruh Kebijakan Dividen, Leverage, dan Likuiditas terhadap Harga Saham dengan Beta Saham sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 11 111

ANALISIS PENGARUH PENGUMUMAN PEMECAHAN SAHAM (STOCK SPLIT) TERHADAP HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 7

Pengaruh Stock Split dan Earnings Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 20

ANALISIS LABA PER SAHAM DAN DIVIDEN PER SAHAM TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN STOCK SPLIT DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 72

Pengaruh Kebijakan Dividen, Leverage, dan Likuiditas terhadap Harga Saham dengan Beta Saham sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Kebijakan Dividen, Leverage, dan Likuiditas terhadap Harga Saham dengan Beta Saham sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Kebijakan Dividen, Leverage, dan Likuiditas terhadap Harga Saham dengan Beta Saham sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

ANALISIS LABA PER SAHAM DAN DIVIDEN PER SAHAM TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN STOCK SPLIT DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 16